Berita Nasional

Syoknya Dedi Mulyadi Tahu Anak Dokter dan PNS Dapat Bantuan Program Indonesia Pintar, Kok Bisa?

Dedi Mulyadi dibuat kaget bukan main saat mengetahui bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tidak tepat sasaran.

Editor: Moch Krisna
Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON
PUNGLI DI SEKOLAH - Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi menemui siswa siswi dan guru SMAN 7 Kota Cirebon pada Jumat (7/2/2025) siang. Di momen itu ada siswa yang curhat soal pungli terkait Program Indonesia Pintar atau PIP. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Dedi Mulyadi dibuat kaget bukan main saat mengetahui bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) tidak tepat sasaran.

Salah satunya terkait anak dokter hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) turut menikmati bantuan.

Padahal diketahui jika program PIP  seharusnya untuk orang tak mampu tersebut.

Hal tersebut ditemukan Dedi Mulyadi saat mengonfirmasi laporan siswi SMAN 7 Cirebon soal uang PIP yang dipotong Rp200 ribu.

"SPP yang Rp200 ribu gimana pertanggungjawabannya per bulan? Dana PIP, katanya yang nyairin sekolah?"

"Begitu di bank-nya bukunya diambil sama kartunya, diambil dipotong Rp250 ribu untuk partai, gimana sih?" tanya Dedi, dilansir YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Minggu (9/2/2025) via Tribunnews.com.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMAN 7 Cirebon, Taufik mengatakan, uang tersebut ditawarkan oleh pihak partai politik ke sekolah.

BANTUAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Terpilih, Dedi Mulyadi kecewa bantuannya kepada seorang ibu bernama Irma untuk membayar utang disalahgunakan. Bantuan itu diberikan Dedi Mulyadi dalam acara Kang Dedi Menyapa di Depok, 12 Januari 2025.
BANTUAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Terpilih, Dedi Mulyadi kecewa bantuannya kepada seorang ibu bernama Irma untuk membayar utang disalahgunakan. Bantuan itu diberikan Dedi Mulyadi dalam acara Kang Dedi Menyapa di Depok, 12 Januari 2025. (Tangkap Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Chanel)

"Kebetulan waktu itu ada dari partai, mau gak? Ada dana PIP sekian."

"Pemotongan itu bukan dari sekolah, dipotong Rp200 (ribu), katanya sih dari partai," terangnya.

Taufik menjelaskan, penerima PIP di SMAN 7 Cirebon sebanyak 500 siswa.

"500 dikali Rp200 ribu berarti Rp100 juta," ucap Dedi.

Namun, pihak sekolah mengaku setelah itu tak pernah mencairkan lagi uang tersebut lantaran takut.

"Setelah itu kita gak mau mencairkan, gak mau (motong) kan takut," sahut Wakasek Humas SMAN 7 Cirebon, Undang Ahmad Hidayat.

Selanjutnya, Taufik menyinggung soal bantuan PIP yang menurutnya tidak tepat sasaran.

Diungkapkan Taufik, ada anak dokter hingga PNS mendapat dana PIP.

Sementara, siswa tak mampu yang lebih membutuhkan malah tak dapat bantuan PIP.

"Untuk PIP sementara ini gak tepat sasaran, banyak yang, mohon maaf anaknya dokter (yang mendapatkan)."

"Jadi kita juga bingung yang di lapangan, sementara yang seharusnya dapat, malah gak dapat," ungkapnya.

Dedi pun kaget mendengar penuturan tersebut.

"Harusnya PIP itu untuk masyarakat miskin," terang Dedi.

"Ada anak dokter dapat PIP?" sambung Dedi lagi.

"Ada, Pak, anak PNS juga banyak Pak, anak orang kaya," jawab Taufik.

Mantan Bupati Purwakarta itu kemudian memastikan, apakah 500 siswa yang mendapat bantuan itu orang tak mampu atau bukan.

"Di antara 500 siswa itu bukan orang miskin?" tanyanya.

"Bukan, jadi makanya ketika kemudian tidak tepat sasaran ini, yang seharusnya dapat malah gak dapat," jawab Taufik.

Masih tak percaya dengan fakta yang ia dengar, Dedi kembali mempertanyakan bagaimana bisa anak orang mampu bisa memperoleh PIP.

"Itu kok bisa dapat anak orang kaya, anak ASN, anak dokter?" tanya Dedi lagi.

Taufik menjelaskan, data tersebut dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

"Datanya dari Dapodik," tandas Taufik.

(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved