Pasutri Lansia Tewas di Bogor

Nasib 3 Anak Opa Hans dan Oma Rita Pasutri Lansia Tewas di Bogor, Kini Bakal Dilaporkan ke Polisi

Ketiga anak pasutri tewas di Bogor terancam dilaporkan Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
Facebook/Dian Deedee Ronawati
Ketiga anak pasutri tewas di Bogor terancam dilaporkan Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI). 

TRIBUNSUMSEL.COM - Ketiga anak pasutri tewas di Bogor terancam dilaporkan Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI).

Hal ini diungkap pengacara sekaligus juga Ketua Bidang Hukum dan HAM PB Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Gurun Arisastra yang menyebut akan mempolisikan ketiga anak Hans dan Rita.

"Saya meminta atensi kepada Kapolri serta Kapola Jawa Barat untuk memanggil, memeriksa dan memproses hukum anak kandung yang diduga telah menelantarkan orang tuanya yang lansia hingga meninggal," kata Gurun saat dihubungi, Jumat (19/7/2024), dikutip dari TribunJakarta.com

Rencananya, Gurun akan membuat laporan resmi ke Polres Bogor pada Senin (22/7/2024) pekan depan.

Menurut Gurun, tindakan penelantaran yang dilakukan ketiga anak korban melanggar Pasal 49 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan hukuman pidana tiga tahun dan denda belasan juta.

"Harusnya orangtua ini kan dirawat oleh anaknya tetapi ini justru ditelantarkan hingga akhirnya meninggal dunia," kata advokat dari Law Firm Gurun Arisastra & Partners ini.

Baca juga: Tak Pernah Jenguk Orangtua, Anak Bungsu Pasutri Tewas di Bogor Akui Hubungan Keluarga Tak Harmonis

Selain itu, ia berharap dengan adanya proses hukum bisa berdampak agar tak ada lagi anak-anak yang tega menelantarkan orang tuanya semacam ini.

"Alasan sosiologisnya supaya ini jadi pembelajaran penting dan aturan hukum kepada anak-anak maupun lingkup rumah tangga bahwa tidak boleh menelantarkan keluarganya karena ini jelas sangat tidak manusiawi," ujar Gurun.

Anak pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tak merawat orangtuanya.
Anak pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tak merawat orangtuanya. (Facebook @Vina Zerenesia)

Seperti diketahui, pasutri lansia ditemukan warga tewas membusuk pada Selasa (16/7/2024) di rumahnya di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Pasutri itu diketahui memiliki tiga anak kandung, namun diduga tak pernah datang menjenguknya.

Padahal ketiga anaknya diketahui tinggal di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Kini usai kematian orang tuanya, ketiga anak kandung dari Hans dan Rita terancam dipolisikan.

Baca juga: Teganya 3 Anak Pasutri yang Tewas Membusuk di Bogor Ternyata Tak Pernah Jenguk Orangtua Sejak 2017

Anak Tak Pernah Jenguk Orangtua Sejak 2017

Dari keterangan warga setempat, tiga anak Hans dan Rita itu sebelumnya diketahui tidak pernah menjenguk orang tuanya.

Padahal, anak-anak Hans dan Rita tinggal tidak jauh, yakni di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Rita diketahui sudah menderita stroke cukup lama, sementara Hans sudah tampak tertatih saat berjalan.

Namun, tidak ada anak-anaknya yang datang untuk sekadar menjenguk dan merawat mereka.

Sehingga, pasutri lansia itu hanya hidup berdua saja dengan dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.

Setelah orang tuanya meninggal, ketiga anak tersebut baru datang.

Ketiga anak ketiga pasutri ini disebut-sebut tak pernah menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017

Hal ini diakui oleh Jonathan Tobing, selaku pengurus RT setempat.

"Sejauh sepengetahuan saya memang betul anak dari almarhum tidak pernah, atau kalaupun memang pernah saya tidak tahu, atau mungkin menjenguknya hanya sebentar, tapi menurut pengakuan temen-temen yang lain itu tidak pernah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).

Jonathan Tobing mengatakan, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa menempati rumah tersebut antara akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 hanya berdua.

Sedangkan tiga anaknya tinggal di luar kota, ada yang di wilayah Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

"Saya engga tau apakah ada warga lain yang bukan jajaran pengurus pernah melihat (berkunjung), tapi dari sesama kita, kita tidak pernah melihat ada kunjungan dari anak-anaknya," terangnya.

Namun, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ketiga anaknya pun akhirnya muncul.

Jonathan mengatakan anak bungsu opa dan oma muncul saat proses pemakan sedang berlangsung.

Sementara anak pertama dan anak kedua dari pasangan lansia tersebut baru muncul pada malam harinya.

"Jujur saya pertama kali melihat anak-anak dari almarhum itu setelah kejadian, sebelumnya saya tidak pernah melihat sama sekali," katanya.

Anak Bungsu Akui Hubungan Tak Harmonis

Sementara, anak bungsu pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa mengaku hubungan keluarga sedang tidak harmonis.

Pengurus RT mengaku sempat bertemu dengan anak bungsu pasutri lansia tersebut.

Dalam pengakuannya kepada RT bahwa hubungan anak dengan orangtuanya kini sedang tidak harmonis atau sedang dalam hubungan tidak baik.

Meski begitu, pengurus RT tidak mengetahui jelas soal permasalahan keluarga opa Hans tersebut.

"Kemarin sempat ketemu sama anak bungsu Opa dan Oma dia menyampaikan bahwa ada ketidak harmonisan didalam hubungan mereka tetapi itu menjadi ranah privat mereka, saya hanya mengetahui bahwa mereka tidak dalam hubungan yang baik," kata pengurus RT lewat Youtube Intens Investigasi, Jumat (19/7/2024).

Ia pun menilai bahwa opa Hans dan oma Rita ini sehidup semati.

"Terlepas dari kejadian ini hikmah yang saya ambil bahwa opa sama oma ini sehidup semati," katanya.'

Sementara itu, pengurus RT ini pun berpesan kepada anak opa Hans seharusnya orangtua yang sudah idak bisa melakukan aktivitasnya sendiri jangan ditinggalkan hanya berdua.

Ia pun menyarankan seharusnya didampingi ART jika memang sibuk bekerja atau tidak merawatnya.

"Saya bisa kasih pesan kalau orangtua itu memang sudah tidak bisa melakukan aktivitasnya sendiri didampingi tinggalnya, kalau memang kesulitan karena bekerja kalau bisa didampingi ART atau pun keluarga yang lain jangan sampai dibiarkan tinggal hanya berdua," ujarnya.

Lebih lanjut, pengurus RT ini pun mengaku selama memimpin RT ditempat tinggal opa Hans, ia belum pernah bertemu ketiga anak pasutri itu.

Bahkan ia pertama kali bertemu anak bungsung pasutri itu setelah disemayamkan.

"Opa sama Oma punya tiga orang putra tapi kalau yang ketemu sama langsung, sampai kejadian ini belum ada, jadi saya untuk pertama kalinya bertemu dengan anak bungsunya setelah Opa dan Oma ini disemayamkan," terangnya.

Sementara kedua anak opa Hans hingga kini belum pernah jumpa.

"Yang duanya sebelum kejadian ini belum pernah bertemu, mereka emang sempat ingin bertemu cuma dikarenakan kondisi pekerjaan dan juga aktivitas lain saya gak sempat ketemu anak yang pertama dan kedua, jadi saya cuma ketemu anak yang ketiganya saja," tandasnya.

Kata Kapolsek

Sementara, Kapolsek Cigudeg Bogor, Kompol Wagiman berhasil menghubungi dan mengungkapkan alasan anaknya tak pernah datang menjenguk orangtuanya karena mempunyai kesibukan masing-masing.

"Kami berhasil menghubungi pihak keluarga yaitu anaknya, yang berada di Bandung dan Jakarta," kata Wagiman lewat Youtube tvOneNews, Kamis (18/7/2024).

"Waktu saya lakukan intrograsi bahwa memang sudah beberapa saat yang bersangkutan belum mengunjungi orang tuanya karena mempunyai kesibukan masing-masing," imbuhnya.

Seperti diketahui, Diketahui, jasad Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ditemukan warga pada Selasa (16/7/2024) di rumahnya di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.

Pasutri ini mempunya tiga anak laki-laki.

Kondisi Terakhir Lansia Sebelum Meninggal

Pengurus RT 12 Jonggol, Jonathan Tobing mengungkapkan kondisi terakhir lansia sebelum meninggal dunia.

Rita Tomasoa sang istri dikabarkan mengalami stroke hingga tidak bisa bergerak lagi tanpa dibantu.

Sementara kondisi Hans Tomasoa sudah tua renta dan jalan tertatih-tatih.

"Almarhum oma Rita ini memang kondisinya tidak bisa bergerak tanpa bantuan orang lain, sedangkan opa kondisinya sudah lansia 83 tahun jalannya juga sudah tertaih-tarih, jadi kita yang perlu aktif melihat kondisi beliau," kata Jonathan Tobing lewat Youtube Metro TV, Kamis (18/7/2024).

"Yang sakit oma Rita, sementara kondisi lutut opa juga sudah terganggu karena usia, jadi berjalannya tertatih," sambungnya.

Jonathan mengatakan dirinya memang sudah beberapa minggu ini tidak menjenguk kedua lansia tersebut.

Namun baru beberapa hari ini salah satu warga setempat sempat bertemu dengan opa Hans yang masih berjalan keluar rumah.

Setelah tiga hari opa Hans tidak terlihat, sekuriti akhirnya memberitahu kepada pengurus RT dan mengecek kondisi rumah tersebut.

"Kalau menjenguk langsung dalam minggu-minggu ini emang tidak ada tapi warga kita ada sekitar tanggal 8 Juli, melihat opa masih berjalan keluar, kemudian setelah itu beberapa hari tidak terlihat dari sekuriti menginfokan ke kita pengurus RT dari situ kita intruksikan sekuriti untuk mengecek rumahnya dipanggil tidak direspon," jelas Jonathan.

Saat didatangi rumah tersebut, warga pun tidak menendengar jawaban dari kedua lansi yang berada didalam rumah itu.

"Kemudian tanggal 12 Juli malam saya beserta pak RT dan dua warga lain datang ke rumah itu tapi tidak ada jawaban," katanya.

"Kita mencoba mencari aroma-aroma yang mencurigakan tapi tidak tercium juga pada Jumat itu," imbuhnya.

Pengurus RT dan warga setempat pun akhirnya berdiskusi menghubungi anaknya, namun tidak ada respon.

Tak lama kemudian menghubungi adik opa Hans untuk meminta izin membuka rumah tersebut.

"Setelah itu kami berdiskusi untuk menghubungi anaknya, pada saat itu kita terhubung kepada adik almarhum opa kita minta izin mau bongkar rumahnya," jelasnya.

"Jadi hari sabtu kita lakukan pembukaan rumah opa Hans," sambungnya.

Ia pun menegaskan bahwa opa Hans tidak terlihat baru beberapa hari ini saja bukan sebulan yang lalu.

"Opa hans tidak terlihat baru beberapa hari ini bukan sebulan terakhir," tegasnya.

Sementara warga mengaku selalu membantu memberikan makan untuk Opa dan Oma Rita setiap harinya.

"Setiap hari kita akan membuat jadwal untuk warga membantu Opa dan Oma. Biasanya Senin siapa, selasa siapa. Jadi kita ngak biarin susah makan," kata Jonathan.

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved