Seputar Islam

Kemuliaan Bulan Rajab, Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Rasa Persatuan Umat dan Kedamaian di Palestina

Di bulan Rajab yang mulia ini penting bagi kita bersatu untuk menguatkan akidah termasuk membebaskan negeri-negeri muslim dari segala jenis penjajahan

Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
Kemuliaan Bulan Rajab, Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Rasa Persatuan Umat dan Kedamaian di Palestina 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat At Taubah ayat 36, yang artinya adalah sebagai berikut:

 "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. 
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (Qs. At-Taubah: 36).

Salah satu dari keempat bulan haram itu adalah bulan Rajab. Oleh karenanya, para 'ulama menekankan agar pentingnya bulan ini diisi dengan beragam amal salih. Di bulan haram ini dalam ayat di atas, kita juga diperintahkan untuk tidak melakukan maksiat atau dosa. 

Amalan salih di bulan Rajab, pahalanya akan dilipatgandakan. Pun sebaliknya, amalan kemaksiatan yang dilakukan di bulan Rajab akan mendapat dosa yang dilipatgandakan. Nauzubillah!


Persatuan Umat
Selain sebagai bulan mulia, bulan Rajab memiliki satu keutamaan lain yakni bulan persatuan umat. Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad saw. pada tahun kesepuluh kenabian. Isra' Mi'raj menyatukan umat Islam dengan perintah yang sama yakni kewajiban salat lima waktu, dan menjadikan Nabi saw. sebagai pemimpin umat Islam.

Peristiwa tak kalah penting di bulan Rajab adalah pembebasan Baitul Maqdis untuk pertama kalinya pada masa Khalifah Umat bin al-Khaththab ra. Setelah kekalahan kekaisaran Romawi pada Perang Yarmuk (13 H/636 M), pasukan muslim yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin al-Jarrah ra. mengepung kota tersebut.

Pembebasan Baitul Maqdis yang kedua kalinya yakni pada tanggal 27 Rajab 538 H oleh Sultan Salahuddin al-Ayyubi. Pada waktu itu, Baitul Maqdis berada di tangan Pasukan Salib yang menguasai selama hampir 88 tahun. 


Di bulan Rajab juga terjadi peristiwa yang memilukan, yakni keruntuhan Khilafah Utsmaniyyah yang terjadi tepat tanggal 27 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924. Saat itu, umat Islam berada pada kekuasaan kepemimpinan Islam.

Umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan, dipimpin dengan hukum Islam. Para ulama menyebut Khilafah Islam berhasil menyatukan umat Islam secara global lebih dari 1.300 tahun. 


Akibat Hilangnya Persatuan
Setelah keruntuhan Khilafah Islam, umat Islam tercerai-berai, tersekat-sekat dengan ikatan nasionalisme. Saat itu, Kekhilafahan Utsmaniyyah diruntuhkan di tangan penjajah. Akibatnya, negeri-negeri muslim leluasa dijajah, dan negeri lainnya tak kuasa untuk menolong. 


Salah satu dampak nyata dari buruknya nation state ini adalah kaum muslim di Palestina. Hingga hari ini, nyawa mereka hilang satu per satu, keamanan, hak mereka sebagai umat manusia pun hilang akibat dirampas oleh penjajah Zionis, Israel. Pengeboman, penembakan, pembunuhan setiap hari dilakukan Zionis Yahudi tersebut. Bahkan, jumlah korban jiwa terus bertambah hingga tak terkira jumlahnya. 

Sejak wilayah Palestina dikuasai Yahudi dari tahun 1948, kaum muslim Palestina nyaris memperjuangkannya sendiri. Negara-negara muslim yang ada di sekitarnya tak mampu unjuk gigi menghentikan genosida dan penjajahan tersebut. Terbukti, hingga hari ini telah banyak darah kaum muslim di Palestina ditumpahkan, rumah dihancurkan, anak-anak dan wanita kehilangan perlindungan.

Bayangkan, hari ini kaum muslim yang terbunuh sudah banyak, akan tetapi kaum muslim yang banyak ini tak mampu menyelesaika persoalan ini. 

Melansir Al Jazeera, Israel percaya bahwa negara-negara Arab saat ini sudah terpecah-belah, sehingga sulit menghasilkan keputusan tegas untuk bertindak membantu Palestina secara memadai.

 Pudarnya solidaritas dalam mendukung Palestina tidak lain disebabkan oleh kepentingan politik dan ekonomi negara-negara Arab dengan Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel (kompas.com, 18/11/23).


Membentuk Persatuan
Sejatinya, ikatan akidah dan ukhuwah Islamiyah dibutuhkan bagi kaum muslim seluruh dunia. Sebab, Rasulullah saw. menyebut bahwa umat Islam bagaikan satu tubuh. Maksud dari satu tubuh ini adalah apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota yang lain merasakan sakitnya. 

Dari Nu’man bin Basyir dia berkata: Rasulullah saw. Bersabda, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).’’ (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itu, di bulan Rajab yang mulia ini penting bagi kita bersatu untuk menguatkan akidah Islam. Termasuk membebaskan negeri-negeri muslim dari segala jenis penjajahan. Sebenarnya bukan hanya Palestina, tetapi juga Rohingnya, Uighur di Cina, dan lain-lain. 

Bagaimana caranya agar umat Islam tidak tercerai-besar seperti sekarang? Jawabannya adalah meniti jalan kehidupan sebagaimana yang Allah Swt. perintahkan. Allah Swt. berfirman,
“Yang diperintahkan ini adalah jalanku yang lurus. Oleh karena itu, ikutilah jalan tersebut dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan lain karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian adalah diperintahkan Allah kepada kalian agar kalian bertakwa.” (TQS Al-An‘am [6]: 153).


Ayat ini menegaskan perintah mengikuti jalan Allah Swt. yang mulia. Jalan yang pernah dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad saw. Sangat salah dan berdosa jika kaum muslim mengambil jalan lain selain Islam. Seperti misalnya, sekularisme (memisahkan agama dari kehidupan). Buah sekuler adalah jalan perpecahan ala nasionalisme.


Perpecahan atau 'ashabiyah sangat dilarang olen Nabi saw. melaui Sabda Nabi saw.,
“Tidak termasuk golongan kami orang yang menyerukan ‘ashabiyah. Tidak termasuk golongan kami orang yang berperang atas dasar ‘ashabiyah. Tidak termasuk golongan kami orang yang mati di atas dasar ‘ashabiyah.” (HR Abu Dawud).

Bulan Rajab ini adalah momentum yang tepat mewujudkan kesatuan umat di bawah institusi negara yang satu, yakni negara yang menerapkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan. Menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam kehidupan. Menyelesaikan seluruh problematika kehidupan dengan hukum-hukum syarak.

Wahai kaum muslim! Sadari dan pahamilah, sekat nasionalisme menjadikan kaum muslim lemah, dan kehidupan semakin terpecah-belah. Cukuplah momen Rajab ini menyadari kuasa umat Islam sebagai umat yang satu dan umat terbaik. 

Allah Swt. berfirman, yang artinya:

   “Sungguh umat kalian ini adalah satu umat. Aku adalah Tuhan kalian. Oleh karena itu, bertakwalah kalian (kepada-Ku).” (QS Al-Mu’minun [23]: 52).


Wallahua'lam bisshawab. (*/tulisan opini Ismawati/ Aktivis Dakwah tinggal di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan)

Baca juga: 9 Sholawat dalam Rangka Isra Miraj, Dapat Menjadi Pilihan, Sholawat Nariyah hingga Sholawat Munjiyat

Baca juga: Kumpulan Hadits Keutamaan Sholat, Perintah Allah kepada Nabi Muhammad SAW Saat Peristiwa Isra Miraj

Baca juga: 4 Bacaan Sholawat Baik Diamalkan Menjelang dan Saat Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Lengkap Artinya

Baca juga: Arti Tholabul Halali Wajibun Ala Kulli Muslimin, Hadits Kewajiban Mencari Rezeki dengan Cara Halal

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved