Siswa SMP di Padang Dianiaya Polisi
Bantah Siswa SMP di Padang Tewas Dianiaya Polisi, Kapolda Sumbar Sebut Afif Sengaja Terjun ke Sungai
Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono akhirnya buka suara soal tewasnya siswa SMP berinisial AM (13) di bawah Jembatan Kuranji.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Slamet Teguh
TRIBUNSUMSEL.COM - Kapolda Sumatera Barat (Sumbar), Irjen Pol Suharyono akhirnya buka suara soal tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana alias AM (13) di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Minggu (9/6/2024).
Afif Maulana ditemukan di Sungai Kuranji di sekitar jembatan di Jalan Bypass Kilometer 9, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sumatra Barat, Minggu (9/6/2024) pukul 11.55 WIB.
Jenazah Afif Maulana dipenuhi luka lebam disekujur tubuh.
Korban diduga meninggal dunia akibat diduga disiksa anggota polisi yang sedang patroli aksi tawuran.
Menanggapi hal itu, Irjen Suharyono selaku Kapolda Sumbarpun memberikan klarifikasi soal tewasnya AM.
Suharyono membantah isu yang menyebut AM tewas dianiaya oknum polisi.
Menurut Suharyono, tidak ada bukti dan saksi terkait dugaan penganiayaan berujung tewasnya siswa SMP tersebut.
Ia juga mengucapkan belangsungkawa terhadap tewasnya AM.
"Kami menyampaikan ucapan belasungkawa terhadap keluarga korban dari saudara almarhum Afif Maulana yang ditemukan telah meninggal dunia," kata Irjen Pol Suharyono dikutip dari TribunPadang.com.
Baca juga: Sosok Afif Maulana Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Anggota Polisi
Suharyono menuturkan, saat malam kejadian, polisi mengerahkan lebih dari 30 anggota untuk mengurai massa yang sedang terlibat tawuran.
Dia menuturkan, apabila polisi tak bergerak cepat, maka akan banyak timbul korban lantaran tawuran ini disertai dengan adanya senjata tajam.
"Kemudian perlu kami luruskan di sini, bahwa telah viral di media massa, justifikasi seolah-olah polisi bertindak salah, polisi telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Namun, tidak ada bukti dan saksi sama sekali," katanya.

Ia memastikan AM tewas lantaran sengaja terjun dari Jembatan Kuranji saat menghindari kejaran polisi.
Suharyono mengatakan, saat kejadian AM dan sejumlah siswa terlibat tawuran.
Untuk mengurai tawuran tersebut, pihaknya mengerahkan sekira 30 personel.
Baca juga: Siswa SMP di Padang Ditemukan Tewas di Sungai, Diduga Dianiaya Polisi, Investigasi LBH Banyak Luka
Kata Suharyono, jika polisi tak segera terjun ke lokasi tawuran saat itu, kemungkinan akan menimbulkan korban lebih banyak.
"Jadi sudah ada kesaksian, bahwa memang AM berencana akan masuk ke sungai atau menceburkan diri ke sungai," ucapnya.
Ia menjelaskan, sebanyak 18 orang diamankan dalam tawuran tersebut.

Dan nama AM tidak masuk dalam daftar siswa yang diamankan polisi.
"Hanya saja sebelum ditemukan jenazah di bawah Jembatan Kuranji, berdasarkan kesaksian (saksi) A yang membonceng, AM diajak masuk ke sungai agar aman dari kejaran polisi," ucapnya.
Ia menuturkan, dalam kasus penemuan jasad AM ini, pihaknya telah memeriksa 40 saksi, dan 30 di antaranya merupakan anggota kepolisian.
"Saya bertanggung jawab penuh akan kasus penemuan jasad Afif Maulana, sampai saat sekarang kita masih mendalami kasus ini."
"Saat ini ada satu yang memang diamankan karena di tangannya ada membawa sajam, sedangkan senjata lainnya berserakan dan belum diketahui siapa yang punya," ungkapnya.
Ia menuturkan, pihaknya akan terus melakukan pendalaman terkait kasus ini.
"Kami sedang berupaya mendapatkan yang bersangkutan untuk diperiksa, sejauh mana dan apa yang diketahuinya terhadap apa yang diucapkan di media sosial itu," pungkasnya.
Merasa Dihakimi
Kendati begitu, Polda Sumatra Barat mencari pihak yang memviralkan informasi dugaan penyiksaan anak 13 tahun di Kota Padang hingga tewas oleh polisi.
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono menyebut pihaknya merasa menjadi korban trial by the press atau pengadilan oleh pers.
Dugaan penyiksaan tersebut mengemuka usai Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mengungkapkan tubuh anak itu dipenuhi luka lebam, enam rusuknya patah, dan paru-paru robek. LBH Padang mengaku menemukan unsur penganiayaan dalam kematian anak bernama Afif Maulana itu.
Irjen Suharyono menyebut viralnya kasus dugaan penyiksaan terhadap Afif telah merusak citra institusi Polri. Menurutnya, tidak ada bukti Afif disiksa polisi hingga tewas.
Suharyono juga mengklaim tidak ada anak bernama Afif Maulana saat polisi menangkap 18 anak yang diduga hendak tawuran di Jembatan Kuranji, Padang, 9 Juni 2024 lalu.
"Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali. Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan (ditangkap), tidak ada yang namanya Afif Maulana," kata Suharyono, Minggu (23/6/2024).
Suharyono pun mengaku polisi akan mencari pihak yang memviralkan kematian Afif Maulana untuk dimintai keterangan untuk menguji informasi mengenai dugaan penyiksaan oleh polisi.
Kronologi Dugaan Penyiksaan Polisi
Sementara dilansir dari Kompas.id, Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Indira Suryani menjelaskan, Afif Maulana dan rekan-rekannya dituduh akan tawuran.
Saat itulah, Afif dan rekan-rekannya mendapatkan tindakan penyiksaan oleh anggota Sabhara Polda Sumbar yang berpatroli pada Sabtu (8/6/2024) malam hingga Minggu dini hari.
Indira menuturkan, pihak LBH Padang telah mendapatkan keterangan dari tujuh saksi yang mengalami penyiksaan.
Para saksi itu adalah lima anak seusia Afif Maulana dan pemuda berusia 18 tahun yang terakhir kali bertemu korban di lokasi penemuan mayat.
"Keterangan saksi, Afif sempat dikerumuni polisi, sempat melihat juga pemukulan terhadap Afif," ujar Indira, Jumat (21/6/2024).
"Setelah itu, saksi tidak tahu lagi karena mereka juga dipukuli dan diangkut ke polsek setempat dan mendapat penyiksaan," tambahnya.
Sebelum kejadian, terang Indira, Afif sedang berboncengan di sekitar jembatan pada Minggu pukul 04.00 WIB bersama rekannya, A yang juga diduga korban penyiksaan polisi.
Saat itu, Afif Maulana dan A dihampiri beberapa orang diduga anggota Sabhara Polda Sumbar.
Para anggota polisi itu datang menggunakan motor dinas berjenis KLX.
Ketika menghampiri Afif dan A, kata Indira, oknum polisi itu menendang sepeda motor korban.
Akibatnya, Afif dan A pun jatuh terpelanting ke kiri jalan. Korban A lalu ditangkap dan dibawa ke Polsek Kuranji.
"Korban A melihat korban (Afif) sempat berdiri dan dikelilingi oleh anggota Polda Sumbar yang memegang rotan," ujar Indira.
"Setelah itu, korban A tidak pernah lagi melihat korban," lanjutnya.
Indira berharap, kasus ini bisa dibuka secara transparan dan korban bisa mendapatkan keadilan jika terbukti meninggal karena disiksa polisi.
"Kasus ini harus diungkap hingga tuntas dan transparan. Polisi pelanggar HAM harus dipecat, harus diberikan hukuman, bukan dilindungi dan dipertahankan jadi anggota polisi," ucap Indira.
30 polisi diperiksa
Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (22/6/2024), Wakapolresta Padang, AKBP Ruly Indra Wijayanto mengungkapkan, pihaknya telah memeriksa 30 anggota polisi terkait meninggalnya AM.
Ruly menyampaikan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian AM dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Pihaknya memastikan, apabila ada tindakan anggota polisi yang melanggar aturan, maka akan ditindak lanjut oleh Propam Polda Sumbar.
Belum ada tersangka
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Padang, Komisaris Dedy Adriansyah Putra menjelaskan, belum ada tersangka dalam kasus ini.
Dedy mengakui, AM mengalami sejumlah luka leban di sejukur tubuhnya.
Meskipun demikian, penyebab kematian harus dipastikan melalui otopsi.
Pihaknya belum dapat menyimpulkan siapa pelaku atau hal apa yang menyebabkan AM luka-luka hingga meninggal.
“Kami cuma tunggu hasil autopsi dan pemeriksaan para saksi. Setelah semua saksi diperiksa, akan kami ungkap ke publik,” terang Dedy.
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Kapolda Sumbar Dilaporkan ke Propam Mabes Polri Imbas Tutup Kasus Dugaan Penyiksaan Bocah Afif Tewas |
![]() |
---|
Kapolri Turun Tangan Kasus Dugaan Penyiksaan Dialami Bocah Afif Maulana di Sumbar, Tak Ada Ditutupi |
![]() |
---|
Tangis Ibu Afif Siswa SMP di Padang Tewas di Sungai, Tak Percaya Anak Lompat dari Jembatan |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Soroti Kasus Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Disiksa Oknum Polisi, Desak Propam Usut |
![]() |
---|
Beda Keterangan Teman Afif Maulana & Polisi, Kasus Siswa SMP di Padang Tewas Diduga Dianiaya Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.