Seputar Islam
Refleksi Akhir Tahun Sudahkah Kita Menjadi Hamba Allah yang Baik? Berikut Ciri-cirinya dalam Alquran
Mari kita refleksikan masa perjalanan hidup kita pada tahun ini, sudahkah 8 katagori hamba Allah yang baik itu, sudah menjadi bagian karakter kita?
TRIBUNSUMSEL.COM -- Waktu terus berlalu, tak terasa kita akan memasuki tahun 2025, yang juga bertepatan dengan memasuki bulan Rajab, bulan ke tujuh dalam kalender hijriyah, yakni 1 Rajab 1446 H.
Demi Massa, kata Allah dalam Surat Al Ashr, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali mereka yang saling menasihati dalam kebaikan dan saling menasihati dalam kesabaran.
Satu pertanyaan yang selalu kita tanya kepada diri sendiri ketika momen tahun baru atau bulan baru, sudahkah kita menjadi hamba Allah yang baik? atau lebih baik dibanding waktu-waktu sebelumnya? Apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan Allah dalam Alquran?
Ustadz Muhammad Alimudin, S.Pd.I, yang juga Ketua Forum Kader Posyandu Indonesia (FKPI) Bangka Belitung mengatakan, ada tolok ukur atau ciri-ciri hamba yang baik yang disebutkan di dalam Alquran.
Bagaimana gambaran hamba Allah yang baik itu? Dan apakah kita masuk katagori di dalamnya?
Ciri pertama hamba Allah Swt yang baik itu yaitu rendah hati dan berkata kata baik, hal ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 63
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا ٦٣
Artinya :
“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.”
Rendah hati bisa diartikan sifat jauh dari kesombongan, tidak sombong dan tidak angkuh karena menyadari keterbatasan kemampuan diri dan ketidakmampuan diri sendiri. Harusnya sifat ini wajib ada dalam diri manusia karena hakikat bahan baku penciptaan manusia berasal dari tanah, berada di bawah langit.
Meskipun berada di bawah, segala kekayaan ada di dalam tanah. Tanah itu menyuburkan dan menumbuhkan segala yang ada di atasnya, harusnya manusia itu saling support, saling dukung, saling menguatkan, bukan saling menghancurkan. Hanya iblis yang sombong, yang angkuh, tidak suka dengan yang lain dan ingin menghancurkan.
Dalam sebuah hadis Riwayat Muslim, nabi Muhammad Saw pernah berkata : “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada ku agar bersikap tawaddhu’ (merendahkan diri) hingga seseorang tidak menyombongkan dirinya di hadapan orang lain dan tidak saling menganiaya”
Salah satu bagian rendah hati adalah berkata-kata baik, kata-kata ini adalah cerminan sesuatu yang ada di dalam. Terlebih lagi berkata-kata baik kepada orang yang jahil (yang menghina) rasanya cukup berat, tapi ini lah sesungguhnya hamba Allah Swt tersebut.
Ciri kedua hamba Allah Swt yang baik itu yaitu sibuk bersujud di malam hari, penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 64
وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَّقِيَامًا ٦٤
Artinya :
“Dan, orang-orang yang mengisi waktu malamnya untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri.”
Sujud bentuk interaksi paling dekat antara hamba dan Tuhannya, sujud juga ungkapan syukur serta kepasrahan untuk menghambakan diri kepada Allah Swt. Bukan sekedar jidat menyentuh lantai tapi lebih ke dalam hati, jiwa, pikiran, tubuh, perbuatan untuk tunduk, patuh dan taat kepada Allah robbul izzati.
Dalam sebuah hadis Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rosulullah bersabda : “Keadaan seseorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah Ketika dia bersujud maka perbanyaklah doa.”
Setidaknya kita berupaya meskipun tidak setiap hari, bersujud di malam hari dengan tahajud, syukur-syukur bisa istiqomah rutin tiap hari. Totalitas ketundukan, kepatuhan dan ketaatan kepada Allah Swt harus menyelimuti setiap masa kehidupan dalam pelbagai rutinitas hidup dan kehidupan kita.
Ciri ketiga hamba Allah Swt yang baik itu menghindari perilaku ahli jahanam, penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 65
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَۖ اِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ۖ ٦٥
Artinya :
“Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami (karena) sesungguhnya azabnya itu kekal.”
Tidak cukup berdoa tapi yang paling penting berupaya sekerasnya menghindari perbuatan-perbuatan ahli jahanam. Interpretasi dari ahli jahanam ini yaitu mereka penentang aturan (Al Quran) dan menjauhi perintah-Nya serta syirik.
Investasi perbuatan buruk pada akhirnya mengantarkan kepada jalan neraka, perbuatan-perbuatan buruk tersebut beragam jenisnya seperti membunuh, memperkosa, korupsi, mabuk, judi, menghina, merendahkan orang lain dan lain-lain, bahkan tidak mendengar, tidak memperhatikan aturan Allah Swt saja sehingga terjadi perbuatan melanggar itu pun sudah menjadi jalan mudah menuju jahanam.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
Artinya :
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
Ciri keempat hamba Allah Swt yang baik itu bersedekah dengan bijak dan tidak kikir , penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 67
وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذٰلِكَ قَوَامًا ٦٧
Artinya :
“Dan, orang-orang yang apabila berinfak tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Infak mereka) adalah pertengahan antara keduanya.”
Tawasuth dalam bersedekah adalah sesuatu yang baik karena sikap ini merupakan titik temu antara dua variable yaitu memberi dan kikir. Dari sikap tawasuth ini menyadarkan kita bahwa anugerah harta yang Allah Swt limpahkan bukan semata-mata untuk kita saja akan tetapi ada hak orang lain yang harus kita tunaikan.
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ ١٩
Artinya :
“Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta.”
Jangan sampai seperti Qorun, si kaya raya yang mempertuhankan harta bendanya sehingga enggan bersedekah, yang pada akhirnya tenggelam Bersama harta-hartanya. Dan jangan pula seperti seseorang yang tidak memerlukan hal duniawi sehingga menyusahkan kehidupan dunianya. Posisi tawasuth lah yang dikehendaki Allah Swt, bersedekah bijak, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir.
Ciri kelima hamba Allah Swt yang baik itu tidak syirik, tidak membunuh dan tidak berzina , penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 68
وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا ۙ ٦٨
Artinya :
“Dan, orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain, tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Siapa yang melakukan demikian itu niscaya mendapat dosa.”
Syirik adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah Swt, kesyirikkan itu mengabaikan keesaan Allah Swt dengan menyekutukkan-Nya dengan sesuatu yang lain baik dalam ibadah maupun pengabdian. Syirik itu ibarat seperti perselingkuhan, sesuatu yang kotor dan masuk dalam katagori dosa besar yang paling serius dan tidak dapat dimaafkan.
Masyarakat kadang cuma mengartikan syirik itu datang ke dukun, pakai jimat, mempercayai ramalan bintang dan hal mistis lainnya. Padahal tidak mengerti, tidak paham, melanggar aturan Allah Swt itulah pangkal kesyirikan hakiki, dirinya hidup diberikan kehidupan oleh Allah Swt tapi hidupnya tidak sejalan dengan aturan Allah Swt.
Salah satu contoh perbuatan yang melanggar aturan Allah Swt yaitu membunuh kehidupan manusia, bisa berarti harpiah menghilangkan nyawa orang lain, bisa juga berarti hakikat membunuh kelangsungan hidup manusia seperti fitnah, adu domba, mematikan kesempatan kerja orang lain dan sebagainya.
Contoh berikutnya perbuatan melanggar aturan Allah Swt yakni zina, bukan sekedar melakukan hal tak senonoh seperti mesum, bersetubuh dengan pasangan yang tidak halal, zina itu pada hakikat sesuatu perbuatan keji dan jalan yang buruk. Segala perbuatan keji dan segala niat keji adalah zina, apa pun perbuatan keji itu .
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢
Artinya : “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.” (Al-Isra'/17:32)
Ciri keenam hamba Allah Swt yang baik itu yakni segera bertaubat dan beramal shaleh , penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 70
اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَاُولٰۤىِٕكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ٧٠
Artinya :
“Kecuali, orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh. Maka, Allah mengganti kejahatan mereka (dengan) kebaikan. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Siapa pun manusia pasti pernah berdosa dan salah, pepatah lama berkata orang yang hebat itu mereka yang berani jujur atas dosa dan kesalahannya bukan tidak pernah berdosa. Bahkan hal itu diperkuat dengan sabda nabi yang menyebutkan manusia tempatnya salah dan lupa,
Karena tempatnya salah dan lupa bukan berarti terus menerus melakukan kesalahan, Kembali kata Allah Swt atau bertaubat, kembali kepada rel kebenaran dan belajar dari kesalahan sehingga ke depan tidak salah untuk kedua kalinya. Bukti benar bertaubat harus memenuhi syaratnya yakni mengakui kesalahan, berjanji tidak mengulangi dan memperbaikinya dengan beramal shaleh atau berbuat baik.
Ciri ketujuh hamba Allah Swt yang baik itu yakni tidak bersaksi palsu dan menjauhi perbuatan tidak berfaedah, penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25) Al Furqon ayat 72
وَالَّذِيْنَ لَا يَشْهَدُوْنَ الزُّوْرَۙ وَاِذَا مَرُّوْا بِاللَّغْوِ مَرُّوْا كِرَامًا ٧٢
Artinya :
“Dan, orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu serta apabila mereka berpapasan dengan (orang-orang) yang berbuat sia-sia, mereka berlalu dengan menjaga kehormatannya.”
Memberikan kesaksian palsu salah satu ciri tanda kemunafikkan sebaliknya bersaksi dengan mengutarakan kebenaran adalah wujud kejujuran dan integritas diri. Sayang, banyak yang kurang jujur, padahal ketika menipu orang lain itu kerugiannya ada di diri pelaku.
وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ ١ ﴿ الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ ٢ ﴿ وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ ٣
Artinya :
“Celakalah orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Mereka adalah) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi. . (Sebaliknya,) apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka kurangi.”
Termasuk perbuatan unfaedah seperti ghibah atau sekedar melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan kebaikan, hendaknya dihindari karena akan mengajak pelakunya terbuai dengan kondisi sehingga lupa waktu, lupa keluarga dan lupa diri. Menghindari hal-hal yang tidak berfaedah ini bukan sekedar himbauan loh akan tetapi ini ada perintah Allah Swt langsung dan tanda orang-orang beriman.
وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ ۙ ٣
Artinya : “orang-orang yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,” (Al-Mu'minun/23:3).
Terakhir, ciri kedelapan hamba Allah Swt yang baik itu adalah mereka yang memperhatikan nasihat orang lain , penjelasan ini bisa kita lihat di dalam Al Quran surah (25)
Al Furqon ayat 73
وَالَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوْا عَلَيْهَا صُمًّا وَّعُمْيَانًا ٧٣
Artinya :
“Dan, orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta.”
Membuka diri, mampu menerima masukan dari orang lain adalah sesuatu yang sangat baik, terlebih lagi nasihat-nasihat yang membawa kepada jalan kebaikan. Artinya di sini terjadi komunikasi dua arah, tapi hal ini tidak berlaku bagi orang yang memiliki karakter kafir, karena kafir itu sikap menutup diri sehingga tidak mampu menerima masukan dan nasihat kebaikan orang lain.
وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٢٠٤
Artinya : “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.”
Alimudin mengajak mari kita refleksikan masa perjalanan hidup kita pada tahun ini, sudahkah delapan katagori hamba Allah Swt yang baik itu, sudah menjadi bagian sifat karakter kita ?
Kalau pun masih ada yang kurang mari kita penuhi di perjalanan hidup kita di tahun baru ini. Semoga Allah Swt meridhoi kita, keluarga kita, bangsa dan negara kita, aamiin.(*)
Baca juga: Kalender Islam 2025 Lengkap Jadwal Puasa Ramadan, Idul Fitri Beserta Hari Besar Islam 1446H–1447 H
Baca juga: Sholat Malam 1 Rajab Berapa Rakaat? Ini Jumlah dan Tata Cara Pelaksanaannya
Baca juga: Makna Hisablah Dirimu Sebelum Kau Dihisab Nasihat Umar bin Khatab: Hasibu Anfusakum Qabla Antuhasabu
Baca juga: Arti Allahumma Inni As Aluka Wa Atawajjahu Ilaika Bi Nabiyyika, Doa Tawasul Hajat dan Manfaatnya
Baca juga: Sholawat Rajabiyah Allahumma Bariklana Fi Rajaba Wa Syabana Wa Balighna Romadona Ighfirlana Zunubana
refleksi akhir tahun dalam islam
Refleksi Akhir Tahun Sudahkah Kita Menjadi Hamba A
ciri ciri hamba yang baik yang dicintai allah
Tribunsumsel.com
Tribunnews.com
Doa Sholat Tahajud, Taubat Hajat dan Witir, Berikut Urutan Sholat Sunnah Malam yang Benar |
![]() |
---|
Doa Sebelum dan Sesudah Azan Lengkap Tulisan Arab, Latin Serta Terjemahannya |
![]() |
---|
Lantunan Doa dan Dzikir Jumat Sore Setelah Sholat Ashar, Subhanallahi Wabihamdihi 100x |
![]() |
---|
Doa Niat Sholat Sunnah Qobliyah Jumat setelah Adzan Lengkap dalam Tulisan Arab, Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Teks Khutbah Jumat Bahasa Sunda Edisi 15 Agustus Tema Kemerdekaan, Tersedia File PDF |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.