Bulan Muharram

10 Puisi 1 Muharram Pilihan Terbaik dan Penuh Makna, Bahan Lomba Sambut Tahun Baru Islam 1446 H

Berikut akan disajikan beragam contoh puisi bertema 1 Muharram yang bisa dibaca saat perlombaan menyambut Tahun Baru Islam 1446 Hijriyyah.

Tribunsumsel.com
10 Puisi 1 Muharram Pilihan Terbaik dan Penuh Makna, Bahan Lomba Sambut Tahun Baru Islam 1446 H 

Muharam menegurku untuk kembali berdoa
Ingatlah kembali kepada Pencipta
Memohon ampun atas melimpahnya dosa
Juga pantang berputus asa atas upaya

Satu Muharam sejuta cinta
Aku tiada berhenti atas daya
Berkah keringat ini akan menghadirkan pahala
Sebagai bekal menuju surga

Satu Muharam sejuta cinta
Sisa umur ini sangatlah berbahaya
Jika tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
Aku termasuk golongan yang hina

Satu Muharam sejuta cinta
Jemput momentum untuk takwa
Perbanyak sujud sedikitkan kisah dunia
Tata pribadi untuk berakhlak mulia

6. Tahun Baru Islam

Selamat datang fajar baru Muharam nan agung
Mengawali kata maaf dariku dan memperbaiki kesalahan
Memanfaati kesempatan yang telah diberikan kepada daku
Memperbaiki ucapan dan rasa syukur kepada Rabbku

Semoga tahun baru Muharram memberi semangat yang baru
Tahun Muharram yang baru
Berikan titipan harapan
Berikan semangat baru
Berikan harapan baru

Tahun baru Muharram semoga memberi
Kebahagiaan yang baru
Semangat yang menderu
Berkah dan ridho ilahi yang tercapai
Dan perbaiki masa depanku

7. Lentera Nilam di Bulan Muharram

Pesona adiwarna jumantara mendekapku dengan lengan hangatnya
Menari dengans iluet indah dari lambaian cahayanya
Decak rancak mentari tersenyum dengan paras anggunnya
Berharap aku mampu menyentuhnya dengan jemariku

Kini aku menatapnya dengan mata batinku
Ada suara lentik tengah diagungkan
Mewakili sekuntum hulubalang rasa dalam angan
Mengemas dri menjlma lengan-lengan impian

Potret masih mengajakku mengusup kembara
Mencari lentera dalam doa manusia mengudara
Masih sempat kurasakan epigrafi wajah baru yang setia melengkapi setapak pagiku

Senandung syahdu yang kini menyalip tinggal dalam sukmaku
Mengalai belai ceita rindu yang saling beradu
Gema Muharram kian merdua menggamit candu
T’lah kututup masa lalu, kubuka lembaran baru

8. Tahun Baru Harapan Baru

Setiap terbit fajar Tahun Baru Hijriah
Terkadang aku senyum ceria tanpa keluh kesah
Terkadang juga menangis histeris sendiri
Entah kenapa

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved