Jokowi Reshuffle Kabinet

Sosok Sri Suparni Istri Bahlil Lahadalia Menteri ESDM, Kenal Suami saat jadi Aktivis di Kampus

Mengenal sosok Sri Suparni selaku istri dari Bahlil Lahadalia yang bakal jadi calon Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar...

|
Penulis: Thalia Amanda Putri | Editor: Weni Wahyuny
Tribun Sorong
Sosok Sri Suparni Istri Bahlil Lahadalia Calon Menteri ESDM dan Ketum Golkar, Aktivis Kampus Aktif 

“Saya pacaran sama istri saya di sini. Jadi saya waktu itu kuliah di Jayapura, ketemu istri di tempat aktivis di sini (Kota Sorong). Dia jadi peserta, saya jadi pemateri. Jadi ini (istri saya) korban retorika sebenarnya,” kata Bahlil Lahadalia dengan senyum lebar.

Kecintaan mereka terhadap Kota Sorong membuat keduanya bercita-cita mewujudkan Kota Sorong dan Papua Barat Daya sebagai wilayah yang berkembang pesat hingga maju.

Profil Bahlil Lahadalia

Sosok Bahlil Lahadalia merupakan pengusaha Indonesia yang dilantik jadi Menteri ESDM pada Senin (19/8/2024).

Sebelumnya Bahlil menjadi Menteri Investasi.

Pria kelahiran Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sulawesi, 7 Agustus 1976 ini memiliki rekam jejak karir cemerlang.

Bahlil Lahadalia sempat menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) periode 2015–2019.

Ia juga memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.

Masuk ke bidang Politik, Bahlil Lahadalia pernah menjadi anggota dari Partai Golongan Karya, tetapi telah berhenti pada tahun 2009.

Sebelum memulai karirnya, Bahlil mengenyam pendidikan di Sulawesi, dari SD Negeri 1 Kolaka Timur hingga SMP Negeri 1 Kolaka.

Baca juga: Sosok Bahlil Lahadalia Dilantik jadi Menteri ESDM, Dulu Pernah Jual Kue dan Sopir Angkot

Dia kemudian pindah ke Fakfak, untuk melanjutkan ke SMA YAPIS Fakfak.

Ia memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay di Jayapura, sebuah perguruan tinggi swasta lokal.

Namun, seperti yang diungkapkannya saat kuliah tamu di Universitas Brawijaya, ia lulus sangat terlambat di usia 26 tahun, karena pendidikannya terhenti akibat keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998.

Selama menjadi mahasiswa, ia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam di Papua, hingga akhirnya menjabat sebagai Bendahara Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam.

Tak meraih kesuksesan dengan mudah, rupanya Bahlil sempat banting tulang bekerja keras.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved