Penerimaan Siswa Baru

Sistem PPDB di Sumsel Ramai Dikeluhkan Wali Murid, Pengamat: Artinya Layanan Pendidikan Belum Merata

Wali murid banyak yang mengeluhkan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di yang ditangani Pemkot Palembang maupun Pemprov Sumsel.

Tribun Sumsel
Pengamat Pendidikan Prof Drs H M Sirozi MA PhD angkat bicara terkait PPDD di Palembang dan Sumsel yang masih banyak dikeluhkan wali murid. 

Maka dengan kondisi seperti itu, anak-anak dari keluarga miskin tentu tidak bisa mendapatkan pendidikan di sekolah yang bagus. Kalau sekolah kurang bagus, maka akses pekerjaannya nanti juga kurang bagus.

"Ada salah satu terobosan yang di lakukan di Sumsel yaitu Sekolah Sumsel. Itu layak di contoh, untuk memutuskan lingkaran setan ini. Sekolah tersebut khusus anak cerdas tapi kurang mampu," katanya.

Menurutnya, kalau sekolah-sekolah seperti ini diperbanyak jumlahnya maka anak-anak dari kurang mampu, tapi mempunyai potensi akademik akan mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang bagus.

"Memang kita tahu itu butuh biaya besar, artinya kalau hanya mengharapkan dana dari pemerintah ya sulit. Namun tidak bisa juga dibiarkan seperti itu, kalau dibiarkan akhirnya anak-anak dari keluarga menengah keatas lah yang menumpuk di sekolah unggulan tersebut," katanya.

Memang secara teori ada kuota untuk kurang mampu, namun pertanyaan apakah benar diterapkan? Inilah akhirnya muncul kesan seolah-olah sulit menyekolahkan anak ditempa yang baik.

"Jadi permasalahannya memang layanan pendidikan belum merata, jumlah sekolahnya mamang banyak. Tapi sekolah yang masuk kategori bagus masih sangat terbatas. Kemudian biaya pendidikan masih sangat tinggi," bebernya.

Lalu sudah jadi rahasia publik, kalau ada kedekatan seperti anak pejabat bisa masuk. Ini jadi ketidak adilan dalam dunia pendidikan.

Namun dilain sisi juga tidak bisa menilai seperti itu, bisa jadi anak-anak pejabat atau anak-anak menengah ke atas secara akademiknya memang bagus. 

"Maka mengatasi masalah ini tidak bisa sepotong-sepotong, harus secara menyeluruh. Pertama lakukan pemerataan pendidikan, bukan hanya secara kuantitatif tapi kualitas," katanya.

Bisa dibandingkan kualitas sekolah di kota dengan daerah. Banyak anak-anak yang dari daerah memilih sekolah di kota, karena merasa di kota kualitasnya lebih baik. Khususnya untuk SMA. 

Jadi orangtua yang punya kemampuan menyekolahkan anaknya ke kota maka akan di sekolahkan ke kota, sehingga persaingan akses pendidikan di kota bukan hanya antar anak-anak di Palembang tapi di Sumsel. Itu tidak akan terjadi kalau di kabupaten/kota pendidikannya bagus. 
 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved