Berita Viral

Keseharian dr Aulia Risma Lestari Dimata Tetangga, Dikenal Baik dan Ramah, Meninggal di Kamar Kos

dr Aulia Risma Lestari dimata tetangga ternyata dikenal baik dan ramah.

|
Tribunjateng.com
Keseharian dr Aulia Risma Lestari dimata tetangga dikenal baik dan ramah. 

TRIBUNSUMSEL.COM - dr Aulia Risma Lestari dimata tetangga ternyata dikenal baik dan ramah.

Diketahui, Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal di kamar kosnya di Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (12/8/2024).

Ketua RT setempat, Abdul Rozak (60) mengatakan, keluarga almarhumah merupakan asli warga di lingkungannya. 

Ia juga menyaksikan almarhumah sejak kecil hingga besar, orangtuanya bukan dokter.

Almarhumah merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya perempuan juga menjadi dokter.

Sosoknya juga dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah dengan masyarakat lingkungan. 

"Saya sangat kenal. Almarhumah orang yang baik. Kalau pagi jalan sehat pasti menyapa," katanya  kepada tribunjateng.com, Kamis (15/8/2024).

Dr Aulia Risma Lestari Semasa Hidup
Dr Aulia Risma Lestari Semasa Hidup (Instagram Pemkot Tegal)

Sementara warga lain, Naryo (40) mengatakan, almarhumah sosok yang baik di lingkungan. 

Sosoknya juga bering bersosialisasi dengan masyarakat. 

"Di sini baik, suka bersosialisasi. Saya kaget dengar kabar itu," katanya.

Baca juga: Curhat dr Aulia Risma Lestari ke Ibu Sebelum Meninggal di Kamar Kos, Pernah Minta "Resign"

Diketahui, jenazah sampai di rumah duka, pada Selasa (13/8/2024) sekira pukul 11.00 WIB. 

Kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, pukul 14.00.

"Saat pemakaman ramai, banyak rombongan datang dari Semarang," katanya.

Seperti diketahui, Aulia Risma Lestari adalah dokter yang sedang menempuh Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

Isi buku harian Dr Aulia Risma Lestari sebelum meninggal dunia sempat curhat soal hidup.
Isi buku harian Dr Aulia Risma Lestari sebelum meninggal dunia sempat curhat soal hidup. (Tribun Jateng/Rahdyan Trijoko Pamungkas)

Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. 

Sehari-hari, dokter itu beraktivitas di RSUP dr Kariadi Semarang.

Dikutip dari TribunMuria.com, Kompol Agus Hartono menyebutkan sebelum ditemukan meninggal dunia, Aulia merasa tertekan.

Selain karena beratnya menempuh pendidikan spesialis, juga karena capek menghadapi para seniornya.

Baca juga: Sosok Dr Aulia Risma Lestari Semasa Hidup Dikenal Cerdas, Status Nilai Cumlaude Saat Lulus

Kata Agus, perihal tekanan yang dialami Aulia berdasar cerita dari ibu korban dan curahan hati (curhat) pada buku harian yang ditemukan di lokasi.

Dalam isi buku tersebut, Aulia mengaku otaknya ambyar urusan pelajaran ytang berat dan soal urusan dengan seniornya pula.

"Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya, otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelasnya.

Menurut dia,  dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri menggunakan obat anastesi. Obat itu disuntikan sendiri ke lengannya.

"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus."

"Namun, ini disuntikan di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.

Sementara, ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign dan tak kuat. 

"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," katanya.

Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia ke Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia dibawa ke Tegal.

Kronologi kejadian 

Diketahui tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya. 

Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 pagi namun tidak mendapat respon.

Oleh karenanya, kekasih Aulia meminta teman sekos korban untuk menengok ke kamar.

"Nah minta tolong temannya itu, temannya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya yang di Tembalang, dicek ke Tembalang sana kosong juga," kata Agus.

Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamar korban.

"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam."

"Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," imbuhnya.

"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.

Sementara penjaga kos, Marsono mengatakan jenazah telah dibawa ke Kariadi kemudian di bawa ke rumah duka di Tegal. Aulia tinggal satu kos bersama saudaranya.

"Saya tidak tahu penyebab kematiannya. Mungkin karena kecapaian," kata dia.

Kata Kasatreskrim Poltabes Semarang

Sementara, kabar dugaan bunuh diri ini juga dibenarkan oleh Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma Sena.

"Benar bunuh diri, yang bersangkutan menyuntikkan obat ke badannya sendiri," ujarnya melalui pesan singkat, Rabu (14/8/2024).

Sementara itu, pihak kepolisian pun masih mendalami informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya tersebut.

Kemenkes Turun Tangan

Buntut meninggalnya dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip, Aulia Risma Lestari, Kementerian Kesehata RI langsung turun tangan.

Melalui surat yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kesehatan, Azhar Jaya, Kemenkes meminta agar Program Studi Anestesi Universitas Diponegor yang ada di RSUP Dr Kariadi, dihentikan.

Dalam surat itu, ditulis pula bahwa program studi ini diduga telah menimbulkan perundungan dan membuat peserta didik melakukan bunuh diri.
Yth. Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi di Semarang 

Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP Dr. Kariadi, yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro. Maka disampaikan kepada Saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan Langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Kariadi dan FK UNDIP. Penghentian program studi sementara tesebut terhitung mulai tanggal surat ini keluarkan. 

Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kerjasama Saudara, diucapkan terima kasih.

Alumni Siap Tempuh Jalur Hukum

Sementara itu, Ikatan Alumni SMA Negeri 1 (Ikasma) Tegal mengecam perundungan yang diduga mengakibatkan dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Undip Semarang.

Ikasma Tegal juga siap mendampingi keluarga korban untuk melaporkan ke pihak berwajib dengan mencarikan pengacara.

Pihaknya melalui jaringan alumni juga siap melaporkan kasus tersebut ke Kapolri RI.

"Kami mengharapkan keluarga untuk melaporkannya secara hukum, ini karena kehilangan nyawa."

"Laporkan kepada aparat berwenang dan Ikasma Tegal akan mendampingi dan mencarikan lawyer," jelasnya. 

Baca berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved