Pembunuhan di Bantul

Sempat Kabur dari Korban, Pria di Bantul Bunuh Pacar Ngaku Tak Kuat Jalani Hubungan Toxic

Motif pembunuhan terhadap seorang wanita asal Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Enggal Dika Puspita alias E

(Dok Humas Polres Bantul)/Kompas.com
PELAKU BUNUH PACAR DI BANTUL - Polisi melakukan olah TKP kasus dugaan pembunuhan pacar di Sabdodadi, Bantul, Bantul. Kamis (20/3/2025) malam. (kanan) Kamar yang diduga digunakan untuk menyimpan mayat sampai jadi kerangka di kamar kos Padukuhan Manding Rt.02,Kalurahan Sabdodadi, Bantul, DI Yogyakarta. Jumat (21/3/2025) 

TRIBUNSUMSEL.COM - Motif pembunuhan terhadap seorang wanita asal Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bernama Enggal Dika Puspita alias EDP (23) telah terungkap.

Pacarnya sendiri, Rafy Ramadhan (24) warga Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DIY adalah yang membunuh EDP.

Pada Kamis (20/3/2025), sekitar pukul 18.00 WIB, jasad korban ditemukan tinggal tulang belulang di kamar rumah pelaku.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers yang digelar Polres Bantul, pelaku Rafy mengaku spontan saat melakukan aksinya yang berujung merenggut nyawa korban.

Diketahui bahwa Rafy mencekik korban hingga tewas.

PEMBUNUHAN DI BANTUL - Polisi melakukan olah TKP kasus dugaan pembunuhan pacar di Sabdodadi, Bantul, Bantul. Kamis (20/3/2025) malam. Seorang pria tega membunuh pacarnya lalu menyimpan jenazahnya hingga 6 bulan
PEMBUNUHAN DI BANTUL - Polisi melakukan olah TKP kasus dugaan pembunuhan pacar di Sabdodadi, Bantul, Bantul. Kamis (20/3/2025) malam. Seorang pria tega membunuh pacarnya lalu menyimpan jenazahnya hingga 6 bulan (Dok Humas Polres Bantul)

"Jadi, selama lima tahun menjalin hubungan/pacaran memang seperti hubungan biasa. Tetapi, semakin lama temperamen dan emosional korban semakin terlihat dan saya beberapa kali mendapatkan kekerasan fisik," kata Rafy di Polres Bantul, Selasa (25/3/2025), dilansir TribunJogja.com.

Rafy mengaku tidak kuat dengan temperamen korban. 

Pelaku dan korban ternyata sudah tinggal bersama selama lima tahun terakhir dengan status belum menikah.

Saking tak kuatnya dengan hubungan asmaranya yang tak sehat atau 'toxic', pelaku sempat mencoba kabur dari korban, tetapi Rafy tetap ditemukan oleh EDP.

"Seberapa jauh saya kabur, pasti ditemukan. Itu (saat korban masih hidup, pelaku kabur dari korban) supaya ya tidak terjadi hal-hal seperti itu (pembunuhan). Tapi, karena sudah terlanjur pecah emosi saya, waktu itu ya memang sudah terjadi," jelas Rafy.

Di sisi lain, Rafy mengaku bersalah dan menyesal telah membunuh korban. Bahkan, ia masih memiliki rasa sayang terhadap kekasihnya itu.

Menurut Rafy, seharusnya semua masalah yang ada bisa diselesaikan dengan cara baik.

"(Waktu dicekik korban sempat minta maaf) tapi saya lanjutkan (mencekik) karena emosi saya masih meluap-luap di situ. Jadi, saya tidak bisa berpikir jernih yang ada cuma melampiaskan emosi saya tapi malah sampai begitu (meninggal dunia)," ungkap Rafy.

Pelaku juga menceritakan bagaimana korban akhirnya bisa menjadi kerangka. 

Kejadiannya yakni, setelah EDP dibunuh dengan cara dicekik pada Rabu (25/9/2024) pagi, korban ditinggal di dalam kamar kontrakan. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved