Seputar Islam

1 Juni Hari Lahir Pancasila, Berikut Makna Lima Sila Pancasila Ditinjau dari Nilai-nilai Keislaman

makna sila 1-5 dalam Pancasila ditinjau dari sudut pandang keislaman, dikutip dari Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-Nilai Islam dalam Alquran

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
1 Juni Hari Lahir Pancasila, Berikut Makna 5 Sila dalam nilai-nilai keislaman. 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Tanggal 1 Juni 2024 diperingati sebagai hari lahir Pancasila.

Pancasila memang bukan syariat, tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya senapas dengan syariat Islam yang terdapat di dalam Alquran.

Berikut makna sila satu sampai lima dalam Pancasila ditinjau dari sudut pandang keislaman, dikutip dari Tafsir Pancasila: Sebuah Telaah Nilai-Nilai Islam dalam Alquran.

 

Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Memiliki nilai-nilai ketauhidan dan hablumminallah dalam Islam.

Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang Maha Esa” merupakan sendi tauhid di dalam Islam.

Hakikat tauhid di dalam Alquran sangat jelas terdapat dalam surat Al-Ikhlash ayat 1-4,
yang berbunyi:

“Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya segala sesuatu
bergantung. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia.

Surat ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAWaitu mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya. Keesaan Allah meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya, Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya. Maha Esa pada zat-Nya berarti zatNya tidak tersusun dari beberapa zat atau bagian.

Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai
dengan firman-Nya.

Sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Memiliki nila-nilai  hablumminannas

Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mencerminkan hubungan antara manusia dengan sesamanya (Hablum Min An-Nâs). Apabila dalam hablum minallah kedudukan manusia sebagai hamba, maka dalam hablum min an-nâs hubungan manusia dengan sesama manusia, dan berada
dalam posisi khalifah fil-ardhi.


Dalam isi sila ini berkaitan dengan syari’ah, yaitu termasuk ke dalam ibadah sosial, yang mencakup bidang kemasyarakatan , yang dalam Islam didasarkan pada sikap saling menghormati.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved