Berita Viral
Kisah Wahyu, Pemuda di Bandung Barat Jadi Kuli Pikul Hidupi 2 Adik Yatim Piatu, Dibantu Dedi Mulyadi
Seorang pemuda di Bandung Barat bernama Wahyu (19) terpaksa menjadi kuli pikul di Pasar demi menghidupi kedua adiknya yang masih SD.
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Seorang pemuda di Bandung Barat bernama Wahyu (19) terpaksa menjadi kuli pikul di pasar demi menghidupi kedua adiknya yang masih SD.
Diketahui, Wahyu dan dua adiknya menjadi anak yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia karena sakit.
Ketiganya baru ditinggalkan ayahnya yang meninggal dunia 40 hari pada Februari 2025 lalu.
Baca juga: Fakta-fakta Kisah Istri dan Bayi 4 Bulan Sengaja Ditinggalkan Suami Saat Mudik di Masjid Ciawi
Sementara sang ibunda, sudah meninggal dunia sejak tiga tahun lalu.
Keadaan itu pun membuat Wahyu dan dua adiknya harus bertahan hidup di rumah peninggalan ayahnya.
Kisah tersebut dibagikannya saat bertemu dengan Gubernur Dedi Mulyadi, yang tayang melalui Youtubenya, pada Minggu, (6/4/2025).
Wahyu mengaku sejak lulus SMP, ia langsung mencari nafkah dengan menjadi kuli pikul di pasar.
"Pas keluar sekolah langsung diajakin di Pasar, bapak gak mampu biayain," kata Wahyu.
Pekerjaan itu ia tekuni hingga sehari-hari menghasilkan uang Rp60-70 ribu per hari.
Uang tersebut digunakan untuk makan dan mencukupi kebutuhan adik-adiknya.
"Jadi 60 ribu itu dipakai apa aja?" tanya Dedi Mulyadi.
"Saya langsung masak sendiri, beli beras, telur, cukup," kata Wahyu.
"Dulu bapak pekerjaannya apa," ujar Dedi.
"Kuli bangunan," ungkap Wahyu.
Baca juga: Dedi Mulyadi Sindir Bupati Indramayu Lucky Hakim Lantaran Liburan ke Jepang Tanpa Ada Izin Resmi
Meski demikian, keluarga lain masih tetap berkunjung memberikan bantuan kepada Wahyu dan kedua adiknya.
"Uwak dari mama suka lihat kemarin pas lebaran, nginep juga," katanya.
Wahyu juga menceritakan jika sekolah adiknya sering menggunakan handphone untuk proses belajar.
Beruntung kala itu, Wahyu mendapat bantuan dari Abah Gede panggilan anggota keluarganya.
Mendengar itu, Dedi Mulyadi pun meminta agar sekolah khususnya SD tidak perlu menggunakan HP untuk penunjang belajar.
"Siapa yang pakai hp?, memang yang perlu hp siapa," tanya Dedi.
"Kalau di sekolah kan pada tugas di grup," ungkap Wahyu.
"SD sudah pakai HP, sekolah swasta apa negeri itu, di SD-nya ada grup," kata Dedi.
"Iya SD Negeri, di grup WA," kata adik Wahyu.
"Grup WA mah itu teh di zaman covid, harusnya bukan zaman sekarang, kalau zaman covid memang pembelajaran digunakan karena orang tidak bisa bertemu, ini gurunya buat kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat walaupun itu kewenangan Bupati boleh dong saya berikan arahan, tolong di cek di SDN Budiharja, menurut saya anak-anak SD tidak layak lagi menggunakan HP karena tatap mukanya tiap hari," imbau Dedi Mulyadi.
"Kira-kira akan fokus di belajar apa akan fokus di hp? " kata Dedi.
"Pakai duit sejuta pakai beli hp, aduh-aduh aing mah ," sambungnya.
Gubernur Jawa Barat ini berpesan agar adik-adik Wahyu dapat saling membantu dengan sang kakak untuk melakukan pekerjaan rumahnya.
"Kamu beruntung punya kakak yang hebat, adiknya siap kerja keras harus siap," kata Dedi kepada adik perempuan Wahyu.
Ia juga menawarkan agar Wahyu dan adik bungsunya untuk bekerja mengembala atau ngangon domba yang akan dibelikan Dedi Mulyadi.
"Siap gak biar kerja keras semua, kakak perempuannya masak, adiknya ngurus domba, kakaknya cari duit, rumahnya hidup," saran Dedi.
"HP-nya jual lagi aja, kamu asal mau sekolah pasti bisa sekolah, okey yes tidak," kata Dedi.
Dedi kemudian memberikan bantuan uang Rp12 juta, dengan rincian untuk keperluan 2 domba Rp 8 juta, Rp3 juta untuk kandang ayam dan domba serta dapur, dan Rp 1 juta untuk kebutuhannya.
"Ini ada Rp10 juta, nanti saya kontrol ke rumahnya, nanti yang bikin kandangnya nyuruh tetangganya, nanti buat kandang ayam juga, ini 1,5 juta buat belanja dapur, 500 beli ayam," kata Dedi.
Menurut Dedi, selagi masih muda harus yakin untuk maju dan bersemangat mencari uang.
"Anak-anak Jawa Barat harus tumbuh menjadi anak-anak yang hebat, petarung, ya, siap," ujar Dedi Mulyadi.
Mendapat rezeki dari sang Gubernur, Wahyu merasa terharu dan langsung memeluk Dedi Mulyadi.
Air matanya tak kuasa terbendung atas kebaikan Dedi Mulyadi untuk kehidupan adik-adiknya.
"Ini sosok orang yang punya tanggung jawab untuk adik-adiknya, ditinggalkan oleh ibu dan ayahnya tidak membuatnya patah semangat, meski tidak bisa melanjutkan sekolah sampai SMP karena kemiskinan justru dia menjadi pemuda yang mandiri tidak bergantung," tandas Dedi.
(*)
Baca berita lainnya di google news
| 7 Fakta Arjuna Tamaraya Dikeroyok Hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, Pelaku Curi Uang Rp10 Ribu |
|
|---|
| Percakapan Terakhir Arjuna Tamaraya Sebelum Tewas Dikeroyok 5 Pelaku di Masjid Agung Sibolga |
|
|---|
| Penyebab Arjuna Dikeroyok Hingga Tewas di Masjid Sibolga, Keluarga Sebut Sudah Minta Izin Istirahat |
|
|---|
| Kronologi Arjuna Tamaraya Tewas Dikeroyok di Masjid Agung Sibolga, Tubuh Diseret Turun Tangga |
|
|---|
| Tampang Pelaku Pengeroyokan Arjuna Tamaraya Tewas di Masjid Agung Sibolga, Ditangkap Hendak Kabur |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.