Berita Palembang
Mengapa Saat Imlek Sering Hujan, Begini Penjelasan BMKG dan Tokoh Masyarakat Tionghoa di Palembang
Berikut penjelasan BMKG dan tokoh masyarakat Tionghoa di Palembang soal hujan sering turun saat Imlek dan Cap Go Meh.
Penulis: Hartati | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Masyarakat sering bertanya-tanya mengapa di saat memasuki Imlek dan Cap Go Meh kondisi cuaca sering kali turun hujan.
Seperti yang terjadi di Palembang saat ini, menjelang tahun baru Imlek 29 Januari 2025, kota pempek sering diguyur hujan baik pagi, siang ataupun malam hari.
Benarkah Imlek dan hujan saling berkaitan dan selalu dihubungkan dengan kepercayaan dan tradisi masyarakat Tionghoa yang memiliki makna keberuntungan ?
Berikut penjelasan BMKG dan tokoh masyarakat Tionghoa di Palembang.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto MSi mengatakan saat ini di Sumsel masih masuk dalam periode hujan pada Januari hingga Februari.
Baca juga: Filosofi Makanan Khas Imlek Wajib Ada Saat Perayaan Tahun Baru Imlek 2025, Camilan dan Lauk Pauk
Baca juga: Kelompok Barongsai Liong Hok Say Palembang, Aktif Lestarikan Budaya Sembari Dapatkan Penghasilan
Hujan baru akan berkurang dan masih terus berlangsung hingga April meski intensitas akan terus turun menjelang pergantian musim ke musim kemarau.
Sementara itu jika kaitannya hujan dengan perayaan Imlek, menurutnya secara keilmuan tidak ada hubungannya atau tidak ditemukan penjelasan yang mengatakan bahwa setiap Imlek akan selalu turun hujan karena dianggap sarat makna keberuntungan.
"Tidak ada kaitannya hujan saat Imlek dengan keilmuan itu hanya kebetulan saja semata. Hanya kebetulan saat musimnya saja hujan saat Imlek berlangsung sehingga jelang Imlek hingga setelahnya masih ada hujan yang terus menerus," ujar Siswanto, Senin (27/12025).
Karena tidak ada kaitannya dengan keilmuan, maka bisa saja hujan tersebut tidak turun saat Imlek, tapi jika benar memang turun hujan saat Imlek maka itu hanya kebetulan semata.
Bukan sengaja dibuat atau "dipanggil" agar hujan turun. Sebab tidak bisa di semua tempat sama turun hujan semua merata saat Imlek.
Sementara tokoh masyarakat Tionghoa Zewwy Salim yang juga Ketua Yayasan Vihara Dharmakirti mengatakan, tidak ada tradisi memanggil hujan atau pakai pawang hujan saat Imlek.
Hujan yang turun adalah murni hujan asli yang turun atas kuasa yang pencipta bukan karena dibuat.
Hujan turun itu karena memang saat Imlek atau cap go meh itu waktunya hujan yakni Januari dan Februari.
"Imlek dan Cap Go Meh pasti di bulan Januari dan Februari tidak akan pernah pindah ke bulan lain karena penanggalan dalam kalender Tiongkok atau lunar ada 13 bulan dalam satu tahun," ujarnya.
Makna hujan saat Imlek memang diyakini membawa keberkahan yakni rezekinya diyakini akan mengalir deras seperti hujan juga.
Oleh sebab itu semakin deras hujan yang turun juga akan semakin disukai karena dianggap rezekinya akan lebih deras lagi sepanjang tahun.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
NasDem Gelar Rakernas, 189 Kader se-Sumsel Berangkat ke Makassar |
![]() |
---|
Komisi IV DPRD Palembang Desak Disdik Tindak Tegas Oknum Kepsek Aniaya OB |
![]() |
---|
Sepanjang Juli-Agustus 2025, SKIPM Palembang Beri 42 Pembudidaya Ikan di Sumsel Sertifikasi CBIB |
![]() |
---|
Sosok Bambang Pramono Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Lama Tugas di Solo |
![]() |
---|
Harga Bawang Merah Super di Palembang Tembus Rp 65 Ribu per Kg, Ayam Potong Rp 33 Ribu per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.