Seputar Islam

Kumpulan Hadits Pentingnya Menepati Janji, Menjaga Rahasia Orang Lain & Menjaga Rahasia Suami-Istri

Pentingnya kita menepati janji, karena apa bila kita berdusta, tidak amanah, tidak tepat janji kita termasuk golongan yang munafik.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
GRAFIS TRIBUNSUMSEL/LISMA
KUMPULAN HADITS -- Ilustrasi tentang kumpulan hadits pentingnya menepati janji dan menjaga rahasia orang lain termasuk rahasia suami dan istri 

 

Dari Sufyan bin Asid Al-Hadhrami radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَبُرَتْ خِيَانَةً أَنْ تُحَدِّثَ أَخَاكَ حَدِيثًا هُوَ لَكَ بِهِ مُصَدِّقٌ وَأَنْتَ لَهُ بِهِ كَاذِبٌ

”Khianat terbesar adalah ketika engkau membicarakan saudaramu perkara yang bagimu itu menganggap dirimu jujur, padahal baginya dirimu adalah pembohong.” (HR. Abu Daud, no. 4971. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif).

Hadits Menjaga Rahasia Suami Istri

Dikutip dari laman Alquran-sunnah.com, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِى إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِى إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا

“Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” (HR. Muslim, no. 1437).

Ibnul Jauzi rahimahullah berkata menjelaskan maksud rahasia di sini adalah,

ُمَا يَكُوْنُ مِنْ عُيُوْبِ البَدَنِ البَاطِنَةِ، وَذَاكَ كَالأَمَانَةِ فَلِزَمَ كِتْمَانَه

“Yang dimaksud dengan rahasia dalam hadits ini adalah aib atau cacat yang ada pada badan yang tak terlihat. Ini adalah amanah yang harus dijaga.” (Kasyf Al-Musykil min Hadits Ash-Shahihain, 3:174)

Tutupilah serapat mungkin aib pasangann karena pada hekekatnya, itu juga aibmu. Kehormatan kalian adalah satu. Harga diri kalian adalah satu. 

Termasuk rahasia yang harus di jaga rapat adalah urusan jima'. Menceritakan rahasia semacam itu mencerminkan miskinnya kehormatan diri dan minimnya rasa malu selain memang tak ada faedahnya. Oleh karena itu, Islam melarangnya dengan keras.

Rasulullah bersabda, “ketahuilah, mungkin ada di antara kamu yang berhubungan intim dengan istrinya, ia telah menutup pintu, ia telah menurunkan tirai dan menunaikan hajat biologisnya bersama istrinya. Kemudian apabila ia keluar, ia menceritakan hal itu kepada teman-temannya. Ketahuilah, barangkali ada di antara kalian para istri, yang telah menutup pintu rumahnya, menurunkan tirainya dan sesudah ia menunaikan hajat biologisnya ia menceritakannya kepada teman-temannya.” 

Salah seorang wanita  berkata, “Demi Allah wahai Rasulullah, sesungguhnya para suami dan para istri pasti akan melakukannya.” 

Rasulullah berkata: “Jangan kalian lakukan, karena sesungguhnya perumpamaan mereka itu seperti setan laki-laki bertemu dengan setan perempuan di tengah jalan kemudian menunaikan hajat biologisnya di situ kemudian si setan laki-laki pergi meninggalkannya.” (Hadits Ini diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri dis . Syaikh A-Albani menyatakan dalam Shahih Targhib wat Tarhib (2023): Hasan Iighairihi) 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved