Kunci Jawaban

Kunci Jawaban, Sejarah Kelas 12 Halaman 101 - 104 Kurikulum Merdeka, Asesmen Bab 2

Kunci jawaban, Sejarah Kelas 12 Halaman 101 - 104 Kurikulum Merdeka, Asesmen Bab 2. Soal asesmen terdiri dari pilihan ganda dan esai. 

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
TANGKAP LAYAR
Kunci jawaban, Sejarah Kelas 12 Halaman 101 - 104 Kurikulum Merdeka, Asesmen Bab 2. Soal asesmen terdiri dari pilihan ganda dan esai.  

Pilihlah
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.
b. Jika pernyataan benar dan alasan benar, tetapi keduanga tidak menunjukkan hubungan sebab akibat.
c. Jika pernyataan benar dan alasan salah.
d. Jika penyataan salah dan alasan benar.
e. Jika pernyataan dan alasan, keduanya salah.

Jawaban: 
a. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya menunjukkan hubungan sebab akibat.

5. Berbagai peristiwa berikut yang merupakan bagian dari efek domino peristiwa G30S/PKI adalah…

(1) PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang
(2) Berakhirnya Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan Presiden Sukarno
(3) Marxisme, Komunisme dan Leninisme dilarang di Indonesia
(4) Diskriminasi terhadap anggota PKI dan organisi pendukungnya

Pilihlah
a. Jika (1), (2), dan (3) yang benar
b. Jika (1) dan (3) yang benar
c. Jika (2) dan (4) yang benar
d. Jika hanya (4) saja yang benar
e. Jika semua jawaban benar

Jawaban: 
e. Jika semua jawaban benar

Soal Esai

1. Perhatikanlah sumber foto dan narasi berikut! (lihat buku paket, halaman 103)

Dengan mempertimbangkan foto dan kutipan di atas, analisislah posisi dan peran para aktivis dan organisasi Kowani dalam konstelasi pergerakan perempuan Asia Afrika di tengah Perang Dingin!

Jawaban:

Foto tersebut memperlihatkan delapan orang anggota atau aktivis Kowani yang menjadi delegasi Indonesia pada Kongres Perempuan Asia-Afrika 1958 di Colombo. Pada foto itu, mereka terlihat mengenakan kebaya, kain batik, atau kain tenun tas, sanggul, dan dandanan yang rapi. Para perempuan ini terlihat percaya diri dengan identitasnya sebagai perempuan Indonesia. Para
perempuan ini juga merupakan sebagian kecil dari perempuan Indonesia yang mengeyam pendidikan dan memiliki jaringan yang baik sehingga berkesempatan untuk mewakili Kowani dan Indonesia dalam konferensi yang penting di Asia dan Afrika.

Para perempuan ini termasuk perempuan yang progresif atau berpikiran maju pada zamannya. Kowani memainkan peranan penting dalam pergerakan perempuan di masa ini melalui keterlibatannya sebagai salah satu inisator Kongres Perempuan Asia-Asfrika pertama. Di tengah segala keterbatasan dan posisi perempuan saat itu yang masih dipandang sebelah
mata, para perempuan ini mendiskusikan masalah-masalah penting dan masih relevan di masa kini, di antaranya masalah kesehatan, pendidikan, wanita dan kewarganegaraan, perbudakaan dan perdagangan wanita dan anak, masalah perburuhan, dan kerjasama erat di antara wanita Asia dan
Afrika.

Penting untuk dicermati, dalam situasi Perang Dingin dan perebutan pengaruh di antara Blok Barat dan Blok Timur, posisi perempuan masih dianggap lebih rendah dari laki-laki. Melalui Kongres Perempuan Asia-Afrika, para perempuan ini menunjukkan bahwa perempuan Asia-Afrika memiliki
solidaritas tinggi dan memainkan peran penting dalam mendorong berbagai diskusi terkait dengan berbagai masalah terkait perempuan.

2. Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi perpecahan di antara dwitunggal Sukarno-Hatta karena perbedaan pandangan politik. Mengapa Hatta tidak sepakat dengan Sukarno mengenai Demokrasi Terpimpin?

Jawaban:

Hatta adalah tokoh pergerakan nasional Indonesia yang sangat giat memperjuangkan terwujudnya demokrasi rakyat di Indonesia. Bagi Hatta, kemerdekaan Indonesia berarti berakhirnya “daulat tuan” dan dimulainya "daulat rakyat" yang diwujudkan dalam parlemen yang demokratis.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved