Bocah Dibunuh Ibu Tiri

Keseharian AN Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri Jasad Dibuang dalam Karung, Dikenal Pintar dan Penurut

Terungkap keseharian pribadi AN, bocah 6 tahun dibunuh ibu tiri di Pontianak dikenal baik dan penurut, pilu tewas jasad dibuang dalam karung..

Tribun Pontianak/WIDAD ARDINA
Wali Kelas 1 SDN 12 Pontianak Selatan, Nur Asniah ungkap Keseharian AN Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri Jasad Dibuang Dalam Karung, Dikenal Pintar dan Penurut 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kepala Sekolah SDN 12 Pontianak Selatan, Eni Setyawati mengungkap kepribadian sehari hari dari Ahmad Nizam alias AN (6) bocah yang dibunuh ibu tiri di Pontianak.

Disebutkan jika sosok Ahmad Nizam dikenal sebagai anak yang baik, pintar dan penurut.

Baca juga: Ratapan Pilu Tiwi Ibu Bocah 6 Tahun Dibunuh Ibu Tiri, Tak Menyangka Putra Tewas: Anak Saya Salah Apa

"Yang kami kenal, Ahmad Nisam  ini anaknya baik-baik saja, pintar anaknya nurut," ucapnya kepada Tribun Pontianak pada Jumat siang 23 Agustus 2024 di ruang Kepala Sekolah.

Sedangkan, sebelum mengetahui kabar duka meninggalnya sang murid, Wali Kelas 1 SDN 12 Pontianak Selatan, Nur Asniah , mengatakan tepat di hari Senin 19 Agustus Ahmad Nizam sempat izin ke toilet mengeluhkan sakit perut disaat pembelajaran berlangsung. 

Sehingga keesokan harinya di Selasa  20 Agustus 2024 Ibu Tiri korban menghubungi Wali Kelas, untuk meminta izin bahwa korban tidak masuk sekolah. 

"Kami pikir, karena di hari Senin itu, Ahmad Nizam ke toilet sakit perut jadi mungkin besoknya masih sakit perut," ucap Nur.

Terungkap motif IF (24) ibu Tiri di Pontianak yang tega menghabisi nyawa bocah 6 tahun.
Terungkap motif IF (24) ibu Tiri di Pontianak yang tega menghabisi nyawa bocah 6 tahun. (TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto)

Nur mengatakan Ahmad Nizam izin sekolah selama dua hari. Kemudian di hari Kamis 22 Agustus 2024 berdasarkan kesaksian dari Guru Agama yang melihat postingan di media sosial Facebook yang beredar kabar hilangnya Ahmad Nizam, sehingga Wali Kelas segera mengkonfirmasi hal tersebut ke Ibu Tiri Korban dan lalu sekitar pukul 07.30 WIB segera mendatangi rumah korban pada Kamis pagi itu.

"Awalnya saya telepon Ibu sambung Ahmad Nizam dulu untuk konfirmasi kabar hilangnya Ahmad Nizam. Kemudian saya dan Guru Agama minta izin ke Kepala Sekolah untuk ke rumah Ibu Tiri Korban di Kamis pagi," jelasnya.

Menurut Nur, disaat pihak sekolah mendatangi rumah korban. Ibu Tiri Ahmad Nizam memberikan kesaksian yang sama seperti yang beredar di media sosial yakni ada dua orang pria mengaku sebagai pacar Ibu Kandung Ahmad Nizam untuk menjemput AN untuk dibawa ke Jakarta.

"Ibu Tiri Ahmad Nizam cerita ke saya seperti itu. Saya tidak curiga apapun ketika Ibu Tirinya cerita begitu ke saya. Bahkan dihari kejadian, saya masih berkomuniasi dengannya untuk menanyakan Ahmad Nizam," ungkapnya.

Mendengar kesaksian dari Ibu Tiri korban,  Nur mengaku tidak melihat adanya kejanggalan yang terjadi di rumah tersebut. 

Bahkan Kepala Sekolah SDN 12 Pontianak Selatan, Eny Setyawati juga mengatakan sosok Ibu Tiri korban ini terlihat baik dan komunikatif.

Sehingga tidak menyangka bahwa dugaan atas hilang dan meninggalnya korban merupakan perbuatan dari Ibu Tiri.

Selanjutnya dari pihak sekolah, dikatakan Eny di hari Jumat pagi 23 Agustus 2024 tadi menggelar doa bersama dengan seluruh orang tua murid untuk hadir  mendoakan almarhum. 

"Dengan kasus ini kami sudah mengumpulkan seluruh orangtua siswa dan tadi pagi kita langsung lakukan doa bersama," ungkapnya.

Baca juga: Skenario IF Ibu Tiri Bunuh Bocah 6 Tahun Buang Jasad Dalam Karung, Sempat Fitnah Diculik Ibu Kandung

Pada kesempatan tersebut pula, Eny menyampaikan kepada seluruh orang tua murid lainnya bahwa kejadian tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah.

"Serta kami juga mengkonfirmasi ke semua orangtua murid yang hadir bahwa kejahatan itu bukan hanya dibidang internal, dan kami sudah jaga agar tidak terjadi di lingkungan sekolah. Namun takdir berkata lain, kejahatan terjadi di lingkungan external sekolah bahkan kejahatan itu berasal dari orang terdekat," ungkapnya.

"Kami juga mengkonfirmasi anak ini selama di sekolah aman," pungkasnya.


Kronologi Pembunuhan

Peristiwa pilu itu berawal saat pelaku, IF memarahi korban AN (6) yang baru pulang sekolah pada hari Senin tanggal 19 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB.

IF kemudian mengunci korban diluar rumah dalam keadaan hujan deras semalaman dan tidak diberi makan.

Ia membiarkan AN diluar rumah mereka di di Kecamatan Pontianak Selatan, Kalimantan Barat sampai semalaman.

Lalu pada keesokan harinya pada Selasa 20 Agustus 2024 pukul 11.00 WIB, IF melihat korban di halaman belakang rumah dalam keadaan lemas.

IF akhirnya membawa masuk korban ke dalam rumah dan menyuruh korban untuk mandi.

"Saat melihat korban berjalan dalam keadaan lemas dan sempoyongan, pelaku tidak sabar dan mendorong korban di depan kamar mandi, hingga korban terjatuh dan kepala korban terbentur ubin lantai kamar mandi," ungkap Kabid Humas Polda Kalbar Kombespol Raden Petit Wijaya dilansir dari Tribun Pontianak.

Korban kemudian dimandikan oleh pelaku dan setelah mandi korban disuruh duduk di ruang depan TV.

Namun karena merasa lemas, korban mencoba untuk berbaring di tempat tersebut.

Meski kondisi korban lemas, pelaku justru tetap tidak memberinya makan dan hanya memberi minum kepada korban sambil memarahi korban.

Berlanjut hingga sore hari setelah waktu sholat Ashar, korban dikatakan IF semakin lemas.

Lalu IF meninggalkan korban di ruang TV untuk menyusui dan menidurkan anak kandungnya yang masih bayi.

Setelah menidurkan anak kedua, pelaku keluar kamar dan melihat korban sudah susah bernafas.

Lalu IF mencoba memberikan bantuan pernafasan yaitu dengan cara meniup mulut dan menekan dada korban.

Usai iberi nafas buatan, pelaku mengatakan bahwa korban kembali bernafas dengan teratur.

Namun selang beberapa menit kemudian, pelaku melihat korban kembali susah bernafas dengan ditandai oleh pernafasan yang tersengal-sengal.

Selanjutnya ketika pelaku mendekati korban dan hendak membantunya untuk memberikan bantuan pernafasan kembali, pelaku mendapati korban sudah tidak bernafas lagi.

Tampang IF (24) ibu tiri yang tega menghabisi nyawa bocah 6 tahun dan buang jasad ke dalam karung di Pontianak.
Tampang IF (24) ibu tiri yang tega menghabisi nyawa bocah 6 tahun dan buang jasad ke dalam karung di Pontianak. (Youtube Kompas TV/TribunPontianak)

Sesaat kemudian pelaku melakukan pengecekan pada jantung korban dan benar bahwa detak jantung korban telah berhenti.

Setelah memastikan detak jantung korban berhenti dan korban juga tidak bergerak sama sekali, IF mengalami kepanikan dengan berjalan keluar masuk area ruang TV dan halaman belakang rumah.

"Saat IF menyeret korban ke halaman belakang rumah dekat kompor dan mencari plastik sampah. Lalu setelah mendapatkan palstik dan karung, IF langsung membungkus tubuh korban dengan beberapa plastik dan kemudian memasukkan tubuh korban ke dalam karung yang sudah dipersiapkan, serta menyeret dan mendorong tubuh korban ke dalam celah antara dinding rumah pelaku dan tetangga sebelah/dinding rumah orang lain," ungkap Petit.

 

Buat Skenario

IF (24) rupanya membuat skenario palsu setelah membunuh anak tirinya, Ahmad Nizam Alfahri (6).

Saat itu IF sempat menyimpan jasad AN dalam karung untuk menutupi perbuatannya.

IF yang merasa panik kemudian mengarang cerita bahwa anak tirinya itu dijemput dua orang tidak dikenal suruhan ibu kandungnya.

Bahkan IF sempat ikut datang ke Polda Kalbar bersama suaminya untuk melaporkan bahwa korban Ahmad Nizam Alfahri hilang.

Kabid Humas Polda Kalbar, Kombespol Raden Petit Wijaya mengungkapkan, pada Rabu 21 Agustus 2024, ayah korban bernama Ichan pulang bekerja dari Kabupaten Sintang.

Saat itu Ichan tidak menemukan putranya, karena biasanya sang putralah yang selalu membukakan pintu.

Ketika menanyai, IF mengaku bahwa Nizam sudah diberikan kepada dua orang laki-laki yang mengaku disuruh oleh ibu kandung Nizam untuk menjemput korban.

Namun, setelah Ichan mengonfirmasi kepada mantan istri, ternyata sang mantan istri mengatakan tidak pernah memerintahkan hal itu.

Saat itu Ichan dan mantan istrinya sempat percaya, dan menganggap bahwa korban telah diculik oleh orang.

Baca juga: Tampang IF Ibu Tiri yang Tega Bunuh Bocah 6 Tahun di Pontianak, Sempat Laporkan Korban Hilang 

Selanjutnya masih pada hari yang sama saat malam hari, Ichan dan IF mendatangi Mapolda Kalbar untuk membuat laporan polisi tentang penculikan.

"Pada malam hari itu juga, personel piket mendatangi rumah pelapor dan melakukan beberapa pemeriksaan di dalam rumah serta mengecek keberadaan CCTV baik di rumah pelapor dan tetangga pelapor, namun petugas tidak mendapati hasil rekaman CCTV tersebut," ungkap Petit dilansir dari Tribun Pontianak

Selanjutnya pada Kamis 22 Agustus 2024 setelah sholat subuh, Ichan ditelepon oleh mertuanya yang ada di Sumatera dan menyampaikan bahwa anak pelapor telah meninggal dan posisi korban masih berada di sekitaran rumah.

Mertua pelapor mengatakan bahwa yang mendapatkan informasi langsung dari pelaku yang merupakan anak mereka sendiri. 

Setelah mencari di dalam dan luar rumah, mereka tak kunjung menemukan anaknya (Nizam, Red).

Kemudian pada sore hari, Ichan pergi ke halaman belakang rumah dan mendapati bau tidak sedap di sekitaran dirinya.

Pelapor mencari tahu asal-muasal bau tersebut dan didapati dari celah sempit dinding di belakang rumahnya. 

Setelah dilakukan pencarian terhadap penyebab dari bau itu, akhirnya Ichan melihat sebuah benda yang berat dan terbungkus plastik.

Setelah dibuka akhirnya terlihat sepasang kaki kecil yang terbungkus plastik warna hitam dan hijau. 

Saat pelapor menarik kaki kecil tersebut dan benar adanya bahwa kaki itu adalah kaki anak kandungnya yang dinyatakan hilang diculik pada Rabu 21 Agustus 2024. 

"Setelah menarik dan mendapati seluruh tubuh anaknya, sang ayah menanyakan kepada istrinya kenapa anak kandungnya ditemukan dalam plastik dan karung serta dalam keadaan mati. Saat itu IF tetap mengatakan tidak tahu. Selanjutnya sang ayah membawa pelaku ke ruang piket Ditreskrimum Mapolda Kalbar untuk meminta bantuan petugas guna menginterogasi IF," papar Petit.

Setelah dilakukan interogasi oleh petugas, akhirnya IF mengakui bahwa dialah yang melakukan perbuatan yang menyebabkan korban meninggal.

Tidak hanya itu IF juga lah yang membungkus mayat korban menggunakan plastik dan karung hingga menyembunyikan mayat korban di celah dinding samping bagian dalam rumahnya.


Alami Penganiayaan

Sementara sebanyak 37 adegan dilaksanakan pada Pra Rekonstruksi kasus kematian Ahmad Nizam Alfahri (6), di sekitar rumahnya, Jalan Purnama 1, Purnama Agung 7, Pontianak Selantan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Sabtu 24 Agustus 2024.

Pada pra-rekonstruksi itu, Ditreskrimum Polda Kalbar menghadirkan langsung IF (24) ibu tiri korban yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Wakil Dirreskrimum Polda Kalbar, AKBP Harry Yudha Siregar mengatakan, bahwa pra-rekonstruksi ini dilaksanakan untuk melihat kesamaan hasil pemeriksaan terhadap tersangka dengan lokasi kejadian.

Pada pra-rekonstruksi ini, dilakukan adegan sejak kejadian, Senin 19 Agustus, hingga kamis 22 Agustus malam saat jasad korban ditemukan. 

"Itu kita runutkan dari hari Senin, lalu saat pelaporan dugaan penculikan hingga penemuan mayat," ujar Harry, Sabtu 24 Agustus 2024 dilansir TribunPontianak.

Ia mengungkapkan, dari hasil pra-rekonstruksi terkuak bahwa ada perbuatan lain yang dilakukan oleh tersangka IF sebelum kejadian pada 19 dan 20 Agustus 2024.

"Dari pemeriksaan dan pra-rekon, ada adegan yang klimaksnya pada Senin dan Selasa itu, perbuatan melawan hukum, dan bahkan sebelum hari itu juga ada perbuatan-perbuatan diduga melawan hukum terhadap korban (penganiayaan). Sehingga membuat kondisi tubuh korban lemah hingga meninggal dunia," jelasnya.

Terkait otopsi, Harry mengatakan pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan di dokter forensik yang melakukan otopsi terhadap jasad korban pada Jumat 23 Agustus 2024. 

"Untuk hasil otopsi kita masih menunggu, mana yang membuat korban meninggal dunia," tuturnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved