Berita Derap Nusantara
Menjaga Lestarinya Varietas Mangga Mentaram untuk Ekonomi Masyarakat
Berbagai cara dilakukan pemerintah daerah guna menggerakkan perekonomian daerahnya, seperti Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, yang kini m
Untuk pengembangan melalui biji pernah dilakukan, tetapi hasilnya sangat kecil, kalaupun bisa tumbuh biji tersebut tidak tumbuh sempurna seperti jenis mangga Mentaram induk. Karena itu, proses pengembangan mangga Mentaram dilakukan dengan sambung pucuk hingga saat ini.
Mangga Mentaram merupakan jenis mangga yang gampang tumbuh di mana saja baik dataran rendah maupun dataran tinggi dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Bahkan sejak dari hasil sambung pucuk dengan tinggi sekitar 50 sentimeter, bisa berbuah dalam waktu 2-3 tahun.
Mangga Mataram memiliki ukuran pohon sedang atau tidak terlalu tinggi, bahkan bisa tumbuh pada media tanam menggunakan pot besar atau planter bag sekaligus menjadi tanaman hias. Daun pohon mangga Mentaram ini berwarna hijau pekat dan cenderung lebih tebal dan panjang dibandingkan mangga jenis lainnya serta berdaun rimbun.
Sementara bunga mangga Mentaram berbeda dengan bunga mangga-mangga lain. Satu tangkai bunga mangga Mentaram bisa mencapai panjang hingga 50-60 sentimeter, sehingga terkesan seperti bunga tanaman hias.
Akan tetapi, meskipun kualitas mangga Mentaram dari berbagai segi memiliki keunggulan, tapi dari sisi rupa mangga Mentaram dinilai kurang menarik, sehingga sampai saat ini belum bisa diekspor ke luar negeri.
Beberapa kali akademisi dari Unram yang membawa atau mengenalkan mangga Mentaram ke beberapa negara, seperti Australia dan China, tapi belum mendapat respons yang menggembirakan.
Kondisi itu bukan karena rasa mangga Mentaram yang tidak manis, akan tetapi budaya orang luar negeri lebih melihat fisik dari buah mangga, harus lebih menarik, misalnya kuning dan cerah (glowing). Sementara tampilan dari mangga Mentaram ini semakin tua kulitnya semakin hijau tua pekat, meskipun begitu dikupas isinya kuning, tebal, dan manis.
Asal usul
Mangga Mentaram yang dikembangkan di pekarangan rumah Nurjanah dulu berasal dari kampung halamannya di Desa Puyung, Kabupaten Lombok Tengah.
Kakek Nurjanah yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Anak Agung Pamotan Mayure, Cakranegara, Kota Mataram, sering datang ke sana dan membawa buah mangga itu.
Dari situ, kakek Nurjanah mencoba menanam bijinya dan berhasil serta berbuah lebat. Hasil panen kemudian dibagi-bagi ke keluarga terdekat. Tapi sekarang pohon induk sudah punah.
Keponakan Nurjannah yang bertugas di Dinas Kehutanan setempat mencoba melakukan pengembangan mangga tersebut dengan berbagai cara, dan terakhir berhasil dengan sambung pucuk.
Keberhasilan di Desa Puyung itu dibawa dan dikembangbiakkan di rumahnya, sehingga setiap berbuah selalu diberikan juga kepada Wali Kota Mataram H Moh Ruslan yang akhirnya tertarik dan menjjadikannya varietas unggulan.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata buah mangga dengan bentuk dan cita rasa seperti itu belum ada di Indonesia. Moh Ruslan saat itu meminta Nurjanah dan suami memberikan nama untuk mangga tersebut.
Namun untuk menghormati Wali Kota Mataram, Nurjanah dan suami kembali menyerahkan pemberian nama kepada Wali Kota Mataram yang akhirnya mangga tersebut dinamai mangga Mentaram.
Perlindungan Sosial untuk Penyandang Disabilitas 2024 |
![]() |
---|
Memetik Inspirasi dari Praktik Agroforestri Desa Sungai Merah Jambi |
![]() |
---|
Resmikan Jalan Layang Madukoro, Presiden Prabowo Harapkan Mampu Tingkatkan Ekonomi Jateng |
![]() |
---|
Menyusuri Jejak Musik Indonesia di Galeri Lokananta Solo |
![]() |
---|
Meningkatkan Produksi Ikan Untuk Memenuhi Konsumsi Nasional |
![]() |
---|