Bocah Dibunuh Ibu Tiri

Tangis Ichan, Ayah Nizam Ngaku Terpukul Temukan Jasad Anak Dalam Karung Dibunuh Istri: Ya Allah Nak

Ichan ayah Nizam tak kuasa menahan tangisnya merasa terpukul kepergiaan anak yang dibunuh istrinya.

|
Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo
Ichan ayah Nizam (kanan) tak kuasa menahan tangisnya merasa terpukul kepergiaan anak yang dibunuh istrinya. 

Dari percakapan antara dukun dan pelaku itulah didapatkan fakta soal dugaan pembunuhan berencana.

"Kemarin saya menyerahkan bukti tambahan, ada percakapan tersangka sama dukun. Jadi pada saat Nizam sudah kolaps seperti itu, dia (pelaku) menghubungi dukun. Jadi si tersangka menghubungi dukun untuk meminta saran kepada dukun itu bagaimana Nizam harusnya," pungkas Tiwi.

"Pada saat kolaps?" tanya Denny Sumargo.

"Pada saat Nizam itu sudah kayak gitu, dalam keadaan entah meninggal atau sudah tidak sadarkan diri. Dia (pelaku) panik, dia menghubungi dukun. Nah dukun itu pada saat dia (pelaku) menghubungi itu dia (dukun) merekam," kata Tiwi.

Alih-alih menjerumuskan pelaku, sang dukun justru mengarahkan pelaku agar mengakui perbuatan kejinya ke polisi.

Sebab sang dukun sadar bahwa pelaku sudah melakukan pembunuhan.

"Saya ada rekamannya, jadi dia (pelaku) nanya 'gimana kalau misalnya Nizam kayak gini'. Si dukun sudah tahu 'wah kalau kayak gini namanya pembunuhan, silahkan kamu laporkan ke polisi atau RT untuk diproses lebih lanjut'. Tapi dia (pelaku) enggak mau," imbuh Tiwi.

Namun setelah disadarkan oleh dukun, pelaku malah mengelak dan kian ketakutan.

Hingga akhirnya pelaku malah mengatur skenario pura-pura korban diculik oleh pria berinisial Y.

"Kan (pelaku) ngasih tahu kronologinya, Nizam itu kenapa-napa. Dia (pelaku) ngurung Nizam di luar, Nizam enggak sadarkan diri. Dukunnya malah ngasih arahan 'kamu harus pergi ke kantor polisi atau RT setempat, itu sudah tidak bagus'. Akhirnya sudah ditutup teleponnya, dia tidak melakukan apa yang disarankan dukun itu," pungkas Tiwi.

Mengetahui nasib pilu Nizam, Tiwi juga berharap pelaku bisa dihukum maksimal yakni hukuman mati.

"Saya enggak rela, saya menuntut seadil-adilnya. Saya sedih, yang tersisa di hati saya ini cuma rasa untuk membalas, berjuang untuk anak saya. Gimana caranya tersangka dapat vonis maksimal hingga dapat hukuman mati," imbuh Tiwi.

Seperti diketahui, Nizam ditemukan tak bernyawa di dalam karung di halaman belakang rumahnya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada 22 Agustus 2024.

Mayat Nizam yang sudah terbujur kaku pertama kali ditemukan oleh sang ayah kandung, Ichan.

Belakangan diketahui bahwa Nizam sudah meninggal dunia sejak tanggal 19 Agustus 2024.

Untuk itu Ichan dan Tiwi selaku orangtua kandung Nizam memperjuangkan nasib putra mereka yakni agar pelaku dihukum seberat-beratnya bahkan sampai hukuman mati.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved