Berita Viral
Sosok Dea Rachma Lulusan Cumlaude UGM Pilih jadi Petugas Kebersihan di Australia, Pernah jadi Model
Mengenal sosok Dea Rachma, wanita lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) yang memilih bekerja sebagai petugas cleaning service (kebersihan) di Australia
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM- Mengenal sosok Dea Rachma, wanita lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) yang memilih bekerja sebagai petugas cleaning service (kebersihan) di Australia.
Meski dari lulusan universitas ternama, Dea Rachma mengaku tak malu ataupun menyesal dengan keputusannya bekerja sebagai petugas kebersihan di luar negeri.
Kisah Dea Rachma ini pun menjadi sorotan viral di media sosial usai dibagikannya lewat akun TikTok @dearaleyden beberapa waktu lalu.
Baca juga: Kisah Latif Mashudi, Pemuda Blora Lulus Kuliah dari Korea Pilih jadi Petani di Kampung Halaman
Diketahui, Dea Rachma merupakan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan gelar predikat Cumlaude.
Sebelum menjadi cleaning service di Australia, Dea sempat bekerja di Jakarta.
Bahkan, dengan tubuh idealnya, Dea pernah menjajali dunia modeling sejak usianya 14 tahun.
Ia pun kerap mengikuti berbagai acara busana, untuk melakukan catwalk di panggung.
Kini, ia memilih banting stir terbang ke negeri Kangguru menjadi seorang pekerja cleaning service.
Belakangan ia menjadi sorotan viral di media sosial usai dibagikannya lewat akun TikTok @dearaleyden beberapa waktu lalu.
Tampak dari unggahannya, Dea sama sekali tidak malu memperlihatkan pekerjaannya.
Baca juga: Heboh Potret Iptu Rudiana Muncul di Lomba Bulutangkis di Tengah Kabar Keberadaan Dicari
Ia terlihat semangat ngepel, menyapu, membersihkan toilet, hingga mendorong gerobak sampah.
Dea menjalani pekerjaan itu dengan penuh syukur.
Ia tak malu, apalagi minder dengan keputusannya, karena menurut dia setiap perjalanan hidup itu ada maknanya.
Dea menilai, pekerjaannya saat ini merupakan sebuah pengalaman yang berharga.
"Ada sesuatu yang lebih mahal dari barang mewah, apa itu? Pengalaman," tutur Dea Rachma, dikutip pada Kamis (27/6/2024).
"Yang bahkan nggak bisa dibeli dengan uang. Jadi sekarang ini, aku lagi menikmati perjalananku disini, menjalani kesempatan yang aku dapetin disini," tambahnya.
Dea tidak menampik, bahwa dirinya cukup kesulitan dalam beradaptasi dari pekerjaan lamanya hingga menjalani pekerjaannya sekarang.
"Jujur, perubahan pekerjaan dari yang awalnya kerja full indoor jadi kerja full outdoor bikin aku stress, perubahannya cukup besar karena kerja fisik juga," tutur Dea.
"Jadi, memang nggak mudah. Again, it’s not easy. Tapi tetep kujalanin karena aku seneng," imbuhnya.
Mendapatkan pengalaman tersebut, Dea mengaku sangat menikmati setiap momennya.
"Kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya, jadi nikmatin momen yang ada sekarang, karena waktu nggak bisa diulang," ujarnya.
"So, enjoy your life!" tambahnya.

Dalam unggahan lainnya, Dea Rachma juga menjawab rasa penasaran warganet yang sering mengira dirinya sebenarnya sedang menjalani kuliah S2 di Australia.
Kendati demikian, Dea menampiknya.
"Jadi, aku memang kerja full time sebagai cleaner saat ini, dan itu nggak menghilangkan value-ku sebagai lulusan UGM," ungkap Dea.
"My degree still sticks with me, karena bagaimana pun, aku pernah menempuh pendidikan di UGM dan alhamdulillah lulus," lanjutnya.
Disisi lain, Dea mengungkapkan alasan dirinya mengambil pekerjaan sebagai petugas kebersihan yaitu untuk memperpanjang visanya di Australia.
"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat," tuturnya.
Baca juga: Kisah Adinda Tiara, Tinggal Sendiri di Gubuk Peninggalan Kakek di Lahat, Kini Dapat Beasiswa Sekolah
Dea merasa, pekerjaan ini merupakan suatu tantangan sendiri baginya yang ingin mencoba keluar dari zona nyaman.
"Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," jelasnya.
Dea pun menegaskan tidak ada sedikit pun hal yang ia sesali dengan menjadi petugas kebersihaan seperti saat ini.
"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini," tuturnya.
"Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya!" tandasnya.
Meski demikian, ia tak menampik ada rasa kesedihan karena kerap menerima komentar-komentar buruk dari warganet.
"Jujur aku sedih ketika ada orang yang bilang kalau ilmu (yang didapat di bangku kuliah) gak berguna. Di mana pun kita mencari ilmu, menurutku ilmu yang didapatkan tetap berguna," ungkap Dea.
"Dan banyak sekali orang-orang yang memandang rendah pekerjaan cleaner. Sedangkan, syarat untuk bisa mendapatkan visa WHV (Working Holiday Visa) Australia itu adalah harus lulus pendidikan D3/S1 atau sedang menempuh pendidikan minimal semester 4, dan juga harus ada tes IELTS minimum band 4.5," terangnya.
Jadi, kata Dea, jangan pernah memandang rendah suatu pekerjaan. Sebab, apa pun pekerjaannya, selama itu tidak menyakiti orang lain atau merebut hak orang lain, maka pekerjaan itu mulia.
"Semua pekerjaan itu mulia, karena di balik orang yang pekerjaannya dianggap rendahan, ada tulang punggung yang berusaha menghidupi keluarganya dengan uang yang halal," kata Dea.
"So, be proud of what you are doing now. Additionally, I'm so proud of you," tambahnya.
(*)
Baca berita lainnya di google news
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Akibat Rekam Majikan yang Baru Selesai Mandi, ART di Bekasi Terancam Dihukum 12 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Mirip Kasus Diplomat Arya Daru, Bocah SMP di Simalungun Tewas Wajahnya Tertutup Plastik |
![]() |
---|
Viral Pria Ngaku TNI di Bantaeng Tampar Pedagang Sayur Gegara Kibarkan Bendera One Piece |
![]() |
---|
Minta Maaf, Sudewo Bupati Pati Akhirnya Batalkan Kenaikan PBB 250 Persen usai Banyak Penolakan |
![]() |
---|
Bupati Pati Minta Maaf Usai Tantang 50 Pendemo Buntut Naikkan PBB 25 Persen: Saya Tidak Menantang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.