Berita Kilang Pertamina Plaju

Konservasi Ikan Belida dengan Terobosan Kebaharuan Pemijahan Semi Buatan & Budidaya Metode RAS

Dalam lamannya https://www.iucnredlist.org/species/ dengan kata kunci Chitala lopis yang dinyatakan sebagai spesies yang bertatus Extinct (punah).

|
Editor: Sri Hidayatun
dokumentasi Kilang Pertamina Plaju
Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat (PRKSDLPD), yang berada di bawah naungan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang saat ini bekerjasama Kilang Pertamina Plaju, perusahaan pengolahan migas & petrokimia di Sumatera Selatan, dalam upaya riset dan konservasi ikan belida (Chitala Lopis). 

TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG-Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat (PRKSDLPD), yang berada di bawah naungan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang saat ini bekerjasama Kilang Pertamina Plaju, perusahaan pengolahan migas & petrokimia di Sumatera Selatan, dalam upaya riset dan konservasi ikan belida (Chitala Lopis).

Ikan belida menjadi endemik Indonesia yang keberadaannya terancam punah. IUCN (International Union for Conservation of Nature) adalah organisasi internasional yang berfokus pada status keberadaan dan distribusi hayati global yang menjadi salah satau basis landasan untuk melakukan konservasi ekosistem maupun sumber daya alam.

Dalam lamannya https://www.iucnredlist.org/species/ dengan kata kunci Chitala lopis yang dinyatakan sebagai spesies yang bertatus Extinct (punah).

Sementara, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 1 tahun 2021 menegaskan ikan belida termasuk dalam kategori perlindungan penuh.

Untuk itu, demi menyelamatkan ikan belida yang merupakan identitas sekaligus kebanggan Kota Palembang yang saat ini masih ditemukan di beberapa titik perairan di Sumsel, sehingga riset dan konservasi menjadi keharusan untuk terus dikembangkan agar tetap lestari yang sejalan dengan Program Unggulan Hayati PT Kilang Pertamina Internasional RU III Plaju yaitu Belida Musi Lestari.

Injeksi Hormon dan Penggunaan Kolam Terpal RAS Untuk Percepatan Reproduksi

Peneliti dari PRKSDLPD BRIN Dr. Boby Muslimin mengatakan, ekosistem ikan belida di alam semakin memburuk setiap tahunnya.

“Diperburuk dengan adanya perubahan iklim, perubahan lanskap, perubahan kualitas air, degradasi limbah, dan lain sebagainya, sehingga ekosistem ikan belida di alam ini jadi terancam hilang, nah inilah yang kita upayakan agar ikan itu mempunyai tempat baru di luar lingkungannya, dengan cara konservasi ex-situ,” kata Boby.

Untuk itu, konservasi ikan belida di kolam kampus C Universitas PGRI Palembang, dilakukan dengan treatment khusus.

Baca juga: Kilang Pertamina Plaju Kembali Raih Subroto Award 2024, Penghargaan Tertinggi Dalam Industri Migas

Salah satu kebaruan (novelty) yang diterapkan peneliti konservasi dalam Program Belida Musi Lestari ini adalah penggunaan kolam terpal RAS (Recirculating Aquaculture System), sebagai teknologi akuakultur yang menggunakan filter untuk mendaur ulang air.

Dengan teknologi ini, senyawa beracun seperti amonium dan limbah padat dapat diubah menjadi senyawa tidak beracun untuk digunakan kembali.

Inovasi pemeliharaan induk ikan belida pada bak terpal RAS (Recirculating Aquaculture System) sekaligus sebagai wadah pemijahan induk belida (Chitala Lopis) menjadi novelty pada inovasi ini, yang tidak pernah dilakukan oleh inventor sebelumnya.

Keunikan inovasi ini, merupakan indikator bahwa budidaya induk ikan belida dapat ditingkatkan pada level urban farming di perkotaan dengan lahan yang semakin terbatas.

Keunikan kedua dari inovasi ini adalah pemijahan induk ikan belida secara semi buatan dengan injeksi hormon maturasi, dimana sebelumnya pemijahan hanya dilakukan secara alami dan massal di kolam tanah, sehingga tidak diketahui induk yang produktif dan kesulitan dalam observasi perkembangan gonad induk ikan belida yang membutuhkan waktu yang cukup lama (tahunan) dalam menghasilkan ovulasi telur.

Pada inovasi injeksi hormonal ini, ovulasi telur dapat dipercepat hingga 3 bulan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved