Berita Viral

Veronica Putri Sebut Anaknya Jadi Korban Bully di SPN Polda Jabar, Bantah Valyano Boni Idap NPD

Membantah anaknya mengidap Narcissistic Personality Disorder (NPD), Ibu Valyano Boni Raphal, Veronica Putri Amalia.

Youtube TVR parlemen
SISWA SPN DISEBUT NPD- (kiri) Valyano Boni Raphael, siswa Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN) yang dipecat karena disebut NPD saat Rapat bersama Anggota Komisi III DPR RI (31/1/2025). (kanan) Veronica Putri Amalia, ibunda Valyano Boni Raphael, siswa Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN) keberatan putranya dikeluarkan karena disebut idap NPD 

"Di hari kedua pulang dari operasi impaksi, anak kami di klinik diminta makan bakwan oleh salah satu anggota SPN. Lalu, anak kami bilang, 'Ibu ini masih sakit'."

"Lalu Ibunya bilang, 'Silakan makan, nggak mati kan kamu kalau makan'. Padahal anak saya belum ada lima hari operasi impaksi gigi kanan-kiri. Itu (terjadi hari) Selasa oleh Aipda Neng," urai Veronica.

Dua hari setelah peristiwa itu, Boni mengaku dijemput oleh sekumpulan orang-orang ber-hoodie.

Boni diminta mengikuti mereka melewati selasar SPN Polda Jabar. Setelah berhenti, mata Boni ditutup menggunakan penutup kepala hitam.

Veronica menyebut sang anak lantas diminta membuka baju dan ikat pinggang yang dikenakan, lalu diperintahkan tiarap.

Setelahnya, Boni dipukul menggunakan sapu lidi di bagian punggung belakang.

"Lalu dilanjut pada Kamis dini hari, anak kami dibawa keluar dari barak oleh orang-orang dengan baju hitam-hitam dan memakai hoodie."

"Anak kami diminta mengikuti (lewat) selasar SPN, setelah sampai di selasar, anak kami ditutup dengan penutup kepala hitam."

"Anak kami diminta buka baju, buka ikat pinggang, dan tiarap. Saat tiarap, anak kami dipukul dengan lidi dan bekasnya masih saya temukan saat saya menemani anak saya kontrol di rumah sakit," tutur Veronica.

Ia menambahkan, bullying kembali terjadi saat Boni meminta izin tidak mengikuti latihan judo sebab khawatir jahitan operasi impaksi gigi lepas.

Tetapi, menurut Veronica, Boni justru ditampar oleh diduga pelatih judo bernama Polki Aglison.

Veronica mengatakan penamparan itu disaksikan dua rekan Boni. Tetapi, saat sidang etik, rekan Boni mengatakan Boni hanya didorong di bagian bahu, bukan ditampar.

"Selasa, mau latihan judo, anak saya bilang tidak bisa ikut latihan judo dulu, karena takutnya kalau ada bantingan impact-nya di bekas operasi impaksi."

"Dan di situ ada Polki Aglison, menampar anak saya dan jahitan anak saya lepas," jelas Veronica.

"Di situ disaksikan oleh Panehas dan Bintang, tapi di sidang kode etik, mereka bilang anak saya tidak ditampar, tapi didorong bahunya," pungkas Veronica.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved