Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 73 Kurikulum Merdeka, Mengubah Kutipan Teks

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini akan disajikan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Halaman 73 Kurikulum Merdeka yang membahas tentang M

buku.kemdikbud.go.id
Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 73 Kurikulum Merdeka, Mengubah Kutipan Teks 

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini akan disajikan kunci jawaban Buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Halaman 73 Kurikulum Merdeka yang membahas tentang Mengubah Kutipan Hikayat si Miskin Menjadi sebuah Cerpen yang Lebih Populer.

_________

Bahasa Indonesia Kelas 10 Kurikulum Merdeka

Ubahlah kutipan Hikayat si Miskin ini menjadi bahasa cerpen yang lebih populer.

Gunakanlah konjungsi urutan waktu dan berbagai majas untuk mengembangkannya.

"Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi
oleh Batara Indera. Terlantar di negeri antah-berantah dan
keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mengemis di pasar
dan kampung, mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan.
Oleh yang demikian, tinggallah dua suami-istri itu di hutan
memakan batang kayu dan buah-buahan.

Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah
tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah
mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itu
pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada
ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah
hendak beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda.
Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan
tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta
barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”

[Kunci Jawaban:]

Pada zaman dahulu hiduplah seorang raja dan ratu dari kayangan yang mendapat hukuman dari Batara Indera.

Mereka dibuang ke negeri antah-berantah hingga menjadi orang miskin.

Tidak ada satu pun orang di negeri itu yang menyukainya.

Setiap kali mereka mengemis di pasar dan perkampungan, mereka dipukuli dan diusir hingga mereka pun pergi ke hutan.

Di hutan, mereka hidup dengan memakan dedaunan, buah-buahan, bahkan kayu-kayu.

Beberapa lama kemudian, sang istri pun hamil.

Saat kandungannya berusia tiga bulan, ia menangis dan meminta kepada suaminya untuk mengambilkan buah mempelam yang tumbuh di taman istana kerajaan.

Si Miskin pun terketuk hatinya karena ia sudah lama menanti kehadiran seorang anak.

Namun, ia bingung karena hal itu sepertinya tidak mungkin ia lakukan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved