Pasutri Lansia Tewas di Bogor
Teganya 3 Anak Pasutri yang Tewas Membusuk di Bogor Ternyata Tak Pernah Jenguk Orangtua Sejak 2017
Ketiga anak pasutri Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa yang tewas membusuk di rumah di Jonggol, Bogor, Jawa Barat ternyata tak pernah menjenguk orangtuanya
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Kharisma Tri Saputra
"Kami hanya urut dada dan geleng kepala kalau menelpon anak-anak tersebut untuk memperhatikan Oma dan Opa," tulisnya di postingan Facebook.
Menurutnya ada banyak isu soal alasan anak-anak itu tak pernah menjenguk Hans dan Rita.
"Saya tidak bisa ceritakan di sini," katanya.
Selama ini Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa banyak dibantuk tetangga.
"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," katanya.
Malahan proses dan segala urusan pemakaman Hans dan Rita juga ditanggung warga.
"Seluruh biaya visum, peti, dan pemakaman ditanggung oleh Jemaat Cipeucang. Hanya itu yang bisa kami buat. Pemakaman Sabtu, 13 Juli 2024 kemaren dipimpin oleh Pdt. (Em.) J. M. Tambunan. Puji Tuhan, Beliau berkenan memimpin. Saya pribadi dan seluruh Pnt/Dkn (khususnya di SP3) bersama warga Jemaat sangat sedih dengan kejadian ini," tutupnya.
Kondisi Terakhir Lansia Sebelum Meninggal
Pengurus RT 12 Jonggol, Jonathan Tobing mengungkapkan kondisi terakhir lansia sebelum meninggal dunia.
Rita Tomasoa sang istri dikabarkan mengalami stroke hingga tidak bisa bergerak lagi tanpa dibantu.
Sementara kondisi Hans Tomasoa sudah tua renta dan jalan tertatih-tatih.
"Almarhum oma Rita ini memang kondisinya tidak bisa bergerak tanpa bantuan orang lain, sedangkan opa kondisinya sudah lansia 83 tahun jalannya juga sudah tertaih-tarih, jadi kita yang perlu aktif melihat kondisi beliau," kata Jonathan Tobing lewat Youtube Metro TV, Kamis (18/7/2024).
"Yang sakit oma Rita, sementara kondisi lutut opa juga sudah terganggu karena usia, jadi berjalannya tertatih," sambungnya.
Jonathan mengatakan dirinya memang sudah beberapa minggu ini tidak menjenguk kedua lansia tersebut.
Namun baru beberapa hari ini salah satu warga setempat sempat bertemu dengan opa Hans yang masih berjalan keluar rumah.
Setelah tiga hari opa Hans tidak terlihat, sekuriti akhirnya memberitahu kepada pengurus RT dan mengecek kondisi rumah tersebut.
"Kalau menjenguk langsung dalam minggu-minggu ini emang tidak ada tapi warga kita ada sekitar tanggal 8 Juli, melihat opa masih berjalan keluar, kemudian setelah itu beberapa hari tidak terlihat dari sekuriti menginfokan ke kita pengurus RT dari situ kita intruksikan sekuriti untuk mengecek rumahnya dipanggil tidak direspon," jelas Jonathan.
Saat didatangi rumah tersebut, warga pun tidak menendengar jawaban dari kedua lansi yang berada didalam rumah itu.
"Kemudian tanggal 12 Juli malam saya beserta pak RT dan dua warga lain datang ke rumah itu tapi tidak ada jawaban," katanya.
"Kita mencoba mencari aroma-aroma yang mencurigakan tapi tidak tercium juga pada Jumat itu," imbuhnya.
Pengurus RT dan warga setempat pun akhirnya berdiskusi menghubungi anaknya, namun tidak ada respon.
Tak lama kemudian menghubungi adik opa Hans untuk meminta izin membuka rumah tersebut.
"Setelah itu kami berdiskusi untuk menghubungi anaknya, pada saat itu kita terhubung kepada adik almarhum opa kita minta izin mau bongkar rumahnya," jelasnya.
"Jadi hari sabtu kita lakukan pembukaan rumah opa Hans," sambungnya.
Ia pun menegaskan bahwa opa Hans tidak terlihat baru beberapa hari ini saja bukan sebulan yang lalu.
"Opa hans tidak terlihat baru beberapa hari ini bukan sebulan terakhir," tegasnya.
Sementara warga mengaku selalu membantu memberikan makan untuk Opa dan Oma Rita setiap harinya.
"Setiap hari kita akan membuat jadwal untuk warga membantu Opa dan Oma. Biasanya Senin siapa, selasa siapa. Jadi kita ngak biarin susah makan," kata Jonathan.
Seperti diketahui, penemuan jasad bermula dari kecurigaan para tetangga yang sudah beberapa hari tidak melihat keduanya.
Warga kemudian melapor ke ketua RT guna melakukan pemeriksaan ke rumah korban pada Sabtu (13/7/2024).
"Setelah itu ketua RT datang dengan satpam. Di TKP melakukan panggilan tidak ada respons hingga memutuskan membuka paksa."
"Kemudian ditemukan pasangan sudah ditemukan dalam kondisi meninggal di dalam ruangan yang sama," urai Wagiman.
Berdasarkan informasi warga, HT dan RT hanya tinggal berdua jauh dari anak dan keluarga.
Sedangkan kondisi sang istri menderita stroke sebelum akhirnya ditemukan meninggal bersama sang suami.
Wagiman menambahkan, petugas sudah membawa jasad keduanya ke Rumah Sakit Cilengsi guna diautopsi.
"Untuk hasilnya masih menunggu. (Untuk penyebab meninggalnya) karena sakit atau karena hal lain kita tunggu hasilnya," tandasnya.
Informasi tambahan, hasil olah TKP sementara polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Momen Terakhir Aris Tomasoa Temui Orangtua Pada Tahun 2022, Sempat Antar ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
Bantah Hubungan Keluarga Tak Harmonis, Anak Pertama Opa Hans Akui Sering Rebutan Urus Orangtua |
![]() |
---|
Sosok Bradley Anak Kedua Opa Hans dan Oma Rita, Disebut Rajin Komunikasi dengan Orangtua |
![]() |
---|
Singgung Soal Warisan, Aris Anak Pertama Opa Hans Ingin Tempati Rumah Orangtua, Sebut Berhak Terima |
![]() |
---|
Minta Kedua Adiknya Tak Disalahkan, Aris Anak Sulung Opa Hans dan Oma Rita Akui Jarang Komunikasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.