Pekerja PT Pusri Kecelakaan Kerja

Guru Besar Unsri Soroti Kecelakaan Kerja yang Tewaskan karyawan PT Pusri, Sebut Banyak Pertanyaan

Sebab dalam investigasi tersebut tim Disnakertrans tidak melibatkan ahli kerja di tempat ketinggian.

Penulis: Rachmad Kurniawan | Editor: Slamet Teguh
Handout
KECELAKAAN KERJA - Guru Besar Unsri, Prof Dr Tan Malaka Soroti Kecelakaan Kerja yang Tewaskan Karyawan PT Pusri, Sebut Banyak Pertanyaan, Jumat (11/4/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Praktisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sumsel Prof Dr Tan Malaka menyoroti peristiwa kecelakaan kerja yang membuat seorang karyawan PT Pusri bernama Supriyono meninggal dunia.

Berdasarkan temuan polisi yang baru mendapatkan informasi setelah tujuh hari peristiwa, korban meninggal dunia akibat murni kecelakaan kerja karena kondisinya yang kelelahan.

"Bisa saja di balik itu (kelelahan) pasti ada penyebab lain. Apakah dari teknis, atau yang lain, karena dari pabrik tersebut sudah pernah beberapa kali terjadi peristiwa kecelakaan kerja. Polisi cepat-cepat mengatakan tidak ada kelalaian, saya imbau itu pasti ada," ujar Prof Tan Malaka, kepada Sripoku.com-Tribunsumsel.com, Jumat (11/4/2025).

Ia menyebut sudah melihat hasil investigasi yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumsel. Namun sayangnya menurut akademisi Unsri ini hasilnya belum memuaskan.

Sebab dalam investigasi tersebut tim Disnakertrans tidak melibatkan ahli kerja di tempat ketinggian.

"Karena itu saya anggap untuk saat ini apa yang dikemukaan saya anggap masih pertanyaan, karena ahli ketinggian tidak ikut investigasi. Di Sumsel ini belum ada ahli bekerja tempat ketinggian," ungkapnya.

Di perusahaan tersebut pula sudah beberapa kali terjadi kecelakaan yang menimbulkan korban.

"Pabrik pupuk ini sudah beberapa kali terjadi kecelakaan baik di bidang keselematan kerja maupun lingkungan, saya sudah diskuskan ini sejak tahun 80 an. Saya lihat di intenet mereka juga punya masalah keracunan makanan, lalu di tahun 90 an ada dua orang tersiram amonia di dermaganya," bebernya.

Baca juga: Saat Lebaran, Pekerja PT Pusri di Palembang Jatuh Dari Ketinggian 15 M, Bertugas Cek Pengisian Pupuk

Baca juga: Gelar Safari Ramadhan 1446 H, Pusri Tebar Manfaat dan Berkah

Tidak hanya di PT Pusri ia juga menyoroti peristiwa kecelakaan kerja yang ada di berbagai perushaaan di Sumsel. 

Oleh karenanya perlu keseriusan leadership pemerintah Provinsi dalam menangani K3, agar tidak terjadi hal serupa.

"Saya lihat Gubernur tidak ada keseriusan. Akibatnya segala sesuatu tentang K3 hanya terfokus pada dinas tenaga kerja. Netnya kita tidak punya Dewan K3," katanya

Sumsel juga kurang memiliki gerakan berarti yang bersifat proaktif dan preventif di bidang K3. Sehingga perlu adanya wadah bagi ahli untuk mendampingi dan memberi saran kepada pemerintah daerah dan pihak terkait.

"Dalam hal ini maka ide yang dicetus kawan-kawan yang praktisi bidang K3 ingin menghidupkan kembali sesuai regulasi yang. Kita mesti buat ada dewan K3 tingkat Provinsi. Dalam waktu dekat saya akan bertemu Mennakertrans untuk membahas soal K3 di masa depan," katanya.

Dengan adanya Dewan K3 akan membuat kontrol dan keseimbangan dalam pencegahan kecelakaan kerja dan segala sesuatu-nya tentang K3.

"Karena tidak ada yang punya kontrol maka semena-mena. Kita mau ada cek and balance ada partisipasi publik, ada advice (saran) terhadap pengambil keputusan. Peristiwa ini harus menjadikan kita lebih hati-hati, lebih cerdas, dan saling mengingatkan dalam pencegahan," tuturnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved