Pesawat Jeju Air Jatuh

Daftar 3 Pesawat yang Mengalami Kecelakaan Hari Ini di Dunia, Jeju Air Diduga Tewaskan 179 Orang

Dikutip dari The Express Tribune, pesawat Boeing 737-800 tujuan Amsterdam, Belanda, tersebut sempat mengalami kesulitan saat mendekati landasan.

|
Editor: Slamet Teguh
X/NazNazirul
Pesawat Jeju Air alami kecelakaan jatuh di Bandara Internasional Musan di Kota Musan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024) pukul 09.07 waktu setempat.   

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Dunia penerbangan di dunia kini tengah berduka.

Pasalnya, dalam waktu sehari, tercatat ada tiga kecelakaan pesawat di dunia.

Diketahui, Pesawat KLM Royal Dutch Airlines tergelincir saat melakukan pendaratan darurat di Bandara TORP Sandefjord, Norwegia, Sabtu (28/12/2024) malam waktu setempat. 

Dikutip dari The Express Tribune, pesawat Boeing 737-800 tujuan Amsterdam, Belanda, tersebut sempat mengalami kesulitan saat mendekati landasan.

Setelah mendarat, pesawat keluar dari landasan pacu, tergelincir ke area berumput.

Semua 182 orang di dalamnya—176 penumpang dan enam awak—selamat tanpa luka.

Keputusan untuk mendarat darurat diambil setelah pesawat mengalami kerusakan pada sistem hidrolik.

Menurut otoritas setempat, kerusakan itulah yang menyebabkan pesawat tergelincir.

Adapun pesawat KLM Royal Dutch Airlines dengan nomor penerbangan KL1204 ini berangkat dari Bandara Oslo, tetapi dialihkan mendarat darurat di TORP Sandefjord yang jaraknya 110 kilometer. 

KLM Airlines mengatakan bahwa pendaratan darurat berhasil, tetapi pesawat kehilangan kendali usai mendarat lalu keluar dari sisi kanan landasan pacu.

Penyelidikan kini sedang dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kegagalan sistem hidrolik KLM Royal Dutch KL1204.

Peristiwa KLM Airlines tergelincir adalah insiden penerbangan ketiga dalam kurun waktu 24 jam.

Insiden pertama melibatkan Jeju Air jatuh di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, menewaskan 179 orang. 

Kemudian, Air Canada tergelincir di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Kanada, karena roda pendaratannya rusak.

Mundur lagi beberapa sebelum KLM tergelincir, pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan pada Kamis (26/12/2024).

Baca juga: Pesan Terakhir Penumpang Pesawat Jeju Air Singgung Wasiat, Ada Burung Tersangkut Sebelum Kecelakaan

Baca juga: Penyebab Pesawat Jeju Air Jatuh di Bandara Muan Korsel, Korban Tewas Bertambah Jadi 85 Orang

Jeju Air Tabrak Burung

Sebuah pesawat milik maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan diduga karena bertabrakan dengan burung di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).

Akibat kecelakaan pesawat Jeju Air tersebut, sebanyak 127 orang dilaporkan tewas hingga pukul 16.30 sore waktu setempat.

Pihak berwenang mengatakan, diperkirakan korban tewas kecelakaan pesawat Jeju Air bisa meningkat hingga 179 orang.

Jatuhnya pesawat Jeju Air menjadikannya sebagai bencana penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan.

Pesawat Jeju Air bernomor penerbangan 7C2216, Boeing 737-800, yang membawa 181 penumpang dan awak, berupaya mendarat ketika keluar dari landasan pacu.

Dilansir The Korea Herald, lima menit setelah pilot mengumumkan keadaan darurat, pesawat tersebut menabrak pagar pembatas dan terbakar, menurut Kementerian Perhubungan.

Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam, sebagian besar penumpang kemungkinan besar telah meninggal dunia.

Hanya dua orang yang selamat dari insiden nahas tersebut, yang dilaporkan sebagai awak pesawat.

Menurut pihak berwenang, penumpang pesawat Jeju Air termasuk 173 warga Korea Selatan dan dua warga negara Thailand.

Tidak ada korban selamat tambahan yang ditemukan di antara penumpang.

Kondisi reruntuhan pesawat menunjukkan harapan untuk mendapatkan lebih banyak korban selamat sangatlah tipis, kata otoritas pemadam kebakaran dalam pengarahan kepada keluarga penumpang.

Badan pesawat Jeju Air hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit.

Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang, sedangkan kamar mayat darurat telah disiapkan untuk menampung jenazah yang ditemukan.

Banyak jenazah yang rusak parah, sehingga menyulitkan proses identifikasi, imbuh pihak berwenang.

 Sementara itu, Presiden Jeju Air Co Ltd., Kim E-bae, menyampaikan simpati dan permintaan maaf kepada para penumpang yang kehilangan nyawa serta keluarga yang ditinggalkan.

Ia menjanjikan kerja sama penuh dengan pemerintah untuk mengungkap penyebab kecelakaan tersebut.

"Terlepas dari penyebabnya, saya sangat merasa bertanggung jawab sebagai CEO."

"Jeju Air akan melakukan segala daya untuk mempercepat upaya pemulihan dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban," ucap Kim.

Kim menyatakan, penyebab kecelakaan tersebut masih belum jelas dan menekankan, maskapai tersebut sedang menunggu hasil investigasi resmi dari otoritas pemerintah.

Saat ini, sulit untuk menentukan penyebab kecelakaan tersebut, dan kami harus menunggu temuan resmi dari lembaga pemerintah terkait," katanya.

Seorang perwakilan Jeju Air juga mencatat, pesawat Boeing 737-800 milik Jeju Air yang jatuh berusia 15 tahun, tidak memiliki riwayat kecelakaan sebelumnya.

Maskapai tersebut tengah berupaya mengidentifikasi penyebab pasti kecelakaan dan mengklarifikasi keadaan yang melatarbelakanginya, kata perwakilan tersebut.

Keluar Api dari Mesin Jet

Seorang saksi mata yang melihat insiden jatuhnya Jeju Air di Bandara Internasional Muan mengatakan, dirinya sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.

Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia bahkan mendengarkan beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.

"Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras," kata Yoo, dikutip dari Yonhap.

Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya Cho, mengatakan dia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.

"Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya," kata Cho.

"Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan," lanjutnya.

Saksi lainnya, Kim Yong-cheol mengatakan pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk percobaan berikutnya sebelum jatuh.

Kim ingat dia mendengar suara "gesekan logam" dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan.

Kim mengatakan dia melihat ke langit dan melihat pesawat itu naik setelah gagal mendarat, sebelum dia mendengar "ledakan keras" dan melihat "asap hitam mengepul ke langit".

Para pejabat meyakini kegagalan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

Polisi dan petugas pemadam kebakaran memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pastinya.

 

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan Kompas.com

 

 

 

 

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved