Berita Palembang
Jadi BUMD Sumsel yang Tak Sehat, PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang Sebut Biaya Operasional Tinggi
Sholahuddin menjelaskan, meskipun PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang belum bisa memberikan dividen namun trend labanya tumbuh positif.
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Provinsi Sumatera Selatan, yang masuk dalam kategori tidak sehat atau tidak menghasilkan keuntungan dan tidak menyetorkan dividen pada kas daerah.
Direktur PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang, Dr.H.Sholahuddin, SE, M.Si menjelaskan, PT. Swarna Dwipa Sumsel Gemilang ini membawahi beberapa unit usaha seperti Hotel Swarna Dwipa, Swarna Dwipa Residence, Asrama Haji, Graha Sumsel Pecenongan, Wisma Syailendra, dan lain-lain.
"Dengan bebagai unit usaha tersebut tentunya biaya operasional kita juga tinggi. Terlebih memang sejak 2020 sudah tidak mendapat penyertaan modal dari Pemda, sehingga harus mandiri," kata Sholahuddin saat diwawancarai di Hotel Swarna Dwipa yang ada di Jalan Tasik, Jumat (11/4/2025).
Sholahuddin menjelaskan, meskipun PT Swarna Dwipa Sumsel Gemilang belum bisa memberikan dividen namun trend labanya tumbuh positif.
Dimana setiap tahun terjadi penurunan biaya operasional seperti pada 2023 biaya operasional Rp 22,2 miliar dan pada 2024 menjadi Rp 21,9 miliar.
"Konsumen kita 95 persennya pemerintah, terlebih saat ini ada kebijakan efesiensi tentu sangat berpengaruh. Pada tahun 2024 tahun politik, namun masih bertahan. Sedangkan tahun 2025 kondisinya lebih parah dari pada saat covid," ungkapnya.
Baca juga: Jadi BUMD Pemprov Sumsel yang Tak Sehat, Kini PD Prodexim Punya Utang Hingga Miliaran
Baca juga: PT Sriwijaya Agro Industri, BUMD Pemprov Sumsel Masuk Dalam Kategori Tak Sehat, Kini Mati Suri
Menurutnya, pemerintahan sudah banyak mengurangi kegiatan di hotel, padahal 95 persen pendapatan hotel ini dari pemerintahan.
Untuk itu berbagai upaya dilakukan agar bisa bertahan seperti mencari market yang belum tersentuh misal membuka di traveloka dan agent lainnya.
Lalu event masyarakat umum, komunitas dan lain-lain.
Bahkan kolam renang juga dibuka untuk umum tanpa harus menginap, cukup bayar Rp 35 ribu per orang.
"Apalagi kita harus bersaing dengan hotel-hotel lainnya, dengan kondisi hotel kita seperti saat ini yang perlu diupgrade atau direnovasi. Tahun ini kita akan ajukan untuk direnovasi, harapannya bisa terealisasi di 2026. Kalaupun tidak ada dari APBD, kita akan berusaha mencari dana dari pihak ketiga," ungkapnya.
Terlebih meskipun banyak unit usaha yang dikelola, masih ada batasan-batasan dalam pengelolaannya. Untuk itu belum bisa banyak berinovasi dengan keterbatasan yang ada.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
Sesuai Perintah Menteri Keuangan, Cik Ujang Sebut Daerah Harus Transparan Dalam Penggunaan Anggaran |
![]() |
---|
Dana Transfer Daerah Dipangkas, BPKAD Sumsel Pastikan Pembayaran TPP dan Gaji ASN Tetap Aman |
![]() |
---|
Cetak Sawah-Pembangunan irigasi Terhenti, Efisiensi Anggaran Proyek Infrastruktur di Sumsel Tertunda |
![]() |
---|
Sumsel Antisipasi Pemangkasan Dana Transfer Keuangan Daerah Rp 2,1 Triliun dengan Optimalisasi PAD |
![]() |
---|
Ingin Rampas Hp yang Dibelikannya Setahun yang Lalu, Pria di Palembang Tega Aniaya Eks Istrinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.