Siswa SDN 39 Palembang Kejang

Dugaan IDI Soal Penyebab Siswa SDN 39 Palembang Kejang Karena Minuman Semprot, Meski Terdaftar BPOM

Kasus empat siswa SD Negeri 39 Palembang yang keracunan minuman botol semprot dinilai karena ada masalah di sediaan produk tersebut.

Penulis: Hartati | Editor: Slamet Teguh
Handout
Dugaan IDI Soal Penyebab Siswa SDN 39 Palembang Kejang Karena Minuman Semprot, Meski Terdaftar BPOM 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus empat siswa SD Negeri 39 Palembang yang keracunan minuman botol semprot dinilai karena ada masalah di sediaan produk tersebut.

Sediaan adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan suatu media spesimen patologi maupun anatomi yang siap dan di awetkan untuk penelitian dan pemeriksaan.

"Kalau lebih dari satu anak keracunan atau kecendrungan massal, bisa saja ada masalah disediannya bukan di anak yang mengkonsumsinya karena jika ada masalah pada anak tidak mungkin bisa berdampak pada beberapa anak ," ujar Ketua IDI Palembang Zulkhair Ali, Rabu (31/7/2024).

Namun kerusakannya tidak tahu dimana ini yang masih perlu diteliti lebih lanjut. Karena menurutnya, bisa saja izin edarnya baik, meski izin lewat sedikit karena sudah diperiksa oleh BPOM, namun setidak dari komposisi yang dilaporkan tidak ada masalah.

Menurut Zulkhair, yang menjadi masalah mungkin karena makanan tersebut misal karena kadaluwarsanya, pengemasannya, penyimpanannya, karena meski waktu kadaluarsa masih lama tapi jika disimpan tidak sesuai petunjuk penempatan produk, suhu atau lainnya maka isi produk bisa rusak.

"Terlepas dari apapun penyebab keracunan, sisa produk yang dikonsumsi harus diperiksa untuk memastikan penyebabnya apakah terkontaminasi kuman atau lainnya," tambahnya.

Baca juga: Minuman Semprot yang Viral Buat Siswa SDN 39 Palembang Kejang Terdaftar di BPOM, Dinkes Tarik Stok

Baca juga: Polisi Periksa Penjual Minuman Semprot Pemicu 4 Siswa SD N 39 Palembang Kejang, Tunggu Hasil Lab

Agar kejadian serupa tidak terulang, dokter spesial penyakit dalam itu menghimbau orangtua agar membiasakan anak membawa bekal sendiri dari rumah karena lebih ideal dibanding mengkonsumsi makanan dari luar.

Jika tidak memungkinkan membawa bekal, idealnya sekolah menyiapkan kantin namun kantin tersebut memang harus disuvervisi oleh Dinas Kesehatan lebih dulu secara periodik melalui penugasan puskesmas di wilayahnya masing-masing akan sangat baik dibanding siswa jajan di pedagang di luar pagar sekolah karena tidak tahu

"Karena kantin pun belum tentu benar jika penyediannya juga tidak benar," tambahnya.

Sementara itu untuk makanan yang dijual pedagang di luar pagar sekolah itu sangat tidak terjamin karena tidak kondisinya seperti apa, apalagi saat ini banyak makanan yang dijual disinyalir ada tambahan tertentu.

"Kita bersyukur ini benar produk lulus uji BPOM karena takutny label BPOM dipalsukan karena banyak kasus pemalsuan label," ujarnya.

Kemudian anak-anak juga harus diajari cara mengecek kandungan makanan yang akan dikonsumsi.

Jangan tergiur makanan yang kemasan menarik saja tapi kondisi makanan harus diperhatikan, misal makan roto perhatikan kemasannya, bungkus masih utuh, roti tidak lembab, mudah-mudahan aman dikonsumsi.

Anak-anak juga harus diajarkan cara mengecek kemasan produk makanan dan minuman tanggal kadaluarsanya.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News


Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

 

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved