Berita Palembang

Tak Boleh Melintas di Jalan Umum, Ada Jalan Khusus Angkutan Batubara Sepanjang 118 KM di Sumsel

Jalan khusus angkutan batubara sepanjang 118 kilometer dari Muara Enim hingga pelabuhan Batubara PT Swarnadwipa Dermaga Jaya.

Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
PT Servo Lintas Raya
BATUBARA - Jalan hauling khusus angkutan batubara yang dibangun PT Servo Lintas Raya sebagai solusi agar angkutan batubara tidak lagi melintas di jalan umum yang menyebabkan kemacetan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Angkutan batubara yang kerap membuat macet karena melintas di jalan raya harusnya tak lagi terjadi.

Pasalnya, sesuai aturan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang melarang penggunaan jalan umum untuk angkutan komoditas seperti batubara.

Selain itu juga saat ini sudah ada jalan khusus angkutan batubara yang yang dimiliki PT Titan Infra Sejahtera (TIS), melalui anak usahanya PT Servo Lintas Raya yang sudah ada sejak 15 tahun lalu.

Jalan khusus angkutan batubara sepanjang 118 kilometer dari Muara Enim hingga pelabuhan Batubara PT Swarnadwipa Dermaga Jaya yang terletak di Sungai Musi.

Jalur hauling ini melintasi di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Lahat, Muara Enim, dan PALI menjadi solusi krusial untuk mengurangi kemacetan yang sebelumnya disebabkan oleh angkutan batubara di jalan umum, seperti yang terjadi di jalan raya Palembang.

"Dengan adanya jalur khusus untuk transportasi batubara, pergerakan kendaraan angkutan batubara tidak lagi mengganggu lalu lintas umum, yang pada gilirannya mengurangi potensi kerusakan jalan dan meningkatkan keselamatan berlalu lintas," kata Head of Government Relations PT Servo Lintas Raya Yayan Suhendri, Jumat (28/2/2025).

Baca juga: Lakukan Penambangan Batubara Ilegal di Muara Enim, 2 Pria Ditangkap Polisi, Tergiur Untung Besar

Baca juga: Berkunjung ke Graha Tribun, IESR Galakkan Transformasi Ekonomi di Sumsel, Daerah Penghasil Batubara

Yayan menambahkan, dalam pengelolaannya, PT Titan Infra Sejahtera terus berupaya meningkatkan keamanan dan efisiensi jalur hauling yang mereka kelola.

Salah satu isu yang sempat mencuat adalah usulan pembangunan jalan layang (fly over) di KM 48 Kabupaten PALI.

Namun, menurut hal ini belum diperlukan karena jalur hauling yang ada saat ini masih cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan angkutan batubara tanpa mengganggu kepentingan umum.

"PT Servo Lintas Raya juga terus melakukan pengaturan lalu lintas dengan cermat untuk memastikan keselamatan semua pengguna jalan," tambah Yayan.

Meskipun saat ini jalur hauling masih dapat mengakomodasi angkutan batubara dengan aman, PT TIS tidak menutup kemungkinan untuk membangun jalan layang di masa depan, jika keadaan jalan sudah tidak memadai lagi untuk mendukung pergerakan angkutan batubara secara optimal.

Yayan menambahkan jalan angkutan khusus batubara ini bisa jadi solusi sesuai dengan target Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sumatera Selatan menargetkan produksi batubara mencapai 131 juta ton pada tahun ini, yang membutuhkan sistem angkutan yang lebih efisien.

Apalagi Sumsel memiliki cadangan batubara yang mencapai 9,3 miliar ton, sekitar 25 persen dari total cadangan batubara nasional sehingga bisa mendukung target produksi batubara nasional.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved