Pria di Bekasi Dibunuh Istri dan Anak

Tega Juhairah Habisi Suami Gegara Tolak Bayari Utangnya, Anak dan Pacar Anaknya Ikutan Membunuh

Malangnya nasib Asep Saepudin seorang pengusaha aksesori tewas ditangan istri, anak dan kekasih anaknya menghebohkan warga Bekasi.

Editor: Moch Krisna
TribunBekasi/Muhammad Azzam
Juhariah alias J tega membunuh suaminya bersama anaknya, Silvia Nur Alfiani (SNA) dan pacar anaknya bernama Hagistiko Pramada (HP). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Malangnya nasib Asep Saepudin (44) seorang pengusaha aksesori tewas ditangan istri, anak dan kekasih anaknya menghebohkan warga Bekasi.

Asep dibunuh Juhariah (45) sang istri, lalu anak kandung Silvia Nur Alfiani (22) serta kekasih anaknya bernama Hagistko Pramada (22).

Juhariah dengan tega menghabisi nyawa suaminya sendiri karena sang suami tidak mau membayari utangnya.

Hal tersebut disampaikan Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya melansir dari Kompas.com, Selasa (23/7/2024).

"Istri korban ini ada utang ke teman-temannya. Korban tidak bersedia melunasi," ujar Kombes Twedi.

Pria di Bekasi menjadi korban pembunuhan berencana yang pelakunya istri, anak dan pacar anaknya, korban dibunuh karena sakit hati. Senin (22/7/2024)
Pria di Bekasi menjadi korban pembunuhan berencana yang pelakunya istri, anak dan pacar anaknya, korban dibunuh karena sakit hati. Senin (22/7/2024) ((Humas Polres Metro Bekasi))

Lebih jauh, Kombes Twedi menyebut jika Juhariah menganggap Asep tidak cukup menafkahinya sehari-hari.

Buntutnya Juhairah menahan dendam dan akhirnya kongkalikong dengan sang anak untuk membunuh Asep.

Sang putri bernama Silvia setuju menghabisi nyawa ayahnya lantaran juga menyimpan rasa kesal.

Pasalnya sang ayah tidak merestui khubungannya dengan Hagistko sang kekasih untuk menikah.

"Asep tidak merestui hubungan antara Silvia dan Hagistko karena kekasih anaknya tersebut memiliki utang," tutur Kombes Twedi.

Sempat Coba Dua Kali Meracuni

Kapolres Metro Bekasi Kombes Twedi Aditya mengungkapkan, tiga pelaku pembunuhan Asep Saepudin (42) sempat meracuni korban beberapa kali sebelum korban dinyatakan tewas pada 27 Juni 2024.

Ketiga pelaku adalah istri korban, Juhariah (45), anak korban, Silvia Nur (22), dan kekasih Silvia, Hagistko Pramada (22).

"Pertama mencampurkan minuman susu soda dengan cairan pemutih, itu tidak berhasil. Kedua, juga dicoba lagi mencampur minuman kemasan dengan cairan pemutih tidak berhasil, juga gagal," kata Twedi kepada wartawan, Senin (22/7/2024).

Upaya Juhariah, Silvia, dan Hagistko untuk menghabisi nyawa Asep berlanjut pada 25 Juni 2024. Saat itu, ketiga pelaku masih mencoba mengeksekusi korban, tetapi kembali gagal untuk yang ketiga kali. Nestapa dan Beban Ganda Keluarga Korban Pembunuhan

"(Tanggal) 25 Juni para pelaku ini tiba di Kampung Serang sekitar pukul 24.00. Kemudian pada malam itu juga gagal melakukan eksekusi," jelas Twedi.

Masih tak menyerah, ketiga pelaku kembali mencoba membunuh Asep pada 27 Juni 2024. Saat itu korban dicekik dan dipukul dengan menggunakan helm hingga akhirnya tewas.

"Pukul 03.30 WIB, yang pertama pelaku melakukan pencekikan ke korban kemudian melakukan pemukulan kepada korban menggunakan helm. Mencekik dan memukul sehingga korban meninggal dunia," tutur Twedi.

Terbongkar Keluarga Curiga

Kejadian keji ini terungkap setelah adik korban curiga, karena ada sejumlah luka di tubuh korban, sehingga melaporkan kasus ini ke Polsek Setu, hingga Kepolisian membongkar kembali makam korban.

Kapolsek Setu, AKP Ani Widayati mengungkapkan, awal mula kecurigaan adik korban bernama Yudi karena ada saat melihat kondisi jasad kakaknya itu ada sejumlah luka.

Ditambah, ada pemberitahuan di ponsel korban yang telah meminjam uang melalui pinjol selang beberapa jam setelah jasad korban dimakamkan.

"Para pelaku ini istri, anak dan pacarnya membuat skenario korban meninggal sakit. Tapi saat adiknya datang melihat jenazah ada luka lebam," kata Ani saat dikonfirmasi pada Selasa (23/7/2024).

Akan tetapi karena situasinya sudah banyak warga yang datang dan jasadnya hendak dimakamkan. Yudi tidak bisa berbuat apa-apa sambil pulang dengan menyimpan rasa curiga.

Kecurigaan itu semakin diperkuat ketika ada pemberitahuan dari akun ponsel korban meminjam pinjol. Kondisi itulah membuat Yudi meyakini korban tewas bukan karena sakit.

"Adik korban lapor ke polsek, lalu kami gali keterangannya hingga kami lakukan ekshumasi (bongkar makam) korban untuk dioutopsi," imbuhnya.

Pelaku mengajukan pinjaman online sebesar Rp 13.000.000 dari Adakami dan Rp 43.500.000 dari Easycash yang cair ke rekening korban sekitar pukul 06.00 WIB.

Uang tersebut kemudian ditransfer ke rekening SNA dan selanjutnya ke rekening pelaku HP.

(*)

 

 

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved