Kopi Sumsel
Tak Hanya Robusta dan Arabika di Lahat Juga Tumbuh Kopi Jenis Liberika, Tumbuh di Beberapa Kecamatan
Jenis kopi ini memang tidak akrab ditelinga warga di Lahat lantaran warga lebih mengenal kopi jenis Robusta dan Arabika.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Slamet Teguh
Laporan Wartawan Sripoku.com, Ehdi Amin
TRIBUNSUMSEL.COM, LAHAT - Menjadi salah satu kabupaten penghasil biji kopi terbesar di Sumatera Selatan, tak heran jika sebagaian besar hamparan wilayah di Kabupaten Lahat dipenuhi tanaman kopi.
Sudah tumbuh sejak tahun 1911, menariknya ada berbagai jenis kopi baru yang bisa tumbuh di alam Bumi Seganti Setungguan, yaitu jeni kopi Liberika.
Jenis kopi ini memang tidak akrab ditelinga warga di Lahat lantaran warga lebih mengenal kopi jenis Robusta dan Arabika.
"Ya untuk jenis kopi di Lahat sejauh ini ada tiga jenis yakni Robusta, Arabika dan kopi Jenis Liberika, " kata Kabid Produksi Dinas Perkebunan Lahat, Okta Dinjaya, saat dibincangi, Minggu (20/4/2025).
Namun demikian, jenis Robusta dan Arabika lebih dominan, sementara untuk jenis Liberika kurang diminati lantaran buahnya cendrung kecil dan hanya bisa tumbuh subur di wilayah atau kecamatan tertentu.
Menurutnya jenis kopi yang berasal di Liberia ini bisa dijumpai di kawasan pertanian kopi di kecamatan Merapi Selatan, Kabupaten Lahat.
Itu juga tidak seperti hamparan tumbuhan jenis Robusta atau Arabika.
"Kurang diminati mungkin karena selama ini dianggap hasilnya tidak memuaskan dan buahnya cendrung kecil. Tampaknya kurang cocok kopi jenis ini dengan kondisi alam di Lahat. Tapi masih ada yang tanam jenis ini, " Sampainya.
Baca juga: Masuki Musim Panen Awal, Harga Kopi di OKU Selatan Rp 65 Ribu Perkilo
Baca juga: Latar Belakang Warung Kopi di Tempirai PALI, Jadi Tempat Bercengkerama Warga Sejak Jaman Dahulu
Dijelaskanya, karena wilayah Lahat mayoritas berada dibawah 1.000 MDPL, jadi lebih cocok untuk jenis Robusta.
"Kopi Liberika ini bagi masyarakat juga kerap disebut kopi Tupak, kopi Nangke. Kopi jenis Liberika biasanya jadi tanaman induk saja," terangnya.
Sementata, berdasarkan data ATAP tahun 2023, dari 45.409 Kepala Keluarga petani kopi, ada 43.430 hektar tanaman kopi yang telah menghasilkan, ditambah 7.423 hektar tanaman kopi yang belum menghasilkan, dengan hasil produksi selama setahun sebanyak 23.195,8 ton.
Dari total itu, mayoritas merupakan kopi jenis Robusta.
Untuk kopi jenis Arabika, tercatat hanya ada sekitar 10 hektar. Meliputi 7 hektar di wilayah Desa Tunggul Bute, Kecamatan Kota Agung, 3 hektar sisanya di Kecamatan Muara Payang.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Sempat Anjlok, Harga Kopi di Pagar Alam Naik Lagi, Petani Sumringah Mulai Jual Hasil Simpanan Panen |
![]() |
---|
Sempat Turun Jauh, Harga Kopi di Empat Lawang Kini Naik Lagi Hingga Rp 55 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Harga Kopi di Empat Lawang Kini Perlahan Kembali Naik, Meski Masih di Bawah Rp 50 Ribu Perkilo |
![]() |
---|
Hasilkan 56 Ribu Ton Pertahun, Bursah Zarnubi Ingin Kopi Robusta Lahat Tembus Pasar Internasional |
![]() |
---|
Tingkatkan Daya Saing, Pemkab Lahat Gelar Bimtek Bagi Petani dan UMKM Kopi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.