Seputar Islam

Materi Khutbah Jumat Puasa Ramadhan Edisi 14 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Tersedia PDF Disini

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah . Alhamdulillahi rabbil alamin, kalimat syukur yang harus senantiasa kita lafalkan melalui lisan

Tribunsumsel.com
ILUSTRASI KHUTBAH JUMAT - Inilah Materi Khutbah Jumat Puasa Ramadhan Edisi 14 Maret 2025, Khidmat dan Menyentuh, Tersedia PDF Disini. 

Semua ibadah ini, menjadi bukti nyata bagi kita Semua bahwa kehadiran bulan Ramadhan menjadi tempat belajar atau madrasah untuk memperkukuh ketakwaan kita semua. 

Oleh sebab itu, Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an bahwa tujuan diwajibkannya puasa adalah untuk meningkatkan ketakwaan. Maka sangat tepat jika kita menjadikan Ramadhan sebagai madrasah untuk meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183). 

Ayat ini dengan jelas mengingatkan kita Semua tentang tujuan utama dari puasa di bulan Ramadhan, yaitu untuk mencapai ketakwaan kepada Allah. 

Karenanya, puasa tidak hanya sekadar ritual ibadah yang dalam praktiknya hanya dengan menahan lapar dan dahaga saja, namun juga untuk membentuk pribadi yang lebih taat kepada-Nya, membentuk pribadi yang bisa menjaga pandangan, perkataan, dan perbuatan, serta menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah. 

Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anil Adzim, jilid I, halaman 497 menjelaskan alasan kenapa Allah menjadikan takwa sebagai puncak dan tujuan dari ibadah puasa, karena dengannya kita akan berusaha untuk membersihkan diri dari segala kejelekan, dan dengan berpuasa pula kita akan mempersempit jalur-jalur setan. 

Artinya, hawa nafsu akan melemah sehingga setan akan lebih sulit menggoda manusia,

 لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. لِأَنَّ الصَّوْمَ فِيْهِ تَزْكِيَةٌ لِلْبَدَنِ وَتَضْيِيْقٌ لِمَسَالِكِ الشَّيْطَانِ 

Artinya, “Agar kamu bertakwa. Karena di dalam puasa terdapat penyucian bagi tubuh dan penyempitan jalan-jalan setan.” 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Menjadikan Ramadhan sebagai madrasah ketakwaan artinya kita tidak hanya sekadar menjalani ibadah di bulan Ramadhan saja tanpa memperhatikan hal-hal yang bisa merusak pahala ibadah tersebut, namun juga harus menjaga sakralitasnya, agar kita bisa beribadah sekaligus mendapatkan pahala dari ibadah yang kita kerjakan, alias diterima oleh Allah. 

Caranya adalah dengan meninggalkan segala perbuatan-perbuatan jelek yang biasa kita lakukan sebelum puasa, seperti membicarakan keburukan orang lain, berbohong, mengadu domba, berbohong, memandang hal-hal yang dilarang alam Islam dengan syahwat, dan lainnya. 

Semua perbuatan ini sejatinya sekalipun tidak membatalkan puasa, namun bisa menghanguskan pahala ibadah tersebut. Berkaitan dengan penjelasan dia atas, Syekh Hasan al-Massyath dalam kitab Is’afu Ahlil Iman bi Wadza’if Syahri Ramadhan, halaman 45 mengatakan:

 إِذَا لَم يَكُنْ فِي السَّمْعِ مِنِّي تَصَاوُنٌ * وَفِي بَصَرِي غَضٌّ وَفِي مَنْطِقِي صَمْتٌ * فَحَظِّي إِذَنْ مِنْ صَومِيَ الجُوعُ وَ الظَّما ** فَإِنْ قُلْتُ إِنِّي صُمْتُ يَومِي فَمَا صُمْتُ 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved