Berita Tanjung Enim Kota Wisata
Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam
Anggapan bahwa dunia pertambangan, dengan segala tantangan fisik dan risiko keselamatannya terpatahkan oleh hadirnya perempuan tangguh di PTBA.
Lebih dari sekadar pekerja tambang yang kompeten, Peni, Anin, dan Kartini-Kartini modern lainnya di PTBA juga mengemban peran ganda sebagai ibu.
Setelah bekerja, mereka memiliki peran lain yang tak kalah penting, yaitu sebagai seorang ibu.
"Sebagai perempuan, kita harus membagi dengan baik waktu antara tugas di kantor dan rumah tangga, benar-benar harus ada prioritas. Kalau sudah di kantor, prioritas kerja. Kalau sudah lewat jam kerja, kerjakan aktivitas rumah tangga," tegas Peni mengenai kunci keseimbangan hidupnya.
Namun, mengemban peran ganda bukanlah perkara mudah, seperti yang dirasakan oleh Dzakkiyyah Nur Khairunissa, Enjinir Geoteknik PTBA.
Kelelahan sepulang kerja tak menghalanginya menyambut sang buah hati dengan senyuman.
Di tengah kantuk, ia tetap sabar mendengarkan cerita dan menemani anaknya bermain.
"Kebetulan anak saya baru 2 tahun, usia yang sedang membutuhkan perhatian besar, lagi lincah-lincahnya. Asupan nutrisinya juga harus diperhatikan. Kita sebagai ibu banyak pikiran, tapi di sisi lain harus berperan juga menjalankan tugas di kantor," tuturnya.

Keterbatasan waktu membuatnya harus pandai-pandai memanfaatkannya.
"Kadang kita sudah capek, tapi anak masih ingin bermain. Pernah suatu saat saya menolak bermain dan mengajak istirahat saja, lalu anak saya sedih. Saya jadi menyesal dan merasa bersalah," ungkapnya jujur.
Dalam menjalankan peran ganda ini, dukungan dari keluarga dan lingkungan kerja menjadi krusial.
Dzakkiyyah merasakan betul manfaat komunikasi yang baik dengan suami, rekan kerja, dan atasan.
"Misalnya ketika anak lagi sakit, sementara di kantor ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Di sini kita perlu berbagi peran dengan suami. Misalnya pekerjaan suami sedang tidak banyak, dia yang menemani anak saya yang sedang sakit. Dukungan dari keluarga dan lingkungan kerja sangat dibutuhkan. Komunikasi dengan atasan saya serta rekan kerja untuk bisa memahami kondisi yang mendesak seperti itu juga menjadi hal yang penting," jelasnya.
Meski penuh tantangan, Dzakkiyyah merasa bangga dapat menjalankan kedua perannya.
Sebagai perempuan pekerja tambang, ia tak hanya berkontribusi pada pembangunan peradaban, tetapi juga membangun masa depan keluarganya.
Pesannya bagi perempuan lain adalah untuk tidak pernah membatasi diri.
PTBA Fasilitasi Hotel Saka Ombilin untuk Simposium Internasional Site Manager di Sawahlunto |
![]() |
---|
PTBA dan UGM Hadirkan Produk Kalium Humat dari Hilirisasi Batu Bara |
![]() |
---|
Jelajah Energi PTBA & Relawan Bakti BUMN, Siswa Dikenalkan Dunia Pertambangan Hingga Transisi Energi |
![]() |
---|
Tingkatkan Akses Pendidikan Bukit Asam Antarkan 19 Peserta BIDIKSIBA 2025 ke Perguruan Tinggi Impian |
![]() |
---|
PTBA Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Transformasi Digital |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.