Berita Viral
Awal Mula Ibu Kantin Ngamuk Buang Dagangan Tugas Sekolah Siswi MTs di Brebes, Guru Turut Dibully
Awal mula ibu kantin mengamuk buang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Brebes, begini penjelasan pihak sekolah.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM - Pihak sekolah mengungkap awal mula ibu kantin mengamuk buang dagangan siswi MTs Nurul Huda di Brebes, Jawa Tengan.
Aksi ibu kantin, Sominah (70) yang membuang dagangan hingga membuat siswi MTs menangis pilu tengah viral dimedia sosial.
Sahroni, pihak Sekolah MTs Nurul Huda bagian kurikulum menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
Kejadian itu terjadi pada hari Selasa, 17 Desember 2024 sekira pukul 07:15 WIB di Desa Kalibuntu, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Sahroni mengatakan dagangan yang viral di media sosial dibuang ibu kantin bukan dagangan siswa atau orang tua siswa, melainan tugas sekolah.
"Kronologi aslinya itu jajanan yang viral di video itu sebenarnya itu produk dari Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di mana hal tersebut berkenaan dengan kewirausahaan dan ini sebagai bentuk proyek pengembangan pancasila," kata Sahroni lewat Instagram @updatebrebes.id, Jumat (20/12/2024).
"Jadi perlu kami klarifikasi bahwa itu bukan jualan siswa atau orang tua siswa tetapi itu merupakan bentuk dari karya untuk materi kewirausahaan," sambungnya.
Sementara berdasarkan keterangan unggahan, saat itu beberapa siswa MTs Nurul Huda Kalibuntu sedang berada di depan ruang guru.
Baca juga: Alasan Sominah, Ibu Kantin Ngamuk Buang Dagangan Siswi MTs di Brebes, Takut Tersaingi Jualan Sepi

Mereka tengah menanti kedatangan Ibu Kholipah, yang bertugas sebagai koordinator kegiatan P5RA (Proyek Penguatan Profif Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil'alaamin).
Guru Kholipah membawa produk hasil karya siswa yang telah selesai dibuat untuk dipresentasikan dan dipamerkan, namun, ketika Kholipah tiba, situasi yang diharapkan justru berubah tegang.
Baca juga: Bukan Cari Nafkah, Kepsek Sebut Dagangan Siswi MTs di Brebes Dibuang Ibu Kantin hanya Tugas Sekolah
Ibu kantin, yang berada di sekitar lokasi, mendekat dan langsung marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Ibu kantin kemudian mulai mengeluarkan kata-kata kasar dan melecehkan beberapa siswa yang sedang berada di sana.
Tak hanya siswa, Ibu kantin juga mulai membuli guru Kholipah sebagai kooordinator PSRA.
Ibu kantin melontarkan kata-kata yang merendahkan dan membuat suasana semakin tidak terkendali.
Kejadian semakin memanas ketika ibu kantin tanpa permisi mengambil produk PSRA yang dibawa oleh Kholipah dan secara kasar menghamburkan serta merusak hasıl karya siswa tersebut di depan umum.
Penjelasan Kepsek
Sementara, Kepala MTs Nurul Huda Kalibuntu, Basuni, membenarkan peristiwa tersebut.
Basuni mengungkap penyebab ibu kantin itu tega membuang dagangan siswinya karena merasa jualannya menjadi sepi setelah ada siswi yang dagang tersebut.
"Hal-hal seperti itu membuat siswa tidak nyaman," ungkap Kepala Sekolah MTs Nurul Huda Basuni.
Basuni mengaku pihaknya sudah mengimbau agar Sominah tidak melakukan tindakan tersebut.
"Selama ini setiap ada kejadian seperti itu kami sampaikan agar tidak bertindak seperti itu, apalagi kasar dengan siswa," katanya.
Basuni menambahkan bahwa kejadian serupa bukanlah yang pertama kali dialami oleh siswa.
Ia menyebutkan bahwa siswa seringkali mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari ibu kantin.
"Siswa yang jajan di luar juga mendapat ancaman. Selama ini setiap ada kejadian seperti itu kami sampaikan agar tidak bertindak seperti itu, apalagi kasar dengan siswa," tegas Basuni.
Bukan Untuk Cari Nafkah
Menurut Basuni, kegiatan berjualan yang dilakukan siswa merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Rahmatan lil Alamin.
Adapun kegiatan berjualan dikoordinir oleh OSIS.
Dalam kegiatan ini juga tak ada paksaan bagi siswa untuk wajib membeli.
"Pembina OSIS mengkoordinir siswa untuk berwirausaha dengan membuat program. Mereka berjualan jajanan kekinian, hasilnya dikumpulkan. Yang berminat beli ya beli. Ini bagian pembelajaran siswa untuk berwirausaha," ungkap Basuni kepada wartawan di sekolahnya.
Selain itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Brebes Abdul Wahab mengungkap alasan siswi berjualan di sekolah, bukan karena hendak mencari nafkah melainkan karena tugas sekolah.
"Yang terjadi sebenarnya adalah bagaimana pihak sekolah itu ingin mengimplementasikan kurikulum merdeka terkait dengan P5RA proyek penguatan profil pelajar pancasilan dan rahmatan lil alamin yang salah satunya adalah kewirausahaan," pungkas Abdul Wahab dilansir TribunnewsBogor.com dari video di akun Instagram @updatebrebes.id, Jumat (20/12/2024).
"Oleh karena itu siswa diberi keleluasaan untuk bagaimana mengimplementasikan kewirausahaan itu dengan berdagang. Ketika siswa melakukan praktek, terjadi miskomunikasi salah persepsi terhadap ibu kantin yang ada di sebelah sekolah sehingga dianggap nanti akan menjadi pesaing di dalam bisnis berdagang itu sendiri," sambungnya.
Setelah video tersebut viral, sejumlah pihak mendatangi sekolah untuk mencari kebenaran peristiwa itu, termasuk Polsek Losari yang melakukan mediasi bersama camat dan kepala desa setempat.
Selain itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes serta Kemenag Brebes juga terlibat dalam mediasi di sekolah, meskipun ibu kantin yang bersangkutan tidak hadir.
Keluarga Ibu Kantin Ngamuk
Setelah videonya viral, keluarga ibu kantin melakukan aksi yang lebih nekat.
Melalui postingan terbarunya, akun @updatebrebes.id membagikan momen saat anak ibu kantin, Sominah melabrak seorang guru di ruang guru.
Dengan nada bicara meninggi, akan ibu kantin rupanya tak terima orang tuanya viral.
Anak ibu kantin itu pun meminta kepada guru untuk melarang muridnya berjualan.
"Enggak usah seperti ini, ada laporan lagi. (anak-anak) jangan dagang, ya dimarahi pak. Gimana pak," imbuh anak ibu kantin dalam bahasa Jawa.
Tak cuma itu, guru di MTs Nurul Huda itu juga kabarnya mendapat intimidasi dari anak ibu kantin gara-gara video tersebut viral.
"Bapak Agus Wahid selaku guru di sekolah MTs Nurul huda kalibuntu losari brebes mengalami intimidasi dari keluarga pihak ibu kantin. Dikarenakan ada murid yang diperbolehkan berjualan di sekolah , pihak keluarga kantin tidak terima sampai-sampai mendatangi kantor sekolah dan memarahi seorang guru," tulis postingan akun updatebrebes.
Viral di Medsos
Sebelumnya, kejadian ini viral dimedia sosial salah satu diunggah Instagram @updatebrebes.id, terdengar suara seorang perempuan miris dengan tingkah ibu kantin.
Menurut wanita perekam video, aksi ibu kantin yang tega merusak dagangan siswi tersebut mirip seperti perangai Israel.
"Makanan yang sudah dibuat dari tadi malam dihancurin semua, ya Allah. Dihancurin semua makanannya. Oleh siapa? ibu kantin. Ibu kantin itu kayak Israel," ujar wanita perekam video viral.
Dalam video yang lain, terlihat ibu kantin tersebut membawa kayu untuk melabrak siswi yang berjualan di sekolah.
Sembari berteriak dengan nada tinggi, ibu kantin mengomeli gerombolan siswi yang membeli dagangan siswi lain alih-alih jualannya di kantin.
Dalam narasi yang dituliskan akun tersebut, terkuak latar belakang siswi yang berjualan tersebut.
Siswi MTs tersebut sedih karena dagangannya dihancurkan sang ibu kantin.
Padahal niatan sang siswi berjualan adalah untuk membantu orang tuanya.
Akibat aksi tega sang ibu kantin, sang siswi pun mengalami kerugian hingga ibunya tidak bisa menabung untuk modal dagang lagi.
Baca berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Profil Wayan Koster, Gubernur Bali Viral Minta Guru ASN Donasi Korban Banjir hingga Rp 1,25 Juta |
![]() |
---|
Kisah Kakak Adik di Parung Bogor Gantian Pakai Sepatu dan Seragam Sekolah, Kondisi Orang Tua Pilu |
![]() |
---|
Pengakuan Suryadi, Pelaku Pembunuhan Siswi SMK di Lampung Tengah, Kekasih Gelap Marah Dimintai Uang |
![]() |
---|
Pukuli Guru, Begini Nasib Siswa di Sinjai, Dikeluarkan & Ayahnya yang Polisi Diperiksa Propam |
![]() |
---|
Dilaporkan Hilang usai Demo, Ternyata Eko Purnomo Merantau Kerja jadi Penangkap Ikan di Kalteng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.