Dokter Residen Rudapaksa Keluarga Pasien

Geger Dokter Residen FK Unpad Diduga Rudapaksa Keluarga Pasien RSHS, Korban Dibius Obat Midazolam

Kasus pelecehan hingga pemerkosaan keluarga pasien oleh oknum dokter residen program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universita

|
Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com/ HO
ILUSTRASI PEMERKOSAAN : Heboh dokter residen anastesi Unpad Rudapaksa keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rabu (9/4/2025). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kasus pelecehan hingga pemerkosaan keluarga pasien oleh oknum dokter residen program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) menghebohkan warga Jawa Barat.

Tindakan tersebut terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dimana pelaku kini sudah ditangkap Polda Jawa Barat.

Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Utama RSHS, Rachim Dinata Marsidi melansir dari Kompas,Rabu (9/4/2025).

Rachim mengatakan pihaknya telah melaporkan insiden tersebut ke Polda Jabar. 

"Sudah dilaporkan ke polisi. Terus untuk residennya sudah kami kembalikan ke fakultas," ungkapnya

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan menyatakan bahwa pelaku telah ditangkap dan saat ini dalam penahanan.

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
KELUARGA PASIEN DIRUDAPAKSA - Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Kamis (21/12/2017). Inilah kabar terbaru soal kasus dokter residen PPDS Anestesi FK Unpad yang jadi pelaku rudapaksa terhadap seorang anggota keluarga pasien RSHS Bandung

"Sudah ditahan pada 23 Maret dan sudah kami tangkap," katanya.

Surawan menjelaskan bahwa tersangka berinisial PAP (31), yang sedang menempuh pendidikan spesialis anestesi.

 "Jadi, kalau istilah di sana, dia sedang mengambil spesialis anestesi," ujarnya.

Terkait kasus ini, Universitas Padjadjaran (Unpad) telah menerima laporan mengenai dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh peserta PPDS tersebut.

Unpad mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan dan akademik. 

"Kami berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua," kata Yudi Hidayat, Dekan FK Unpad, melalui siaran pers.

Modus Pelaku

Dari informasi yang dihimpun dari pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), pelaku PAP adalah mahasiswa Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) semester 2.

PAP melakukan aksinya di salah satu ruangan di lantai 7 salah satu gedung di RSHS pada pertengahan Maret 2025.

Ia membius korban terlebih dahulu dengan menggunakan obat bius yang diduga bernama Midazolam.

Modus pelaku adalah meminta korban untuk pemeriksaan crossmatch atau kecocokan jenis golongan darah yang akan ditransfusikan kepada penerima. Saat itu, ayah korban yang sedang dirawat di RSHS membutuhkan donor darah.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan darah, korban dibius hingga tak sadarkan diri. Beberapa jam kemudian ketika korban sadar, dia tak hanya merasa sakit di tangan bekas infus tetapi juga di kemaluannya.

Korban pun melakukan visum dan ditemukan bekas cairan sperma di kemaluannya. Pihak keluarga korban segera melaporkan kejadian ini ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat.

(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved