Kalender Jawa

Malam 1 Suro 2024 Jatuh Pada Sabtu 6 Juli Malam, Ini Tradisi dan Perbedaan 1 Suro dan 1 Muharram

Malam satu Suro 2024 jatuh pada hari Sabut, (6/7/2024) malam, dan tanggal 1 Suro jatuh pada Minggu, (7/7/2024).

Editor: Abu Hurairah
tribunsumsel
Malam 1 Suro 2024 Jatuh Pada Sabtu 6 Juli Malam, Ini Tradisi dan Perbedaan 1 Suro dan 1 Muharram 

TRIBUNSUMSEL.COM - Malam satu Suro adalah momen khusus pada hari pertama kalender Jawa di bulan Suro dan bersamaan dengan bulan pertama Kalender Islam di Bulan Muharram.

Malam satu Suro biasa diperingati pada malam hari setelah Magrib, karena pergantian hari jawa dimulai pada saat matahari terbenam.

Artinya malam satu Suro 2024 jatuh pada hari Sabut, (6/7/2024) malam, dan tanggal 1 Suro jatuh pada Minggu, (7/7/2024).

Perbedaan 1 Suro dan 1 Muharram

Melansir dari Kompas.com, banyak yang mengira bahwa 1 Suro juga bertepatan dengan jatuhnya 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Namun nyatanya, keduanya tidak jatuh pada waktu yang sama karena ditentukan berdasar dari dua kalender yang berbeda.

1 Suro sendiri merupakan awal bulan dalam kalender Jawa yang pertama kali diterbitkan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang merupakan Raja Mataram Islam.

Sementara 1 Muharram merupakan awal penanggalan Islam dalam kalender Hijriyah yang dibuat pada masa khalifah Umar bin Khattab.

Seperti pada penanggalan lainnya, kalender Jawa memiliki dua belas bulan yang namanya berasal dari serapan bahasa Arab yang disesuaikan dengan lidah Jawa yaitu Sura, Sapar, Mulud, Bakdamulud, Jumadilawal, Jumadilakhir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Sawal, Dulkangidah, dan Besar.

Lebih lanjut, tanggal 1 Suro berselisih sehari lebih lambat dengan jatuhnya 1 Muharram.

Hal ini karena 1 Suro biasanya diperingati ada malam setelah maghrib karena pergantian hari pada penanggalan Jawa dimulai saat matahari terbenam, bukan pada tengah malam

Tradisi Malam Satu Suro 2024

Dilansir TribunWow.com, berikut tradisi malam 1 Muharram yang dilakukan masyarakat Jawa.

1. Tapa Bisu

Tapa Bisu adalah ritual mengunci mulut dan tidak berbicara selama kegiatan ritual berlangsung.

Pada ritual ini, Keraton Yogyakarta bersama masyarakat akan mengelilingi benteng-benteng keraton tanpa berbicara.

2. Tirakatan

Ritual tirakatan biasanya diadakan di Yogyakarta.

Masyarakat yang ikut dalam ritual ini akan berdoa atau menyaksikan pagelaran wayang kulit.

3. Kungkum

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved