Berita Adv

Perjalanan CSR PTBA Mengembangkan Produksi Kopi Semende, Bangun PLTMH Hingga Beri Pelatihan Petani

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui perjalanan panjang mengembangkan Kopi Semende melalui program CSR membangun PLTMH hingga beri pelatihan ke petani.

|
Istimewa TRIBUN SUMSEL
Perjalanan CSR PTBA Mengembangkan Produksi Kopi Semende, Bangun PLTMH Hingga Beri Pelatihan Petani 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri


TRIBUNSUMSEL.COM -
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengembangkan produksi Kopi Semende melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2012 lalu.

Dalam perjalanannya, PTBA membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) hingga memberikan pelatihan kepada petani di dataran tinggi Semende, Muara Enim, Sumatera Selatan demi meningkatkan hasil terbaik kopi.

PTBA bahkan sampai membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Desa Pelakat, Kecamatan Semende Darat Ulu (SDU).

Daerah yang tadinya tak tersentuh listrik, jadi terang benderang setelah dibuatkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Energi listrik ini kemudian dimanfaatkan oleh petani untuk menggerakkan mesin penggilingan kopi.

Penyediaan infratruktur tersebut dimaksudkan dapat mengubah cara pikir dan kebiasaan petani.

Baca juga: Senyum Petani Kopi di Semende Muara Enim, Panen Berlimpah Berkat Pembinaan CSR PT Bukit Asam

Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan hasil kopi terbaik Semende.

PTBA yang bertekad membawa petani Semende naik kelas kemudian memberikan pelatihan.

Beberapa petani belajar langsung ke sentra pembibitan dan produksi kopi berkualitas di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) Jember dan ke Gayo Aceh.

Melalui program CSR, PTBA kemudian membuat Rumah Kopi sebagai pusat pengembangan kopi di Desa Pelakat, Semende Darat Ulu.

Bukan hanya petani di Desa Pelakat, Program CSR PTBA juga menyentuh petani kopi di Desa Gunung Agung, Kecamatan Semende Darat Tengah.

Petani yang tadinya menanam kopi jenis robusta mulai beralih menanam kopi arabika.

Dalam project awal, setiap petani diberikan 1.000 bibit kopi Arabika untuk ditanam di wilayah dengan ketinggian lebih dari 1.200 meter diatas permukaan laut (MDPL) ini.

PTBA juga membangun DOME, tempat pengeringan biji kopi di desa ini.

"Kami memberikan edukasi kepada petani supaya paham bahwa kopi yang dia tanam tadi, yang dia pelihara mempunyai value, nilai yang besar, PT Bukit Asam memberikan pendampingan dari nol. Kami berikan pelatihan dan magangkan petani di pusat-pusat kopi terbaik di Indonesia bahkan standar internasional seperti di Starbucks, sudah masuk kriteria standarisasi para petani kita," ujar Mustafa Kamal selaku AVP Sustainable Economic, Social and Environment PTBA.

AVP Sustainable Economic, Social and Environment PTBA, Mustafa Kamal Saat Meninjau Perkebunan Kopi
AVP Sustainable Economic, Social and Environment PTBA, Mustafa Kamal Saat Meninjau Perkebunan Kopi (Tribunsumsel.com)

Berkat pelatihan itu, petani sekarang mulai paham cara merawat tanaman kopi hingga proses panen.

Petani yang tadinya asal petik aja, sekarang hanya memetik buah merah. Alhasil, harga jual kopi lima kali lipat lebih besar dibandinhkan harga kopi petik campuran tadi.

Perhatian PTBA di sektor hilir diwujudkan dengan membuat Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) di Tanjung Enim.

Kopi dari petani Semende mengalami proses roasting di tempat ini sebelum siap disajikan.

Pengembangan Kopi Semende ini tak terlepas dari visi PT Bukit Asam yang ingin menjadi perusahaan kelas dunia yang peduli lingkungan sangat fokus dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan.

Bahkan setelah melewati berbagai proses, PTBA bekerjasama dengan Kedai Kopi Beskabean di Palembang, Sumatera Selatan, sebagai sarana penjualan hasil biji kopi dari petani binaannya.

Barista di Kedai Beskabean juga diberikan pelatihan secara khusus serta sertifikasi nasional untuk mengolah kopi hingga disajikan menjadi secangkir kopi yang sering kita nikmati.

Berkat program CSR PTBA, hasil produksi petani kini terus meningkat. Senyum petani semakin lebar seiring dengan naiknya harga jual kopi.

Ramtoni, petani kopi di Semende mengakui, banyak manfaat positif yang dirasakan dari program CSR PTBA.

Setelah dapat peningkatkan kemampuan serta pengetahuan cara merawat pohon kopi, Ramtoni merasakan sekali manisnya perubahan itu.

Keraguan takut gagal yang sempat menghampiri pria 43 tahun ini kini sirna.

Dengan mengganti jenis tanaman kopi dari robusta menjadi arabika dan menggunakan sistem petik merah, Ramtoni tak lagi mengenal istilah musim paceklik.

Baca juga: Jaga Ketahanan Energi, Bukit Asam-PTBA Optimalkan Produksi

Ramtoni dan keluarga saat ini sangat menikmati produksi dan harga yang naik dua kali lipat.

Dari tanaman ini, ia bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga hingga membiayai sekolah anak.

Menurut Mustafa, program CSR PT Bukit Asam Tbk juga dirasakan oleh petani kopi di daerah lain di Sumsel.

"Mitra binaan CSR Bukit Asam itu tersebar di Kabupaten Muara Enim, khususnya Semende, kemudian Kabupaten Lahat, ada di daerah Kota Agung, kemudian ada di Pagaralam dan sebagian kecil lagi ada di OKU Selatan,” ungkapnya.

Atas pencapaian saat ini, PTBA belum berpuas diri, Perusahaan berkeinginan melanjutkan program CSR ini agar masyakarat sekitar terus berkembang.

“Cita cita besar kami adalah kemakmuran bersama, jadi jangan korporasi saja yang makmur, sementara disekitar perusahaan ini rendah, Katakanlah batubara PTBA habis, namun ekonomi masyarakat sekitar tetap bertahan," ujarnya.

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

(*)

Baca juga berita lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved