Penerimaan Siswa Baru
Baru 3 Siswa Daftar di SD N 20 Palembang, Masa PPDB di Sumsel Berakhir, Sejumlah SD Kalah Bersaing
Seperti di SD Negeri 20 Palembang yang ada Jalan Kancil Putih, saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 secara online tidak mendapatkan siswa.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Sejumlah SD di Palembang dan juga SD di PALI minim pendaftar pasca selesainya masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 secara online. Minimnya siswa yang mendaftar diduga antara lain karena kalah bersaing dengan sekolah lainnya.
Sementara faktor lainnya karena minimnya jumlah penduduk di sekitar sekolah.
Seperti di SD Negeri 20 Palembang yang ada Jalan Kancil Putih, saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 secara online tidak mendapatkan siswa.
Padahal PPDB sudah ditutup. Bahkan Dinas Pendidikan Palembang telah mengumumkan siswa-siswi yang lolos ke sekolah yang dituju. Untuk itu pihak sekolah berinisiatif membuka pendaftaran secara offline.
"Saat PPDB secara online tidak ada siswa yang daftar ke sekolah kita. Jadi kita buka pendaftaran offline," kata Kepala Sekolah SD Negeri 20 Palembang, Meri saat diwawancarai di SD Negeri 20 Palembang, Kamis (20/6/2024).
Menurutnya, kini sudah ada tiga orang yang daftar secara online.
Tiga orang ini warga sekitar sekolah yang memang belum mendaftar sekolah dan akhirnya mendaftar di sini.
"Kita nggak dapat siswa memang dikarenakan di sini ada beberapa sekolah, jadi banyak memilih di sekolah lainnya seperti SD Negeri 19, SD Negeri 4 dan lain-lain," katanya.
Menurutnya, ia berharap dari dinas terkait agar pembagian rombel (rombongan belajar) dibagi rata, jangan satu sekolah buka tiga, empat rombel akibatnya sekolah lain tidak kebagian siswa.
"Tahun lalu kita hanya dapat 7 siswa. Tetap kita terima dan ajarkan. Untuk siswa di sini total ada 87 siswa dan yang baru lulus 15 siswa artinya tinggal 72 siswa dari," ungkapnya.
Menurut Meri, memang sekolah ini masih ada yang papan, tapi ini masih dalam proses pembangunan yang bakal dibangun permanen ada empat lokal. Sedangkan untuk bangku sekolah yang tadinya kayu sudah diganti baru.
"Untuk lingkungan di sekitar sekolah ini rata-rata menengah ke bawah. Banyak juga perumahan-perumahan di sini," ungkapnya.
SDN 3 Cuma Terima 6 Siswa Saat PPDB
Di SD Negeri 3 Palembang yang berada di jalan Sungai Itam Padang Selasa tahun ini hanya menerima enam calon siswa baru yang mendaftar saat penerimaan Pengumuman Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Hingga batas akhir pendaftaran yang telah ditentukan hanya enam calon siswa itu saja yang mendaftarkan di sekolah tersebut.
Kepala SD Negeri 3, Tamzani mengatakan sekolah itu memang sejak lama kurang diminati masyarakat.
Siswa di kelas itu hanya berisi belasan siswa hampir setiap kelasnya, seperti halnya kelas enam yang baru lulus hanya terisi 19 siswa saja.
Sekolah itu juga hanya memiliki enam rombongan belajar dengan satu rombel setiap jenjang kelasnya.
Atau nyaris enam tahu belakangan ini memang sepi, setiap tahun hanya bisa menerima belasan siswa baru saja.
Baru tahun kemarin, atau tahun 2023 saat dia menjabat kepala sekolah yang baru, sekolah itu barulah mendapatkan siswa cukup banyak yakni 26 siswa.
"Tahun ini cuma dapat ujungnya saja dari yang tahun lalu atau enam siswa," ujar Tamzani, Kamis (20/6/2024).
Tamzani menyebut upaya sosialisasi telah dilakukan untuk menarik siswa agar mau bersekolah di sana dengan memperbaiki fasilitas sekolah yakni menambal lapangan sekolah yang rusak, membuat jalan setapak menuju yang bagus, melengkapi fasilitas dengan alat belajar mengajar lengkap.
Namun upaya itu tidak cukup efektif menarik minat siswa atau orangtua siswa menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Tamzani mengakui, sekolah itu memang berada di wilayah yang cukup dalam atau tidak bisa dijangkau langsung dengan mobil.
Kalah pamor dengan sekolah di sekitarnya yang lebih baik dari segi fisik bangunan karena di kawasan juga banyak sekolah lainnya seperti SDN 2, 10 dan SDN 38 yang mengapit SDN 3 tersebut.
Selain itu juga karena SDN 3 berada di tengah pemukiman mayoritas warga keturunan Tionghoa juga membuat SDN ini kurang diminati.
Dari segi fisik bangunan sekolah tidak ada yang salah karena sekolah memiliki bangunan kokoh, dengan dua gedung sekolah. Satu gedung lantai 1 dan satu gedung berlantai 2 dan pagar yang kokoh dengan tampilan baru di cat sehingga terlihat bagus.
Hanya saja gedung sekolah berlantai dua terlihat catnya mulai mengelupas. Tamzani mengatakan memang tidak mengecat sekolah dengan anggaran yang sudah dikucurkan pemerintah karena tidak akan cukup jika digunakan mengecat sekolah dan akan membuat biaya sekolah lainnya terbengkalai.
Peralatan sekolah juga lengkap dan bagus seperti meja dan kursi belajar sudah menggunakan menggunakan meja dan kursi fiber dengan daya tampung 28 siswa per kelas.
Di setiap kelas juga disiapkan tiga lemari yakni lemari untuk guru, lemari untuk murid dan lemari perpustakaan.
Karena di sekolah itu juga banyak siswa non muslim khususnya Budha maka disiapkan juga ruang khusus pembelajaran agama Budha yang dilengkapi dengan alat peraga keagamaan berupa patung Budha dan juga guru agama Budha.
Namun dia mengakui sekolah tersebut memang berada di atas rawa yang berisi air limbah bekas pembuangan pabrik tahu sehingga kerap menimbulkan aroma tak sedap.
Dia menduga bisa saja orang tua murid enggan menyekolahkan anak mereka karena ngeri jika anak bermain jatuh ke rawa. Padahal sekolah telah berusaha mengawasi siswa saat proses belajar mengajar agar aman.
"Ini juga jadi evaluasi dan PR kami bagaimana caranya agar sekolah ini kembali diminati siswa dan orang tua siswa," ujarnya.
Tamzani menyebut kini ada empat siswa migrasi atau siswa yang sebelumnya mendaftar dari sekolah lain yang kuota kelebihan untuk dialihkan ke sekolah tempatnya memimpin.
Namun hingga kini empat siswa itu belum tahu apakah mau pindah atau tidak, tinggal menunggu saja jika mereka mau ya dipersilahkan tapi jika tidak mau juga tidak bisa dipaksakan.
Sedangkan ke enam siswa yang mendaftarkan diri itu diterima karena cukup syarat administrasi juga cukup umurnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Palembang, Anaori mengatakan akan meninjau sekolah yang disebut minim pendaftaran PPDB.
"Akan kita cek dulu nanti ke sekolah-sekolahnya," ujar Ansori.
Baca juga: Kalah Dari Sekolah Sekitar, SD Neger 3 Palembang Hanya Mendapat 6 Siswa Baru Saat PPDB 2024
Baca juga: Heboh Orangtua Curhat Kena Pungli PPDB Lubuklinggau 2024, Ombudsman Minta Korban Segera Melapor
SDN 18 Talang Ubi Hanya Mendapatkan 6 Siswa Baru
Hal senada terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 18 Talang Ubi di SD Negeri 18 Talang Ubi yang terletak di Dusun I Desa Sukamaju Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI. SD ini hanya mendapatkan 6 murid baru pada hasil Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024-2025.
Salah satu guru kelas SDN 18 Talang Ubi Ahmad Fauzi mengatakan jumlah siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada PPDB tahun ajaran 2023-2024 lalu, yang hanya mendapatkan 5 orang siswa.
"Tahun ajaran baru 2024-2025 ini SDN 18 Talang Ubi ada 6 orang siswa yang mendaftar. Pada tahun 2023 lalu kita hanya mendapatkan 5 orang siswa, ada peningkatan 1 orang siswa dibandingkan tahun lalu," kata Ahmad Fauzi, Kamis (20/6/2024).
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk total jumlah siswa SDN Negeri 18 Talang Ubi pada tahun ajaran 2023-2024 hanya memiliki 39 siswa.
Jumlah itu terdiri dari kelas satu sebanyak 5 siswa, kelas dua 6 siswa, kelas tiga 4 siswa, kelas empat 7 siswa, kelas lima 9 siswa, serta kelas enam 8 siswa.
"Ada 8 siswa kelas 6 yang lulus ujian kemarin.Jadi kalau ditambah 6 orang siswa baru, untuk tahun ajaran baru 2024-2025 jumlah siswa SDN 18 Talang Ubi dari kelas 1 sampai 6 hanya ada 37 siswa,"tuturnya.
Sedangkan untuk jumlah tenaga pendidik di SD Negeri 18 Talang Ubi berjumlah 8 orang terdiri dari 7 orang guru dan 1 Kepala Sekolah.
"Untuk jumlah guru cukup, tidak kekurangan guru, hanya jumlah siswa nya saja yang minim," ucapnya.
Ahmad Fauzi mengatakan, minimnya jumlah murid di SDN 18 Talang Ubi yang berdiri sejak tahun 1982 lalu, bukan disebabkan kualitas atau faktor lain. Melainkan, jumlah penduduk di Dusun 1 Desa Sukamaju atau kawasan terdekat sekolah itu sangat sedikit, hanya terdapat 80 Kepala Keluarga (KK).
"Dulu hanya ada dua SDN di Desa Sukamaju yakni SDN 18 yang dulu nya SDN 1 Sukamaju berada di Dusun 1 dan SDN 23 yang dulunya SDN 2 berada di Dusun 2. Karena jarak dusun yang berjauhan maka pemerintah membangun 1 SD lagi yakni SDN 45 Talang Ubi yang berada di dusun 4, jadi total nya ada 3 SD di Desa Sukamaju. Sementara jumlah penduduk di dusun 1 sedikit dibandingkan dusun lainnya, oleh karena itu jumlah murid kita juga minim," ungkapnya.
Meski prihatin dengan kondisi tersebut, Ahmad Fauzi mengatakan kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan seperti biasanya.
Ia juga berharap, meski jumlah siswa nya sedikit, SDN 18 Talang Ubi tetap menjadi prioritas pemerintah dari segi bantuan pembangunan maupun operasional lainnya.
SD Negeri 18 Talang Ubi yang berdiri sejak tahun 1982 tersebut hanya memiliki 4 lokal ruangan, terdiri dari 3 ruangan kelas dan 1 kantor.
Dengan kondisi minim nya jumlah murid, sehingga setiap ruangan di gabung menjadi dua kelas dengan cara dilakukan penyekatan mengunakan dinding triplek.
Selain jumlah siswa yang minim, kondisi plafon di 3 ruangan kelas dan kantor SD Negeri 18 Talang Ubi ini juga cukup memprihatinkan.
Dimana setiap ruangan kelas tersebut terdapat banyak plafon yang sudah rusak dan bolong-bolong, nyaris runtuh karena disebabkan terdapat atap gedung sekolah yang bocor.
Menurut Ahmad Fauzi kondisi rusak nya plafon disetiap ruang kelas tersebut sudah berlangsung lama, dan sudah beberapa kali dilaporkan, namun belum kunjung adanya perbaikan.
Dengan kondisi plafon yang rusak tersebut di khawatirkan dapat membahayakan para siswa jika tidak segera diperbaiki.
"Terakhir direhab bangunan sekolah ini tahun 2010 lalu. Cukup khawatir juga dengan kondisi plafon tersebut, karena takut menimpa siswa yang sedang belajar. Harapan kami segera cepat diperbaiki, biar anak-anak nyaman belajarnya," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI Aldiansyah saat dihubungi menjelaskan,mengenai jumlah siswa yang sedikit ini disebabkan karena SD ini berada pada tempat yang agak terpencil dengan jumlah penduduknya sedikit.
"Jadi jumlah siswa sedikit ini bukan karena adanya sistem zonasi, menurut kami sistem zonasi itu malah membantu siswa untuk menjangkau sekolah lebih dekat jarak dengan tempat tinggalnya,''jelasnya.
Namun kata Aldi, walaupun sedikitnya jumlah siswa tersebut Pemerintah tetap memberikan perhatian khusus kepada tenaga pengajar dan peserta didik serta sarana dan prasarana sekolah.
"Kalau untuk perbaikan gedung sekolah ataupun plafon rusak nanti, anggaran nya Insyaallah kita masukan dalam anggaran ABT tahun 2024 ini, agar segera diperbaiki," ujar dia.
Harus Meningkatkan Kualitas
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 tingkat SD masih menyisahkan permasalahan, sebab ada sekolah yang tidak dapat siswa seperti di SD Negeri 20 Palembang.
Menurut Pengamat Pendidikan Sumsel Drs. H. Lukman Haris M.Si, bahwa masyarakat ini kan memilih sekolah untuk anaknya yang terbaik.
"Masyarakat kita ini banyak faktor untuk memilih sekolah untuk anaknya misal dilihat dari sarana prasarana, lalu prestasi di sekolah tersebut, kemudian SDM nya dan lain-lain," kata Lukman, Kamis (20/6/2024).
Menurutnya, paling tidak tiga faktor itu jadi pertimbangan orang tua. Maka artinya sekolah harus meningkatkan kualitas sekolahnya baik prasarana, sdm, prestasi dan lain-lain.
"Apalagi bagi yang mampu mereka lebih memilih menyekolahkan anaknya ke swasta, karena sarana prasarana lengkap dan SDM lebih mempuni," katanya.
Menurutnya, terkait sekolah yang belum mendapatkan siswa, ada aturannya kalau sekolah-sekolah yang berlebihan supaya mengeluarkan untuk sekolah yang masih sedikit siswanya.
Sebab ada yang penduduknya banyak tapi sekolah dikit, dan penduduk sedikit tapi sekolah banyak. Maka salah satu jalannya supaya mengeluarkan atau memberikan untuk sekolah yang masih sedikit siswanya.
Misal di sekolah SD Negeri 19 Palembang banyak siswa artinya harus memberikan ke SD Negeri 20 Palembang, karena tidak ada sistem tes. (nda)
Sayembara Berhadiah Rp 1 Juta, Buktikan Jual Beli Bangku
Kepala Dinas Pendidikan Palembang Ansori menantang siapa saja yang bisa membuktikan suap atau praktek "jual beli" bangku sekolah saat PPDB tahun ini akan diberi hadiah.
Hadiah yang dijanjikan yakni uang tunai Rp 1 juta dengan catatan temuan jual beli bangku sekolah bisa dibuktikan dengan bukti otentik.
"Saya beri Rp 1 juta kalau ada yang bisa mencari atau membuktikan keluhan jual beli bangku sekolah itu," ujarnya, Kamis (20/6/2024).
Ansori mengatakan sayembara itu dibuat agar masyarakat yang merasa dirugikan atau tahu ada praktek jual beli bangku sekolah bisa langsung menunjuk "tersangka" penyuap dan yang diberi suap agar pelakunya bisa diberikan dijadikan contoh pelaku kejahatan dalam dunia pendidikan dengan praktek yang salah.
Karena sesuai aturan tidak boleh ada pungli karena masuk sekolah negeri gratis.
Ansori mengatakan jika ada bukti otentik maka pelaku suap dan yang diberi suap akan sama-sama disanki bahkan dibawa ke ranah hukum.
"Buktikan pelakunya akan kita pajang dan jadikan contoh biar jadi efek jera," ujar Ansori.
Dia menyebut sayembara ini akan efektif mengungkap pelaku suap dan pungli karena jika ada yang sudah tertangkap maka akan menunjuk juga pelaku lainnya karena pastinya tidak mau hanya diberikan sanksi sendiri.
Pasti akan menyeret pelaku suap dan penerima suap lainnya sehingga mudah membongkar praktek jual beli bangku sekolah tersebut.
"Saya tunggu siapa yang bisa membuktikannya," ujar Ansori.
Sayembara ini dibuatnya karena ada postingan yang viral di akun media sosial yang menyebut untuk masuk ke salah satu sekolah negeri harus membayar uang Rp 4 juta.
Bahkan saat sesi wawancara dengan guru, secara terang-terangan diminta apakah siap menyiapkan uang Rp 10 juta saat mendaftar di salah satu SMPN di Palembang.
Viral cuitan itu diposting oleh akun media sosial @palembangterkini.official yang ramai dikomentari ratusan netizen.
Postingan itu sontak menuai pro dan kontra dari netizen karena banyak yang menyangkan mengapa harus menyogok mahal jika memang mampu sekolah sekolah swasta saja.
Banyak juga yang menyangkan praktek jual beli bangku sekolah memang bukan isu dan isapan jempol belaka karena memang ada dan nyata hanya saja berjalan rapi tanpa meninggalkan bukti hitam di atas putih yang sulit dibuktikan.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com
penerimaan siswa baru
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Sekolah Dasar (SD)
Palembang
Headline Tribunsumsel
128 Siswa Baru SDN 36 Talang Ubi PALI Dapat Seragam dan Alat Tulis Gratis Dari Pemerintah Desa |
![]() |
---|
Kadisdikbud OKU Timur Lakukan Sidak Kegiatan MPLS, Tegaskan Jangan Ada Bullying di Sekolah |
![]() |
---|
Kadisdikbud Tegaskan Jangan Ada Bullying dan Kekerasan Fisik Saat MPLS di OKU Timur |
![]() |
---|
Berada di Pusat Kota, Tapi SD Negeri 11 Kayu Agung OKI Hanya Mendapatkan 4 Siswa Baru |
![]() |
---|
Kisruh PPDB 2024 Tak Pengaruhi Kegiatan Belajar Mengajar, Plh Sekda Sumsel Sebut Sesuai Permendikbud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.