Seputar Islam

Arti Ghufronaka, Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi dan Adabnya, Makruh Berlama-lama di Kamar Mandi

Berlama lama di kamar mandi, berdiam lama di tempat itu adalah makruh. Karena itu adalah tempat keberadaan setan dan tempat disingkapnya aurat

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
ADAB DI KAMAR MANDI -- Ilustrasi toilet, berikut Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi dan Adabnya, Makruh Berlama-lama di Kamar Mandi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berdoa sebelum melangkah ke dalam kamar mandi, tidak boleh berlama-lama atau mengeluarkan suara, lalu keluar dengan berdoa, ghufronaka yang artinya Ya Allah aku memohon ampun pada-Mu.

Itulah beberapa adab ketika kita berada di dalam kamar mandi. Berikut penjelasan lengkapnya:

ADAB DI DALAM KAMAR MANDI


1. Berdoa sebelum masuk kamar mandi

Allāhumma innī a‘ūżu bika minal khubuṣi wal khabā’iṣi. Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan.”

2. Mendahulukan kaki kiri

Rasul sangat suka mendahulukan yang sebelah kanan terlebih dahulu, namun ketika akan masuk ke kamar mandi, yang didahulukan justru kaki kiri terlebih dahulu.

Mengapa? Hal ini dikarenakan kamar mandi adalah tempat yang kotor dan kita masuk dalam keadaan kotor sehingga didahulukan kaki kiri yang melambangkan kotornya. Sedangkan ketika sudah keluar dari kamar mandi, kita tentu telah membersihkan diri yang dilambangkan dengan keluar dengan kaki kanan terlebih dahulu.

“Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam lebih suka mendahulukan yang kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut, ketika bersuci dan dalam setiap  perkara (yang baik-baik).” (HR. Bukhari)

3. Tidak menghadap atau membelakangi kiblat

Ketika membangun sebuah sebuah rumah yang dilengkapi dengan kamar mandi, hendaknya pemetaan kamar mandi untuk diperhatikan, agar tidak melanggar adab ketika membuang hajat. Ketika buang hajat di dalam kamar mandi.

Di dalam Islam tidak diperbolehkan buang air besar membelakangi kiblat. Dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika kalian mendatangi jamban, maka janganlah kalian menghadap kiblat dan membelakanginya.

 Akan tetapi, hadaplah ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di Syam. Kami mendapati jamban kami dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami pun mengubah arah tempat tersebut dan kami memohon ampun pada AllahTa’ala.” (HR. Bukhari)

4. Beristinja dengan tangan kiri

Hendaknya jika ingin beristinja’ mengguna tangan kiri. Tangan kanan digunakan untuk makan dan kegiatan lainnya. Dari Abu Qotadah, Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari)

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved