Arti Bahasa Arab

Arti dan Definisi Takwa, Tujuan Akhir Segala Ibadah Termasuk Puasa, Penjelasan Alquran dan Ulama

Orang yang bertakwa menurut Alquran adalah orang yang segera mohon ampun, selalu bersedekah, menahan amarah, memaafkan dan selalu berbuat baik

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
ARTI TAKWA -- Ilustrasi Apa yang Dimaksud Takwa, Tujuan Akhir Segala Ibadah Termasuk Puasa, Penjelasan Alquran dan Ulama. 

TRIBUNSUMSEL.COM --  Apa itu takwa? Pengertian dan definisinya? Berikut rangkuman tribunsumsel.com tentang arti dan makna takwa, menurut Alquran dan para ahli fiqih dan ulama, dari berbagai sumber.

Takwa  Menurut  Alquran 

Salah satu firman Allah yang menjelaskan tentang takwa adalah Surat Ali Imran Ayat 133-134

Surat Ali Imran ayat 133
وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

133.  Artinya: Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa

Surat Ali 'Imran Ayat 134

لَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya:
134. (yaitu) ; orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

Jadi orang yang bertakwa menurut Alquran adalah orang yang segera mohon ampun, orang yang selalu bersedekah, orang yang menahan amarah, orang yang memaafkan dan orang yang selalu berbuat baik.

 

Takwa Menurut Tafsir/Kajian

Takwa atau dalam tulisan bahasa Arab ditulis takqwa ( تَقْـوَى ), dalam kajian etimologi, merupakan bentuk masdar dari kata ittaqa–yattaqi ( اتَّقَى- يَتَّقِىْ ), yang berarti menjaga diri dari segala yang membahayakan atau membawa mudharat (kebinasaan).

Takwa atau dalam penulisan bahasa Arab تقوى  adalah istilah dalam Islam yang merujuk kepada kepercayaan akan adanya Allah, membenarkannya, dan takut akan Allah.

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, arti dasar dari "takwa" adalah menaati Allah SWT dan tidak bermaksiat kepada-Nya. Senantiasa mengingat Allah SWT serta bersyukur kepada-Nya tanpa ada pengingkaran (kufr) di dalamnya.

Suatu ketika, Abu Hurairah ditanya oleh seseorang, ''Wahai Abu Hurairah, apakah yang dimaksud dengan takwa itu?'' Abu Hurairah tidak menjawab pertanyaan itu, tetapi memberikan satu ilustrasi. ''Pernahkah engkau melewati suatu jalan dan engkau melihat jalan itu penuh dengan duri? Bagaimana tindakanmu untuk melewatinya?'' Orang itu menjawab, "Apabila aku melihat duri, maka aku menghindarinya dan berjalan di tempat yang tidak ada durinya, atau aku langkahi duri-duri itu, atau aku mundur".
Abu Hurairah cepat berkata, ''Itulah dia takwa!'' (HR Ibnu Abi Dunya).

Takwa Menurut Ulama

Ulama HAMKA

Kata takwa, menurut HAMKA dalam tafsirnya, Al-Azhar, diambil dari rumpun kata wiqayah yang berarti memelihara. Memelihara hubungan yang baik dengan Allah SWT.

Memelihara jangan sampai terperosok kepada perbuatan yang tidak diridhai-Nya. Memelihara segala perintah-Nya supaya dapat dijalankan. Memelihara kaki jangan terperosok ke tempat yang penuh lumpur atau duri.
Takwa, dengan demikian, tidak dapat diartikan sebatas takut kepada Allah SWT. Rasa takut kepada Allah SWT adalah bagian kecil dari takwa.

Takwa, sebagai upaya pemeliharaan diri, harus terus-menerus terbenam dalam hati kita. Dengan bekal takwa, seseorang akan mampu mengontrol tingkah laku. Ia akan selalu menimbang apakah yang dilakukan sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan rasul-Nya atau tidak.

Puasa Jalan Menuju Takwa

Banyak jalan untuk menjadi orang yang takwa, salah satunya dengan berpuasa.

Firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 183

yâ ayyuhalladzîna âmanû kutiba ‘alaikumush-shiyâmu kamâ kutiba ‘alalladzîna ming qablikum la‘allakum tattaqûn

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Tentu banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat takwa, selain berpuasa.

Ibadah-ibadah lain yang kita lakukan juga tujuannya takwa. Sholat agar bertakwa, zakat, sedekah agar bertakwa, berangkat haji agar bertakwa dan amal baik lainnya.

Ingatlah Firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 13

 إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ

Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu”.

Surat Al Baqarah ayat 197

 وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ ۝١٩٧

yang artinya:

Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Demikian, wallahualam bishawabi. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Tulisan Arab dan Arti Ya Allah Biha Ya Allah Biha Ya Allah Bi Husnil Khatimah, Doa Para Wali Allah

Baca juga: 8 Bacaan Sholawat Malam Jumat, Teks Arab Latin dan Arti, Amalkan Setelah Maghib Matahari Terbenam 

Baca juga: Arti Allahummaghfir Lil Muslimina Wal Muslimat Wal Muminina Wal Mukminat Al Ahya i Minhum Wal Amwat

Baca juga: Arti Innallaha Jamilun Yuhibbul Jamaal, Makna Hadits Sahih Allah Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved