Seputar Islam

Materi Khutbah Jumat Edisi 4 Oktober 2024 Tentang Rabiul Akhir, Singkat dan Penuh Makna, Ada PDF

Berikut akan disajikan materi Khutbah Jumat edisi 4 Oktober 2024 tentang 'Rabiul Akhir' yang menyentuh dan berekesan untuk dibagikan pada sesama musli

Tribunsumsel.com
Materi Khutbah Jumat Edisi 4 Oktober 2024 Tentang Rabiul Akhir, Singkat dan Penuh Makna, Ada PDF 

Jamaah shalat Jumat yang Berbahagia

Jika kita ingin membersihkan hati kita dari penyakit hasad, maka kita harus melawan hawa nafsu. Melawan nafsu akan membantu seseorang melakukan perbuatan yang diridhai Allah. Para wali Allah tidak meraih derajat kewalian kecuali dengan perjuangan melawan hawa nafsu.

Diceritakan bahwa hasad adalah maksiat pertama yang dilakukan di surga, yaitu hasad Iblis kepada Nabi Adam. Hasad juga merupakan maksiat pertama yang dilakukan di dunia, yaitu hasad Qabil kepada Habil yang berujung pembunuhan Qabil terhadap Habil.  
 
Hadirin Rahimakumullah

Seringkali bahaya hasad ini kembali menimpa diri pelakunya. Al-Hafizh Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam kitab Hilyah al-Auliya’ meriwayatkan bahwa pada zaman dahulu, ada seorang raja yang memiliki pengawal yang selalu dekat dengannya. Suatu ketika pengawal itu berkata kepadanya: Wahai raja, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat baik, dan tinggalkan orang yang jahat, niscaya engkau selamat dari kejahatannya.  

Melihat kedekatan pengawal dengan raja, ada orang yang iri dan berupaya menghasut raja. Orang ini pun berkata kepada sang raja: Wahai raja, pengawalmu telah menyebarkan isu di masyarakat bahwa engkau memiliki bau mulut yang tidak enak. Raja pun bertanya: Bagaimana aku bisa tahu hal itu? Orang yang iri itu berkata: Jika pengawal itu menghadap Paduka untuk membicarakan sesuatu, ia pasti akan menutup hidungnya.  

Naskah diambil dari: Khutbah Jumat: Hasad, Penyakit Hati yang Sangat Berbahaya
 
Pergilah penghasut itu kepada pengawal untuk mengundangnya menghadiri jamuan makan yang telah ia persiapkan. Ia membuat sup dan menaruh bawang putih yang sangat banyak di dalamnya. Keesokan harinya, si pengawal datang dan raja memanggilnya mendekat untuk berbicara kepadanya tentang suatu hal. 

Pengawal pun menutup mulutnya dengan tangan. Karena termakan hasutan orang yang iri itu, sang raja berkata kepada pengawal: Menjauhlah. Lalu sang raja menulis surat serta menandatanganinya, kemudian berkata kepada pengawal itu: Pergilah dan bawa surat ini kepada Fulan, biasanya imbalannya berupa uang seratus ribu.  

Ketika keluar, ternyata orang yang iri tadi menemui sang pengawal seraya berkata: Apa ini? Pengawal menjawab: Raja memberikan ini kepadaku. Lalu orang yang iri meminta surat itu. 

Tanpa berpikir panjang, pengawal lalu memberikan surat itu kepadanya. Orang yang iri itu bergegas mengambilnya dan membawanya ke orang yang dituju. Ketika orang-orang membuka surat itu, mereka pun memanggil beberapa algojo. 

Maka orang yang iri itu berkata: Bertakwalah kepada Allah wahai kaum, kalian menghukum orang yang salah, tanyakanlah kembali kepada raja. Mereka berkata: Kami tidak ada waktu untuk menanyakan kembali kepada raja.  
 
Hadirin yang Mulia

Isi surat itu ternyata berbunyi: Jika datang orang yang membawa suratku ini maka potonglah kepalanya, lalu kelupaslah kulitnya dan isilah kulitnya dengan dedak (ampas padi), kemudian bawalah kepadaku. 

Para algojo itu pun memotong kepalanya, mengulitinya dan membawanya kepada sang raja. Saat sang raja melihatnya, ia merasa keheranan. Lalu raja berkata kepada pengawal Kemarilah, jawab dengan jujur, saat kau mendekatiku kenapa engkau memegang hidung dan menutup mulutmu? 

Si pengawal berkata: Wahai raja, orang yang iri ini mengundangku dan telah menyiapkan sup, tetapi ia perbanyak bawang putih di sup itu. Disuguhkanlah sup itu kepadaku, lalu saat Paduka memanggilku untuk mendekat, aku berkata dalam hati, jika aku mendekat kepada paduka, maka paduka akan mencium bau tidak sedap ini. Lalu sang raja berkata: 

Kembalilah ke tempatmu, dan sampaikan kepada rakyatku mengenai apa yang telah kau katakan tadi. Lalu raja menghadiahi si pengawal itu dengan harta yang melimpah.  

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved