Dosen di Medan Bunuh Suami

Siasat Tiromsi Sitanggang Tutupi Jejak Pembunuhan Suami di Medan, Terkuak Ada Bercak Darah di Lemari

Kasus pembunuhan itu sempat menjadi misteri karena dugaan awal Rusman tewas karena kecelakaan pada Maret 2024 lalu.

|
Editor: Weni Wahyuny
Tribun Medan/Alfiansyah
Dr Tiromsi Sitanggang saat jadi tersangka kasus pembunuhan suami di Medan. Ia sempat menutupi kematian suami dengan menyebut jika sang suami tewas kecelakaan. 

Petugas yang menerima laporan tersebut kemudian melakukan penyelidikan dan memeriksa 19 saksi.

Petugas juga sempat melakukan olah TKP di rumah korban dan ditemukan adanya bercak darah di lemari kamar.

"Waktu kita interogasi pelaku, dia menyebut bahwa bercak darah yang ada di lemari itu bekas menstruasi anaknya," ucapnya.

Tidak percaya begitu saja dengan keterangan pelaku, polisi mengambil sempel bercak darah tersebut.

Baca juga: Sosok Tiromsi Sitanggang Dosen di Medan Diduga Bunuh Suami, Lulusan Hukum, Terancam Hukuman Mati 

Setelah bercak darah itu diperiksa secara medis, hasilnya ternyata cocok dengan darah korban.

"Kami berkeyakinan ini bukan kecelakaan lalu lintas. Kemudian perkara ini kami gelarkan dan kami lakukan ekshumasi atau membongkar kuburan korban," ujarnya.

"Ada banyak luka di tubuh korban. Ada luka sobek di bawah mata, kemudian luka di kepala memar, dan daerah kemaluan juga ada," tambahnya.

Dikatakannya, dari hasil autopsi yang dilakukan, petugas menemukan petunjuk lain bahwa memang korban tewas karena dianiaya.

"Setelah beberapa kali kami melakukan gelar perkara, kami berkeyakinan dan menetapkan istri dari korban adalah pelaku sementara," katanya.

"Jadi sekarang pelaku sudah kami tangkap dan dilakukan penahanan," imbuhnya.

Tersangka Tidak Mengaku

Sementara itu, Dr Tiromsi Sitanggang tidak mengakui telah melakukan pembunuhan terhadap suaminya.

"Saya sangat kecewa. Apa yang menjadi mensrea, kalau dibilang saya ikut membunuh, boleh saya angkat tangan, saya orang Nasrani. Demi Tuhan saya tidak membunuh," kata Tiromsi, Selasa (17/9/2024).

"Kalau itu (pembunuhan) biarlah penyidik dan Tuhan yang berbicara, karma akan ada. Kalau saya ada, saya akui. Kalau usia menjelang 60-an dari segi apa pun tak ada lagi masa bertengkar," sambungnya.

Wanita yang juga berprofesi sebagai notaris ini mengaku, sangat menyayangi suaminya meskipun sedang mengalami sakit stroke.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved