Breaking News

Karhutla Sumsel

130 Titik Hotspot Terpantau di Musi Rawas, Sebanyak 17,5 Hektar Lahan Terbakar Hingga Juli 2024

Sebanyak 130 titik hotspot terpantau di beberapa wilayah di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel. 

Penulis: Eko Mustiawan | Editor: Shinta Dwi Anggraini
SRIPOKU/EKO MUSTIAWAN
Kepala Pelaksana BPBD Musi Rawas, H A. Darsan. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSI RAWAS -- Sebanyak 130 titik hotspot terpantau di beberapa wilayah di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Sumsel. 

Bahkan sepanjang 2024, sudah 17,5 hektar lahan di Musi Rawas yang rusak akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Musi Rawas, H A. Darsan mengatakan, panasnya terik matahari di Kabupaten Musi Rawas saat ini, banyak dimanfaatkan masyarakat untuk membakar sesuatu, termasuk membakar lahan.

"Sekarang sudah mulai masuk musim kemarau, panas terik matahari sangat tinggi. Jadi petani karhutla juga akan meningkat," kata Darsan kepada Sripoku.com, Kamis (01/08/2024).

Dikatakan Darsan, bahkan Sepanjangan 2024 ini, total sudah ada 130 titik hotspot yang terpantau, dan 17,5 hektar lahan yang terbakar.

"Tahun ini cukup tinggi titik hotspot yang terpantau di Musi Rawas, sudah 130 titik dan sedangkan lahan yang terbakar juga cukup luas yakni 17,5 hektar," jelas Darsan.

Baca juga: Dilanda Kemarau, 6 Peristiwa Kebakaran Rumah Sudah Terjadi di Empat Lawang, Kini Karhutla Mengintai

Dijelaskan Darsan, dari 130 titik hotspot tersebut, didominasi di daerah rawan seperti di Kecamatan Muara Kelingi, Muara Lakitan, BTS Ulu Cecar, STL ULu Terawas, Selangit, Jayaloka, Tuah Negeri dan Kecamatan Megang Sakti. 

"Daerah-daerah ini memang daerah rawan dan memang masih banyak lahan kebun dan hutan," ungkap Darsan.

Namun lanjut Darsan, saat ini kecenderungan masyarakat membuka lahan dengan cara dibakar, sudah mulai menurun. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peranan semua pihak, termasuk Polri dan TNI.

"Sekarang semua pihak sudah berperan untuk melakukan pencegahan, sehingga orang membuka lahan dengan cara dibakar mulai menurun," ucap Darsan.

Ditambahkan Darsan, hal tersebut diketahui dari banyaknya jumlah titik hotspot yang terpantau aplikasi, namun saat di cek ke lokasi, ternyata bukan kebakaran hutan maupun lahan.

"Baru-baru ini memang banyak titik hotspot yang terpantau, tapi tingkat kepercayaannya rendah. Betul saja, saat dicek ke lokasi, ternyata hanya warga yang membakar lahan dan lainnya," imbuh Darsan 

Meski demikian sambung Darsan, mengingat kondisi yang berlangsung saat ini cukup panas, sehingga BPBD Musi Rawas meningkatkan kesiapsiagaan Baim personil dan juga peralatan. 

"Saat ini kami siaga pertama, melihat cuaca yang cukup panas seperti saat ini, baik personil maupun peralatan kita siapkan, termasuk posko 1x24 jam," tegas Darsan.

Lebih lanjut Darsan menjelaskan, terlepas dari itu pihaknya tetap mengajak dan menghimbau kepada masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, untuk tidak membuang puting rokok sembarangan, ataupun yang lainnya yang memicu timbulnya api.

"Apalagi membuka lahan dengan cara dibakar dan membuang. Itu bisa dipidana, dan ancaman hukumannya cukup berat," tutup Darsan.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved