Berita Viral

Fakta di Balik Sosok Ibu Kantin Buang Dagangan Siswi MTs Brebes, Ternyata Adik Pemilik Yayasan

Sominah (70) ternyata bukan sekadar Ibu kantin di MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengah. Adik dari pemilik yayasan MTs Nurul Huda

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
Ig/Indonesiahariini.id
Foto: guru Kholipah dan Anak Ibu kantin melakukan mediasi. Sominah (70) ternyata bukan sekadar Ibu kantin di MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengah. Adik dari pemilik yayasan MTs Nurul Huda 

TRIBUNSUMSEL.COM- Sominah (70) ternyata bukan sekadar Ibu kantin di MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengah.

Sominah rupanya adik dari pemilik yayasan MTs Nurul Huda tempat siswi yang jualannya dibuang.

Dengan statusnya memiliki hubungan keluarga dengan pemilik yayasan, hal inilah yang diduga membuat Sominah berani memarahi guru saat membanting dagangan siswi.

Baca juga: Kholipah Guru MTs di Brebes Menangis, Ngaku Kena Mental Dimaki Ibu Kantin yang Buang Dagangan Siswa

Hal itu diungkap oleh Kepala MTs Nurul Huda Kalibuntu, Basuni.

"Ibu kantin ini sebagai adik pemilik yayasan," ungkap Basuni.

Belakangan, ibu kantin galak itu viral di media sosial setelah membuang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Padahal saat itu, para siswa tengah menjalankan tugas materi kewirausahaan yang ditugaskan ibu guru Kholipah, sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin).
 
Basuni kemudian melakukan mediasi antara guru, siswi, dan ibu kantin.

Sominah (70) meminta maaf usai viral di media sosial setelah membuang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Ia tidak terima ada orang lain yang berjualan di lingkungan sekolah.

Melansir dari Tribunnewsbogor.com, Jumat (20/12/2024) Kepala MTs Nurul Huda, Basuni mengatakan, rupanya kegiatan itu membuat Sominah tak terima.

Sominah langsung memarahi siswi tersebut dan membuang dagangannya.

Tak hanya itu, Sominah juga bahkan memarahi ibu guru yang mengajar mata pelajaran itu.

"Ketika ada pembina OSIS yang bawa makanan, langsung dirampas dan dibuang," kata Basuni.

Baca juga: Bukan Cari Nafkah, Kepsek Sebut Dagangan Siswi MTs di Brebes Dibuang Ibu Kantin hanya Tugas Sekolah

Menurut Basuni, pihak orang tua siswi keberatan atas kejadian itu.

Orang tua tak terima putrinya diperlakukan seperti itu.

"Orang tua siswa menganggap keberatan dengan kejadian itu, dan berharap pihak sekolah untuk bisa menegur atau memberi nasehat kepada pengelola kantin tersebut," tutur Basuni.

Akhirnya pihak sekolah pun melakukan mediasi antara guru, siswa, dan pengelola kantin.

"Hari ini kita sudah laksanakan mediasi dari pukul 10.00 WIB dengan pengelola kantin," kata Basuni dikutip dari TV One, Jumat (20/12/2024).

Ia menjelaskan, isi dari mediasi tersebut ada pernyataan dari pihak pengelola kantin bahwa ia mengakui telah melakukan tindakan tersebut.

Bahkan ia berjanji tak akan mengulanginya lagi.

"Ada pernyataan bahwa tidak akan mengulangi lagi apa yang mereka lakukan," kata dia.

Kholipah, Guru MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengan hanya bisa menangis saat menerima makian dari ibu kantin yang melarang siswanya berjualan.
Kholipah, Guru MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengan hanya bisa menangis saat menerima makian dari ibu kantin yang melarang siswanya berjualan. (youtube Beritasatu)

Basuni juga mengatakan kalau hasil mediasi itu kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan.

"Dari hasil mediasi tadi sudah ada saling maaf memaafkan, baik dari guru dan kantinnya," ujarnya.

Namun menurut dia, pihak pengelola kantin tidak memberikan ganti rugi kepada siswi soal dagangannya yang dibuang.

"Untuk ganti rugi, karena kami tidak menuntut ganti rugi, jadi kami anggap selesai saja," tandasnya.

Basuni pun berharap kejadian itu tidak terjadi lagi di lingkungan sekolahnya.

"Untuk pengelola kantin semoga bisa berubah, jangan bersikap seperti itu lagi. Sekarang memang kami sebagai pengelola sekolah dituntut untuk bisa melindungi anak dari bullying. Mari ciptakan lingkungan madrasah ini yang nyaman, damai, penuh dengan keakraban dan kegembiraan," pungkas dia.

Guru MTs Sampai Menangis

Guru MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengan hanya bisa menangis saat menerima makian dari ibu kantin yang melarang siswanya berjualan.

Padahal saat itu, para siswa tengah menjalankan tugas materi kewirausahaan yang ditugaskan ibu guru Kholipah, sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin).
 
Namun, Kholipah harus menerima ucapan kasar dan makiand dari Sominah (70), ibu kantin yang merampas dan membuang dagangan hasil karya siswinya.

Tangis Kholipah pun pecah mengaku kena mental atas sikap kasar ibu kantin di sekolah tersebut.

Kholipah mengaku tak bisa berbuat banyak lantaran sudah ketakutan.

Bahkan, ibu kantin galak tersebut disebut melakukan ancaman dengan menggunakan senjata tajam.

"Sudah dimarah-marahin sama ibu kantin, begitu saya masuk saya belum sempat turun masih di motor, langsung ibu kantin itu langsung datang ngomel-ngomel sambil numpahin dagangan,mangkanya saya enggak berani ngelawan, si perempuan itu langsung nunjuk-nunjuk saya, dan ada laki-laki dua bawak itu," ungkap Kholipah sang guru sambil menangis terseduh-seduh, dilansir dari Youtube Beritasatu.

Baca juga: Karyawan Toko Roti Lindayes Kompak "Resign", Dwi Bongkar Tabiat Ibu George Sugama Sering Tahan Gaji

Diketahui, kekerasan mental yang dialami Kholipah terjadi tidak jauh dari lokasi kantin di perkarangan sekolah.

"Itu laki-laki berdiri di jarak 10 meter dengan saya," katanya lagi.

Kepala MTs Nurul Huda, Basuni mengatakan, kegiatan P5RA ini sudah berjalan sekitar 10 hari sebelum kejadian.

Ibu kantin galak itu akhirnya tahu ada kegiatan tersebut dan tak terima.

"Setelah 10 hari berjalan, rupanya ibu kantin ini tahu dan tidak terima," kata Basuni.

Kronologi

Kejadian itu terjadi pada hari Selasa, 17 Desember 2024 sekira pukul 07:15 WIB di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Sahroni mengatakan dagangan yang viral di media sosial dibuang ibu kantin bukan dagangan siswa atau orang tua siswa, melainan tugas sekolah.

"Kronologi aslinya itu jajanan yang viral di video itu sebenarnya itu produk dari Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di mana hal tersebut berkenaan dengan kewirausahaan dan ini sebagai bentuk proyek pengembangan pancasila," kata Sahroni lewat Instagram @updatebrebes.id, Jumat (20/12/2024).

"Jadi perlu kami klarifikasi bahwa itu bukan jualan siswa atau orang tua siswa tetapi itu merupakan bentuk dari karya untuk materi kewirausahaan," sambungnya.

Sementara berdasarkan keterangan unggahan, saat itu beberapa siswa MTs Nurul Huda Kalibuntu sedang berada di depan ruang guru. 

Mereka tengah menanti kedatangan Ibu Kholipah, yang bertugas sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin).

Guru Kholipah membawa produk hasil karya siswa yang telah selesai dibuat untuk dipresentasikan dan dipamerkan, namun, ketika Kholipah tiba, situasi yang diharapkan justru berubah tegang.

Ibu kantin, yang berada di sekitar lokasi, mendekat dan langsung marah-marah tanpa sebab yang jelas.

Ibu kantin kemudian mulai mengeluarkan kata-kata kasar dan melecehkan beberapa siswa yang sedang berada di sana. 

Tak hanya siswa, Ibu kantin juga mulai membuli guru Kholipah sebagai kooordinator PSRA.

Ibu kantin melontarkan kata-kata yang merendahkan dan membuat suasana semakin tidak terkendali. 

Kejadian semakin memanas ketika ibu kantin tanpa permisi mengambil produk PSRA yang dibawa oleh Kholipah dan secara kasar menghamburkan serta merusak hasıl karya siswa tersebut di depan umum. 

(*)

Baca berita lainnya di google news

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved