Berita Kemenkumham Sumsel

Syal Jumputan Karya Warga Binaan di Palembang Mendunia, Jadi Cinderamata Crim-AP di Tokyo

hasil karya warga binaan Lembaga Pemacara the 3rd Criminal Justice Forum for Asia and Pacificasyarakatan Perempuan (LPP) Palembang di Tokyo.

Kemenkumham Sumsel
Lina Mukherjee (tengah) bersama warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Palembang berhasil membuat syal beragam motif dari kain jumputan khas kota Palembang yang dijadikan cinderamata pada acara the 3rd Criminal Justice Forum for Asia and Pacific (Crim-AP). 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Dalam rangkaian acara the 3rd Criminal Justice Forum for Asia and Pacific (Crim-AP), hasil karya warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Palembang berhasil mencuri perhatian.

Beragam motif syal dari kain jumputan khas kota Palembang dijadikan cinderamata pada acara yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang, dari tanggal 23-26 Juni 2024 ini.

Cinderamata diberikan dalam pertemuan Bilateral Meeting antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dengan Ministry of Justice Jepang (MoJ) dan United Nations Asia and Far East Institute for the Prevention of Crime and the Treatment of Offenders (UNAFEI).

Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Palembang, Minggu (30/6) menjelaskan, pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam bidang peradilan pidana, pertukaran informasi, serta peningkatan kapasitas di antara kedua negara.

Hasil karya warga binaan LPP Palembang yang dipersembahkan, kata Ike, tak hanya sekadar simbol penghormatan, tetapi juga merupakan bukti nyata dari keberhasilan program pembinaan keterampilan yang diterapkan di LPP.

Baca juga: Tingkatkan Kolaborasi, Kemenkumham Sumsel Lakukan Supervisi Kerja Sama Satuan Kerja

Proses pembuatan kain jumputan melibatkan beberapa tahap yang memerlukan ketelitian dan keahlian khusus dari warga binaan, dimana sebelumnya mereka telag mengikuti kegiatan kerja pelatihan batik jumputan dan menjahit.

“Cinderamata yang diberikan pada pertemuan bergengsi tersebut diproduksi dengan penuh dedikasi oleh warga binaan Lapas Perempuan Palembang”, ujarnya.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan Dr. Ilham Djaya turut berbangga atas hasil karya WBP Lapas Perempuan Palembang yang berhasil ‘Go Internasional’.

Diantaranya banyaknya program pembinaan yang telah dijalani, keterampilan menjahit dan memproduksi kerajinan dari kain jumputan ini membuktikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan dapat diterima sampai mancanegara.

“Ini adalah bukti konkret bahwa menjadi warga binaan di dalam lapas tidak menjadi penghambat untuk melakukan kreativitas. Saya sangat mengapresiasi konsistensi program pembinaan ini”, kata Ilham Djaya.

Kakanwil Ilham Djaya juga berharap hal ini dapat memotivasi seluruh Kepala satuan kerja agar memanfaatkan segala peluang untuk mempromosikan serta mengekspansi produk-produk WBP, selain mengikuti pameran-pameran di tingkat wilayah.

Hal ini menurutnya juga merupakan upaya dari meningkatkan target PNBP Pemasyarakatan.

Ike Rahmawati menambahkan, proses pembuatan kain jumputan menjadi syal, tidak hanya memberikan keterampilan baru bagi WBP, tetapi juga memberi mereka rasa percaya diri atas keterampian yang dicapai. 

“Dengan bangga, hasil tangan mereka dihargai di tingkat internasional, menjadi simbol kerja keras," ujarnya.

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved