Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel

Prilaku Aneh MAS Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel Dibongkar Guru Les, Ngeluh Ditekan Belajar

MAS remaja 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/202

Editor: Moch Krisna
Wartakota/FACEBOOK/Ruth Megawati
(kanan) MAS(14) bunuh ayah dan neneknya. (kiri) RM alias Ruth Megawati (60)  sempat mengunggah postingan sebelum tewas  ditikam cucunya sendiri, MAS (14)  di perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus 

TRIBUNSUMSEL.COM -- MAS remaja 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya serta melukai ibunya di perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) ternyata sempat curhat.

Curhatan tersebut disampaikan MAS kepada guru lesnya belum lama ini.

Melansir dari Tribunjakarta.com, Senin (2/12/2024) akun X @saya160560, sosok yang mengaku sebagai guru tersebut membeberkan sikap MAS selama menjadi murid lesnya.

"Saya kenal ini anak kalau di kelas saya dia ini pintar, dan agak pendiam," ujarnya.

Ia mengatakan kalau pelaku setiap kali masuk kelas seperti tidak punya semangat untuk belajar.

"Padahal setiap kali saya tanya beliau bisa menjawab dengan baik," tulisnya.

Menurut dia, pelaku diminta oleh orang tuanya untuk masuk ke Universitas Indonesia.

Nasib MAS, remaja 14 tahun yang bunuh ayah dan neneknya kini ditetapkan sebagai tersangka.
Nasib MAS, remaja 14 tahun yang bunuh ayah dan neneknya kini ditetapkan sebagai tersangka. (Tribunnews.com)

"Ini diungkapin orang tua langsung ke saya di awal Oktober. 

Bahkan saya masih ingat orang tuanya ini bahkan membawa hasil psikolog si anak ke saya," kata dia.

Ia mengatakan pelaku sering mengeluh di status WhatssApp karena selalu ditekan untuk belajar.

MAS terakhir terlihat mengeluh setelah sang guru les membagikan nilai try out kepada orangtuanya.

"Gak lama hasil TO saya bagikan si anak buat snap WhatApp mengeluh karena diomelin

Gak lama saya dapat info kejadian yang diluar dugaan," ucapnya.

Sang guru juga mengungkap perilaku aneh pelaku sebelum terjadi peristiwa itu.

"Setiap kali dia masuk kelas saya hanya tiduran sambil ngerjain apa yg saya suruh ke anak2 terkadang sesekali mau tertawa sendiri. 

Saya lebih prefer kalau dia ini depresi," jelasnya.

beredar diduga status wa terakhir MAS sebelum melakukan tindakan keji terhadap orangtua dan neneknya.

Hal tersebut diungkap oleh salah satu orangtua dari teman MAS yang berkomentar diunggahan akun @Bundsteutic, Minggu (1/12/2024).

Beredar Diduga Status WA Terakhir MAS Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta Selatan

Akun Aci_islandi mengaku sebagai orangtua yang anaknya berteman dengan MAS di Whatsapp.

"Anak Saya kebenaran berteman dan ada kontak WAnya, kemaren sorenya si pelaku masih menggunggah status WA seperti Ini.Gue baru sampe rumah, udah disuruh belajar lagi, pada hal ujian masih hari selasa,' bisa disimpulkan sedikti dengan menarik track record masalah di waktu SD Sama unggahan status WA pelaku kemarin sorenya gimana," tulisnya.

Selain itu, akun Aci_islandi juga sempat mengurai kehidupan MAS di waktu sekolah dasar.

"Pelaku adalah teman sewaktu SD dengan anak saya, dan saya sangat iba sebenarnya dengan pelaku yang mengalami depresi akibat ambisi orangtuanya semenjak kecil. Bayangkan saja saat pelaku masih duduk dibangku SD kelas 4, dia sering tertidur dikelas, saat ditanya oleh wali kelasnya saat itu pelaku menjawab karna dia baru tidur jam 1 pagi, sebab harus belajar dan mengerjakan tuga dari tempat lesnya, waktu itu.. sedangkan dari orangtuanya pelaku harus jadi anak pintar.. harus masuk sekolah negeri seprti jejak ke 2 orangtuanya yang berlatarbelakang lulusan univ negeri di depok," tulisnya.

MAS Mengaku Menyesal

MAS mengaku menyesal setelah membantai keluarganya.

"Iya sangat menyesal yang bersangkutan," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal, Senin (2/12/2024).

Bahkan, Ade Rahmat mengungkapkan bahwa sempat menangis saat menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.

"Iya (pelaku menangis) dan berulang kali mengatakan menyesal," ungkap Kapolres.

Berdasarkan informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya setelah mendapat bisikan gaib.

"Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung seusai olah TKP, Sabtu (30/11/2024) sore.

Nantinya, jelas Gogo, pihaknya bakal melakukan tes kejiwaan terhadap pelaku. 

Polisi juga akan menggandeng Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) untuk mendalami motif pelaku membunuh ayah dan neneknya.

"Ya, saat ini kami sedang menggandeng APSIFOR ya, untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu," ujar Gogo.

Gogo Galesung mengatakan, kedua korban diduga dihabisi nyawanya saat sedang tidur.

Kepada polisi, pelaku MAS lebih dulu mengambil pisau di dapur ketika ayah dan ibunya sedang tertidur pulas di kamar.

"Jadi, ini masih kita dalami ya, tapi informasi awal ya, kami dapatkan keterangan dari pelaku, ya ayahnya sedang tidur bersama ibunya, dia turun mengambil pisau. Dari dapur dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan tersebut," kata Gogo.

Gogo mengungkapkan, pelaku lebih dulu menusuk ayahnya. Setelah itu, sang ibu berinisial AP (40) yang terbangun juga ikut ditusuk oleh pelaku.

AP berhasil selamat karena tusukan pelaku tidak mengenai bagian tubuh yang mematikan.

"Ya, jadi ini interogasi awal ya, olah TKP awal ya, dan dikuatkan dengan keterangan dari pelaku. Dia nusuk ayahnya, ibunya bangun, ibunya juga ditusuk juga, tapi mungkin tidak masuk di tempat yang mematikan, setelah itu ibunya teriak," ungkap Gogo.

Korban AP lalu berteriak, sedangkan suaminya lari ke lantai dasar untuk menyelamatkan diri. Mendengar keributan tersebut, sang nenek terbangun dan keluar dari kamar.

"Ayahnya lari sampai dengan bawah ya, setelah itu neneknya keluar. Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar," ujar Kasat Reskrim.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pelaku langsung meninggalkan rumah setelah menghabisi nyawa kedua korban.

"Saksi T (petugas sekuriti) melihat pelaku saat itu awalnya berjalan kaki dengan cepat di Taman Blok A Perumahan Taman Bona Indah," kata Ade Ary.

Petugas sekuriti lainnya berinisial A kemudian berteriak memanggil pelaku. Namun, saat itu pelaku MAS berusaha melarikan diri.

"Saksi A memanggil pelaku dan tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah," ungkap Kabid Humas.

Setelahnya, petugas sekuriti berinisial T dan G mengejar dan menangkap pelaku.

KPAI Prihatin, Singgung Pola Asuh

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Dian Sasmita mengaku prihatin atas kasus pembunuhan di Lebak Bulus dengan terduga pelaku remaja berusia 14 tahun itu. 

KPAI kemudian melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam kerangka Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) di Polres Jakarta Selatan.

Menurut Dian, kasus pembunuhan dengan pelaku masih anak-anak bukan kali pertama terjadi. Ia menekankan, tidak semua anak tumbuh dan memiliki respons sesuai harapan orang dewasa. Pertumbuhan anak-anak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari pola asuh keluarga dan lingkungan sekitar.

 MAS (14), pelaku yang tega bunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya RM (69) (kanan), kini kondisi sang ibu berangsur membaik. (Tribunnews.com)
"Kehidupan dan tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi faktor-faktor di luar diri anak. Dia tidak mampu mengkreasikan sendiri kehidupannya akan seperti apa," kata Dian.

"Oleh karena, perilaku-perilaku anak yang melanggar hukum perlu dilihat faktor-faktor risiko anak yang tidak pernah tunggal," imbuhnya.

Dian menyampaikan, pola pengasuhan keluarga dan lingkungan pendidikan memiliki kontribusi besar terhadap kehidupan anak.

Karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan di dua lingkungan tersebut. 

 "Kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengasuhan yang baik dan penuh kasih sayang. Serta lingkungan pendidikan yang bebas kekerasaan dan mendukung pengembangan karakter anak. Ini tugas kita bersama untuk menciptakan lingkungan anak yang lebih baik," jelas dia.

Terkait dengan kasus pembunuhan di Lebak Bulus ini, Dian mewakili pihak KPAI akan menghormati proses hukum yang dilakukan Polres Jakarta Selatan, khususnya Unit PPA.

 Di sisi lain, KPAI juga turut memastikan hak-hak selama proses hukum telah dipenuhi, termasuk hak atas pendampingan hukum dan psikososial.

"Anak berkonflik hukum adalah bagian dari anak Indonesia, anak kita bersama. Mari kita lindungi identitasnya karena anak anak tersebut masih punya kesempatan kedua untuk menggapai mimpi layaknya remaja-remaja lainnya," tandas Dian.

Kronologi Kejadian

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyampaikan kronologis awal kasus pembunuhan anak terhadap ayah dan neneknya.

Saksi yang merupakan sekutiti yang bertugas mendengar info telah terjadi pembacokan.

Menurutnya, sang ibu juga ditikam oleh tersangka tetapi dalam keadaan selamat dalam kondisi luka berat.

"Awal kejadian menurut keterangan para saksi bahwa pada Sabtu (30/11/2024) sekitar jam 01.00 WIB pada saat para saksi sedang bekerja sebagai petugas security, saksi A mendengar info telah terjadi pembacokan di depan rumah Blok B6 No 12,” ucap Ade Ary dalam keterangannya, Sabtu (30/11/2024), dilansir dari Tribunnews.com 

Kemudian saksi A mendatangi TKP dan di depan rumah tersebut bertemu dengan warga sedang berdiri di depan rumahnya.

Saat itu saksi melihat ibu pelaku inisial AP yang berdiri dalam keadaan berlumur darah pada tangan dan pakaian yang dikenakan.

Sementara kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi terkapar di lantai dasar rumahnya.

Melihat hal itu lalu saksi saksi A langsung menginformasikan melalui handy talkie (HT) bahwa telah terjadi pembunuhan di TKP.

Informasi di HT didengar oleh para petugas sekuriti lain saksi T, saksi G, dan saksi R.

"Setelah mengetahui ada pembunuhan saksi T melihat pelaku awalnya berjalan kaki dengan cepat di Taman Blok A Perumahan Taman Bona Indah lalu saksi A memanggil pelaku," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya.

Namun tiba-tiba pelaku berlari ke arah lampu merah Karang Tengah. 

Saksi A meminta bantuan di HT dan saksi G yang mendengar perihal permintaan bantuan langsung mendatangi saksi T. 

Kemudian saksi T bersama dengan saksi G langsung menangkap pelaku yang saat itu pada bagian tangan kanan dan tangan kirinya serta pakaian terlihat berlumur darah (warna merah). 

Pelaku diamankan ke Pos Security dan sekira pukul 02.00 WIB para saksi melaporkan peristiwa dugaan terjadinya pembunuhan ke Polsek Cilandak guna pengusutan lebih lanjut.

(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved