Ibu Rantai Anak di Batam

Keseharian JBD, Ibu Tega Rantai Leher Anak di Batam, Dikenal Pemarah ke Anak, Sering Traktir Orang

Terungkap keseharian JBD (37) seorang ibu yang tega menganiaya anak kandungnya di Batam dikenal pemarah.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
TribunBatam.id/Istimewa
BARANG BUKTI - Barang bukti rantai besi yang digunakan sang ibu melilit tubuh anaknya di Bengkong, Batam 

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap keseharian JBD (37) seorang ibu yang tega menganiaya anak kandungnya di Batam dikenal pemarah.

Diketahui, aksi JBD yang tega merantai leher anaknya terjadi di rumah kontrakannya di Bengkong Harapan II, pada Senin (11/11/2024) , sekitar pukul 08.30 WIB.

Kini, JBD telah berstatus tersangka. Dia diamankan Polsek Bengkong di rumah kontrakannya di Bengkong Harapan II, pada Senin (11/11/2024) pagi.

Adapun keseharian JBD di mata tetangga dikenal baik. 

Bahkan jika nongkrong dengan ibu-ibu di kompleks, JBD sering mentraktir makanan.

Namun kepada anaknya, JBD dikenal pemarah jika suami tidak di rumah.

"Biasanya kita nongkrong di warung ini, dan bisa dibilang setelah selesai mengantar anak sekolah, sambil menunggu pulang kita nongkrong di warung," kata tetangga, Jumat (15/11/2024). Dikutip TribunBatam.id

Baca juga: Sosok JBD, Ibu yang Tega Rantai Leher Anaknya Hingga Kepala Bocor, Ngaku Ingin Mendidik Anak

Di waktu-waktu tertentu, JBD sering mentraktir ibu-ibu tetangga komplek yang sering nongkrong bersamanya. 

"Kadang jajan kita saja bisa sampai Rp300 ribu. JBD ini yang bayarkan. Dia ini orangnya sangat baiklah," ujarnya.

PENGANIAYAAN - JBD, pelaku penganiayaan anak kandungnya saat berada di Polsek Bengkong, Batam .
PENGANIAYAAN - JBD, pelaku penganiayaan anak kandungnya saat berada di Polsek Bengkong, Batam . (tribunbatam.id/Istimewa)

Lebih lanjut, ia menceritakan, dari segi ekonomi meski JBD masih ngontrak rumah, namun dia tak kekurangan. 

''Dia inikan sering juga keluar masuk Singapura. Selain itu, suami sirinya juga kerja pelayaran," kata sumber.

Baca juga: Motif Ibu di Batam Rantai Leher Anak Kandung, Korban Tak Jujur Sembunyikan HP usai Diam-diam Belajar

Sementara itu, soal sikap JBD ke anaknya, diakuinya JBD sering memarahi anaknya saat suami tidak di rumah.

"Kalau suaminya ada, jaranglah kita dengar JBD ini marah. Kalau pun marah, biasalah anak nakal," ujar.

Cuma sejak suaminya berangkat kerja ke luar, di situlah kadang JBD suka marah sampai keterlaluan.

"Sebenarnya kita sudah sering ingatkan, kalau marah sangat ke anak jangan sampai keterlaluan. Kasihan anaknya. Namun alasan pelaku biasanya, anaknya sangat bandel," kata sumber.

Sebelumnya diberitakan, F merupakan orang pertama yang menolong AF (13).

F merasa bersalah sendiri setelah tahu risikonya, JBD harus mendekam di dalam penjara gegara menganiaya anaknya.

Di temui di kompleknya, F mengaku bersalah. Ia tak tahu lagi mau berbuat apa, setelah JBD dijemput polisi dan harus masuk ke dalam sel tahanan.

"Saya tidak enak juga, saya jadi merasa bersalah. Soalnya selama ini hubungan saya dengan JBD cukup bagus, bahkan bisa dibilang tiap hari teman ngobrol," kata F.

F menceritakan, kejadian yang berujung JBD mendekam di penjara itu terjadi pada Senin (11/11/2024) lalu sekitar pukul 08.30 WIB.

Saat itu korban AF berlari ke rumahnya, dengan kondisi badan dililit rantai yang dikunci dan tali rapia warna merah.

Melihat kondisi tersebut, ia menanyai korban. AF mengaku dirinya dipukul orang tuanya.

"Saya tidak tega melihat kondisi anak tersebut, selanjutnya saya lapor ke Pak RT dan pemilik kontrakan," kata F.

Setelah melapor ke dua orang itu, F tak tahu lagi ceritanya hingga akhirnya polisi datang ke lokasi dan menjemput JBD, orang tua korban.

"Saya tidak tahu lagi ceritanya seperti apa, saya hanya kasih informasi kepada Pak RT, karena saya tidak sanggup melihat kondisi anaknya," kata F.

Saat itu kata F dirinya juga sempat menemui orang tua korban, tetapi orang tua korban semakin marah dan lanjut memarahi korban.

"Ya saya juga tinggalkan begitu saja. Saya tidak tahu siapa yang laporan sampai polisi turun dan menjemput pelaku," kata F.

Akibat penganiayaan ini, AF mengalami sejumlah luka, termasuk kepala bocor di sebelah kiri, luka lecet di pelipis kanan, serta lebam di mata kiri.

Selain itu, terdapat luka lecet di tangan kanan dan leher, serta rasa sakit di jari tangan kanan dan kiri.

Kejadian itu membuat kepala AF bocor. 

“Hasil pemeriksaan awal demikian. Namun masih kita dalami lagi, apakah ada motif lain, termasuk gangguan psikologi,” ujar Kanit Reskrim Polsek Bengkong, Iptu Marihot Pakpahan, Marihot, Kamis (14/11/2024). Dikutip TribunBatam.com

Pengakuan Pelaku

Sementara, dari hasil interogasi, dijelaskan Kanit Reskrim Polsek Bengkong, Iptu Marihot Pakpahan, Marihot,  pelaku mengaku awalnya mau mendidik anaknya agar dapat menghafal ayat-ayat pendek Al-Quran. 

“Jadi karena anaknya ini tidak menghafal ayat pendek Al-Quran, sudah diperingatkan ibunya berulang kali. Kemudian pas saat itu si anak mengambil handphone ibunya untuk belajar melihat YouTube, namun pas ditanya ibunya, handphone dimana, ternyata disembunyikan anaknya. Kejadian itu pun menyulut amarah si ibu,” ujar Marihot berdasarkan keterangan pelaku dari hasil interogasi. 

Saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan di Polsek Bengkong. 

Adapun, kejadian itu terungkap setelah pemilik kontrakan yang ditinggali pelaku bersama kedua anak dan suami sirinya melapor ke polisi. 

Anggota Polsek Bengkong menuju lokasi. Polisi kemudian menemukan AF dengan kondisi tubuhnya dililit rantai dan mendapat luka lebam. 

“Sedih melihatnya, kok sang ibu sampai tega melakukan penganiayaan pada anak kandungnya sendiri. Pelaku langsung kita amankan ke polsek,” ungkap Marihot.

Polsek Bengkong memberikan pendampingan psikologi pada korban untuk memulihkan kembali mental sang anak.

Atas tindakannya, JBD dijerat dengan Pasal 80 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2024 tentang Perlindungan Anak, serta Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang penganiayaan.

Viral di Medsos

Sebelumnya, video korban terlilit rantai dan tali di leher viral di media sosial.

Baju bocah tersebut dibasahi darah yang mengalir deras dari kepalanya.

Tetangga yang melihat kondisi mengenaskan AF sangat syok.

"Ya Allah Syifa, kau diapakan mama kau sampai kaya gini Syifa?" ucap tetangga AF.

AF dengan nafas terengah-engah mengaku sudah tidak kuat.

Tetangga bocah malang itu lalu berusaha melepaskan jeratan rantai di leher korban.

"Aku udah enggak kuat," ucap AF.

"Kok diapain? Kau dipukul dihajar? Ini kenapa dirantai?" kata tetangga AF.

"Buka, bukain udah kecekek," ujar AF dengan suara yang sangat pelan.

Karena kesulitan membuka rantai yang mencekik leher AF, wanita tersebut lalu berusaha keluar rumah kontrakan meminta bantuan.

Namun AF sempat melarang, ia sangat ketakutan.

"Apalah Mamamu Syifa, kayak mana ini bukanya," kata tetangga AF.

"Jangan, jangan tolong, takut," kata AF.

Tak butuh waktu lama usai video tersebut viral, pelaku sekaligus ibu kandung korban telah ditetapkan menjadi tersangka atas kasus penganiayaan dan ditahan di Polsek Bengkong, Batam.

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul Sosok JBD Ibu di Batam yang Tega Aniaya Anaknya, Sering Traktir Ibu-ibu Komplek

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved