Mayat Dalam Koper di Ngawi
Rekam Jejak Antok Pemutilasi Uswatun Khasanah,Pernah Bekerja 8 Tahun di Korea Selatan Bagian Packing
Tri Hartanto alias Antok (33) tega mutilasi Uswatun Khasanah (29) memiliki keahlian khusus dalam mengemas paket, 8 tahun kerja di Korea Selatan
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNSUMSEL.COM - Gelagat Rohmad Tri Hartanto alias Antok (33) tega mutilasi Uswatun Khasanah (29) hingga jasad dibungkus menyerupai paket rupanya dilakukan bukan tanpa kebetulan.
Antok diduga memiliki keahlian khusus dalam mengemas potongan tubuh jasad Uswatun Hasanah.
Keahliannya dalam mengemas tersebut dilakoni Antok selama 8 tahun bekerja di sebuah pabrik pengemasan barang di Korea Selatan.
Baca juga: Derita Antok Tersangka Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah usai Ditangkap, Sering Menangis Ingat Anak
Informasi ini disampaikan oleh AKP Fauzi, PS Kanit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Fauzi menjelaskan bahwa selama bekerja di Korea Selatan, Antok memiliki pengalaman mengemas barang selama dua kali kontrak kerja, masing-masing selama empat tahun.
Keahlian tersebut terbukti saat dia mengemas tubuh korban, dengan teknik yang sangat rapi dan terorganisir.
"Selama 8 tahun di Korea, Antok terbiasa dengan pekerjaan bungkus-bungkus barang. Inilah yang membuat cara dia mengemas potongan tubuh korban sangat teliti dan rapi. Kemampuan ini dia dapatkan selama bekerja di sana," ujar Fauzi pada Senin (27/1/2025).
Fauzi menambahkan bahwa pengemasan potongan tubuh korban, terutama bagian kepala dan kedua kaki, menggunakan teknik pelapisan plastik yang sangat rapat dan efisien.
Bahkan, saat kantung plastik berisi bagian tubuh tersebut ditemukan, pengemasan terlihat sangat mirip dengan cara mengemas barang di pabrik.
"Kepala dan kaki korban dibungkus rapat dengan banyak lapisan plastik. Ini seperti cara mengemas barang yang rapuh, bukan orang yang sedang panik," ungkap Fauzi.
Menariknya, koper merah yang digunakan oleh tersangka untuk menyimpan potongan tubuh korban ternyata merupakan koper miliknya yang digunakan selama bekerja di Korea Selatan.
Baca juga: Puncak Kemarahan Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah, Tersinggung Diminta Ceraikan Istri Sah
Fauzi menegaskan bahwa koper tersebut adalah barang pribadi Antok yang disimpan di rumahnya di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
"Ini koper pribadi pelaku. Koper ini dibawa langsung oleh Antok saat kembali dari Korea, setelah bekerja selama empat tahun, dan dia menggunakan koper ini lagi setelah kembali bekerja selama empat tahun berikutnya," tambah Fauzi.
Koper berisi potongan jasad korban kemudian dibawa Antok ke rumah kosong milik neneknya selama 2 hari.
"Sangat rapi sekali. Ketemu kakinya. Sama kayak packing pabrik. Kepalanya juga. Kayak packing paket barang. Bukan seperti orang panik, santai, bahkan jenazah di dalam koper disimpan di dalam rumah nenek pelaku lebih dari 36 jam," ungkapnya.
Pada Minggu (26/1/2025), kepala korban, Uswatun Hasanah, yang ditemukan di kawasan Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, akhirnya tiba di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung.
Proses identifikasi terhadap jenazah korban akan dilakukan oleh Polda Jawa Timur, sementara pengembalian bagian tubuh korban akan ditangani oleh Polda Jatim.

Antok Menangis saat Diinterogasi
Selama menjalani pemeriksaan, Antok terlihat berkali-kali menangis di Ruang Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, Surabaya.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, mengungkapkan bahwa dalam proses interogasi, Rohmad sering terdiam dan menundukkan kepala dengan mata sembab.
Tangisannya itu dipicu saat penyidik menanyakan soal anak-anaknya.
"Dia selalu menangis jika kami menyebutkan tentang anak-anaknya," ujar Jumhur dilansir dari Kompas.com, pada Senin (25/1/2025).
Kini, penyesalan Rohmad Tri Hartanto hanya bisa meminta maaf ke keluarga korban.
Hal ini disampaikannya secara singkat saat digelandang oleh penyidik kepolisian seusai dihadirkan dalam konferensi pers di lorong Gedung Bidang Humas Mapolda Jatim, pada Senin (27/1/2025).
Antok mengaku menyesali perbuatannya.
"Ya saya menyesal," ujar Rohmad kepada wartawan.
Tak hanya itu, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak korban beserta keluarga besar korban di Kabupaten Blitar.
"Saya minta maaf kepada korban dan keluarga korban. Saya minta maaf," katanya.
Adapun, motif di balik pembunuhan dan mutilasi Uswatun diduga berkaitan dengan dendam terhadap ucapan menyakitkan yang dilontarkan oleh korban.
Korban, menurut Jumhur, sering mengolok-olok anak tersangka dengan kata-kata kasar.
Baca juga: Nasib Antok, Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah Mayat Dalam Koper di Ngawi, Terancam Hukuman Mati
Hal ini menyebabkan Rohmad merasa terhina dan marah, yang akhirnya berencana melakukan tindakan kejam tersebut.
"Saat kami tanyakan soal anak, pelaku selalu menangis. Dia sayang pada anak-anaknya," lanjut Jumhur.
Ia menambahkan bahwa penyidik melihat adanya keterikatan emosional yang kuat antara Rohmad dan anak-anaknya.
Diketahui, Uswatun Khasanah dan Antok menjalin hubungan asmara selama tiga tahun, meskipun tersangka diketahui sudah menikah dengan seorang perempuan asal Ngawi pada tahun 2019 dan memiliki dua anak.
Namun, puncak kemarahan Antok hingga berniat membunuh Uswatun Khasanah baru dirasakan setelah korban mendesak untuk menceraikan istri sahnya yang tinggal di Jombang.
Korban disebut sering meminta Antok untuk segera menikahinya secara sah.
“Korban perempuan ini minta dinikahi resmi, dan segera pelaku menceraikan istri sahnya. Dan pelaku tersinggung soal itu,” ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur pada Senin (27/1/2025).
Arbaridi Jumhur menjelaskan bahwa hubungan asmara terlarang antara korban dan pelaku penuh dengan prahara.
Saking kuatnya keinginan korban untuk dinikahi, Uswatun pernah melabrak istri sah Antok di Jombang.
"Intinya, banyak hal yang membuat pelaku marah. Yang terakhir, korban datang ke rumah istri sah pelaku, mendobrak rumah tersebut, dan memaksa agar segera dinikahi," ungkap Jumhur.
Menurut keterangan polisi, konflik antara korban dan pelaku semakin memanas ketika korban mengetahui bahwa istri sah Antok baru saja melahirkan anak kedua.
Hal ini membuat korban marah besar, bahkan melontarkan sumpah serapah terhadap anak kandung pelaku.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengungkapkan bahwa motif utama pembunuhan adalah rasa sakit hati dan dendam mendalam yang dirasakan pelaku.
Antok merasa tersinggung karena korban kerap mengolok-olok anak perempuannya.
Bahkan, korban pernah mendoakan hal buruk terhadap anak pelaku.
“Korban pernah berucap bahwa anak perempuan tersangka nantinya akan menjadi, mohon maaf, PSK. Ucapan itu membuat pelaku sangat sakit hati,” ujar Farman.
Selain itu, Antok juga merasa dihina karena korban menyuruhnya untuk “menghilangkan” anak keduanya yang baru lahir. Hal ini semakin memperburuk hubungan keduanya.
Selama menjalin hubungan, pelaku sering memberikan uang kepada korban. Pada hari kejadian, Antok bahkan membawa uang Rp1 juta untuk diberikan kepada korban.
Antok juga merasa dikhianati karena pelaku mengaku pernah memergoki korban bersama pria lain di kosannya di Tulungagung.
Antok juga diketahui sering mengaku sebagai suami siri korban kepada warga sekitar tempat kos korban, meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka pernah menikah secara siri.
Pada Minggu (19/1/2025) malam, Antok dan Uswatun bertemu di Hotel Adisurya, Kota Kediri.
Pertemuan tersebut diwarnai pertengkaran hebat yang berujung pada tindakan kekerasan oleh pelaku.
Antok mencekik leher Uswatun hingga korban tewas di kamar 301 hotel tersebut.
Di kamar yang sama, Antok memutilasi tubuh Uswatun dan potongan tubuh korban kemudian dimasukkan ke dalam sebuah koper merah, yang selanjutnya dibuang di daerah Ngawi.
"Dilakukan mutilasi karena awalnya korban ini akan dimasukan secara utuh didalam koper, tapi karena tidak cukup, kemudian dimutilasi, diawali dari kepala korban, diupayakan masuk tidak cukup lagi, dan dimutilasi lagi kaki bagian kiri sampai batas paha, baru terakhir betis yang dimutilasi, setelah itu baru yang bersangkutan berencana untuk membuang dari beberapa potongan dari kepala hingga kaki," kata Farman.
Farman mengungkapkan mayat mutilasi korban akhirnya dibuang di tiga Kabupaten di Jawa Timur.
Jasadnya ditemukan di dalam koper merah di Ngawi namun ada beberapa potongan tubuh yang tersebar di Trenggalek dan Ponorogo.
Farman menyebut jasad korban sempat dibawa menginap di rumah neneknya di Tulungagung, hingga kemudian membuangnya ke tiga Kabupaten di Jawa Timur.
"Mayat ini sempat nginap di beberapa tempat, di rumah kosong di Tulungagung, baru tanggal 21 itu pembuangan tahap pertama, baru dilanjutkan tanggal 22 terhadap kepala yang terpental kembali ke dalam mobil pada saat dibuang,".
Namun, tersangka sempat membawa kembali bagian kepala korban yang sempat dibuang, karena takut menimbulkan kecurigaan saat sepeda motor lewat.
"Kenapa pada saat itu diurung tidak langsung membuang kepala yang mental ke dalam mobil, karena pada waktu itu ada pengendara sepeda motor di belakang mobil tersangka, sehingga dikhawatirkan dicurigai, maka diurung," kata Farman.
Saat ini, masih mendalami peran pria kerabat tersangka.
Koper berisi jasad potongan badan Uswatun Khasanah dia buang ke Ngawi dan ditemukan warga di selokan Desa Dadapan, Kendal, Ngawi, Kamis (23/1/2025).
Sebagaimana diketahui, hasil autopsi menunjukkan beberapa bagian tubuh korban tidak ada seperti bagian kepala, kaki sebelah kiri terpotong sampai pangkal paha, dan kaki kanan terpotong sampai lutut.
Saat ini, pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian dan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.
"Kami terapkan pasal 340 subsider Pasal 338 subsider Pasal 351 ayat 3 dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup,"
Penyelidikan lebih lanjut dilakukan untuk mengungkap semua fakta terkait kasus ini.
Kombes Pol Farman memastikan bahwa pihaknya akan menangani kasus ini dengan serius agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul Kasus Mutilasi di Ngawi, Tersangka Antok Pernah Bekerja 8 Tahun di Korea Selatan Bagian "Packing" Barang
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Senyum Antok Tersangka Mutilasi Uswatun Khasanah Mayat Dalam Koper saat Rekonstruksi |
![]() |
---|
Gelagat Antok Saat Beli Pisau untuk Mutilasi Mayat Uswatun Khasanah di Minimarket Terekam CCTV |
![]() |
---|
Gelagat Uswatun Khasanah Sebelum Dimutilasi Antok Terekam CCTV, Mesra Dinner Sebelum ke Hotel |
![]() |
---|
Rekaman CCTV Terbaru Patahkan Alibi Antok Soal Kejadian di Restoran, Pelaku Mutilasi Ngawi 'Pasrah' |
![]() |
---|
Momen Uswatun Khasanah Sebelum Tewas Dibunuh Antok: Pakai Pakaian Merah Muda & Bergandengan Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.