Siswa SMP di Padang Dianiaya Polisi

Kapolri Turun Tangan Kasus Dugaan Penyiksaan Dialami Bocah Afif Maulana di Sumbar, Tak Ada Ditutupi

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bereaksi atas kasus dugaan penyiksaan yang dialami Afif Maulana (13) di Sumatera Barat.Pimpinan tertinggi polr

Editor: Moch Krisna
Divisi Humas Polri(KOMPAS.com/RAHEL NARDA)
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo 

“Hemat kami bahwa Polda Sumbar ini tidak serius dalam penanganan kasus ini. Malah mencari tumbal di balik ini. Iya, salah satu bentuk menutup secara perlahan dalam kasus ini,” ucap Diki.

Cari pihak yang memviralkan

Sebelumnya, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menyatakan bahwa pihaknya akan mencari pihak yang memviralkan informasi dugaan penyiksaan Afif Maulana.

Irjen Suharyono menyebut viralnya kasus dugaan penyiksaan terhadap Afif telah merusak citra institusi Polri. Menurutnya, tidak ada bukti Afif disiksa polisi hingga tewas.

"Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana," kata Suharyono, Minggu (23/6/2024). 

Ibu Afif Menangis Tak Percaya

Anggun Anggriani, ibu dari Afif, siswa SMP di Padang, Sumatera Barat yang tewas mengambang di sungai kini hanya dapat menangis pilu.

Anggun tak percaya jika sang putra tewas karena nekat melompat dari jembatan Kuranji Kota Padang pada Minggu (9/6/2024) karena terlibat tawuran.

Anggun meyakini jika anaknya tidak terlibat tawuran saat dini hari sebelum meninggal.

Apalagi, AM diduga disiksa oleh oknum kepolisian saat itu.

"Saya tidak menerima, anak di bawah umur, ga mungkin dia pegang pedang sebesar itu. Saya tahu kali anak saya kek mana. Tak pernah dia melakukan kek gitu. Sehari-hari dia kalau keluar rumah hanya main futsal sama dengan teman sebaya. Biasa jam 22.00 WIB malam udah tidur di rumah," kata Anggun sambil terisak-isak, saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, Senin (24/6/2024) sore dilansir dari Tribun Padang.

Anggun mengatakan jika saat malam hari sebelum kejadian, AM memang tidak di rumah, lantaran ingin makan dan nonton sepakbola bersama temannya, salah satunya saksi A, di daerah Cengkeh.

Ayah AM, yakni Afrinaldi (36) dalam sambungan telepon mewanti-wanti agar anaknya tidak pulang ke rumah, karena sudah larut malam, untuk kemudian istirahat di rumah temannya saja.

Pada malam hari itu, Anggun dan Afrinaldi putus komunikasi dengan AM.

Panik tak ada kabar, Afrinaldi lalu mencari-cari keberadaan AM.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved