Berita Viral

Curhat Pilu Ibu Devi Karmawan Sebelum Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren, Minta Kerokan

Darmiyati (55) ibunda Devi Karmawan curhat pilu setelah anaknya menghilang hingga ditemukan tewas dalam toren air. sempat mengeluh tak enak badan

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
Dok.Kompas.com
Darmiyati (55) ibunda Devi Karmawan curhat pilu setelah anaknya menghilang hingga ditemukan tewas dalam toren air. sempat mengeluh tak enak badan 

TRIBUNSUMSEL.COM - Kematian tak wajar dialami Devi Karmawan (27) yang ditemukan tewas membusuk di dalam toren di Pondok Aren, Tangerang Selatan menyisakan duka mendalam bagi sang ibunda.

Adapun mayat Devi Karmawan pertama kali ditemukan tetangganya Sutrisno (46) pemilik toren air yang mencium bau tak sedap di rumahnya pada Minggu (26/5/2024).

Darmiyati (55) sebagai ibunda Devi Karmawan curhat pilu setelah anaknya menghilang hingga ditemukan tewas dalam toren air.

Baca juga: Kesaksian Tetangga Sebelum Sutrisno Temukan Mayat Devi Dalam Toren Air di Pondok Aren, Ada Teriakan

Darmiyati mengatakan bahwa putranya terakhir kali bertemu dengan dirinya pada Sabtu (25/5/2024) malam.

Saat itu, Devi sempat berbincang bersama Darmiyati di dalam rumah yang jaraknya sekira 100 meter dari lokasi penemuan jasad korban dalam toren air.

Devi pun sempat mengeluh tak enak badan dan meminta kerokan kepada ibunya.

“Dia juga sempat minta kerok karena tidak enak badan, kelaparan. ‘Perih banget perut, kerokin, Mak'," kata Darmiyati menirukan kata-kata anaknya saat ditemui di rumah duka, Selasa (28/5/2024), dilansir dari Wartakotalive.com.

Namun, permintaan Devi tersebut tidak dituruti sang ibu.

Alasannya, saat itu Darmiyati merasa lelah karena baru pulang kerja.

"Saya bilang, ‘besok saja, mamah capek, baru pulang kerja’,” ucapnya.

Baca juga: Sosok Devi Karmawan, Mayat Ditemukan Dalam Toren Air di Pondok Aren, Terungkap dari Tato di Badan

Setelah itu, Devi pun pamit kepada ibunya untuk membeli kopi pada malam itu.

"Terus, dia pamit, mau beli kopi,” kata Darmiyati.

Sejak saat itu, Devi tak pernah pulang lagi ke rumah.

Sang Ibu pun sempat khawatir, karena putranya tak kunjung pulang ke rumah setelah pamit untuk membeli kopi.

Mulanya, Darmiyati tidak curiga Devi tidak pulang ke rumah pada Sabtu malam setelah berpamitan membeli kopi.

“Saya tanya, ‘ke mana ini si Devi?’. Setahu ibu, dia kalau mandi ke curug, berenang, sama teman-temannya. Kirain pergi ke sana, tapi kok enggak pulang-pulang,” ucapnya.

Kekhawatirannya tersebut pun terjawab setelah mendengar kabar penemuan mayati dalam toren di rumah warga pada Senin (27/5/2024).

“Sampai Senin, dapat kabar, ada mayat dalam toren, bertato. Coba deh lihat. Terus aku hubungi kakak-kakaknya dan pada ke rumah,” ujar Darmiyati.

Kakak Devi Karmawan menangis usai mengetahui mayat dalam toren air di Pondok Aren
Kakak Devi Karmawan menangis usai mengetahui mayat dalam toren air di Pondok Aren, Tangerang Selatan sang adik, Senin (27/5/2024).

Kemudian seorang kakak Devi mendatangi lokasi penemuan mayat dalam toren.

kakak Devi pun semakin yakin bila jasad dalam toren air tersebut adiknya.

Hal tersebut terjadi setelah kakak Devi melihat foto mayat dalam toren tersebut yang tersebar melalui pesan berantai di grup warga yang memperlihatkan ciri-ciri sang adik.

"Itu ada tandanya (tato)," ucap sang kakak.

Wanita itu pun tamapak merengek kepada petugas, karena ingin melihat wajah sang adik di tempat kejadian perkara.

Karena lokasi yang sempit, polisi meminta agar keluarga menunggu di dekat ambulance.

Kakak Devi pun diminta untuk menunggu di ambulance, untuk memastikan apakah mayat tersebut adiknya.

Mayat pria itupun dimasukkan ke dalam ambulance.

"Coba liat dibagian kanan tangannya, kita cek yuk," ucap petugas.

Baca juga: Jampidsus Kejagung Febrie Adriansyah Dilaporkan ke KPK di Tengah Isu Dibuntuti Oknum Densus 88

Wanita behijab putih itu naik ke dalam mobil untuk melihat mayat tersebut untuk memastikan identitas sang adik.

Hingga akhirnya ia membuka kancing kantong jenazah secara perlahan.

Tangis wanita itu pecah, seolah mengisyaratkan bahwa mayat laki-laki itu benar adiknya.

Karena tak kuasa menahan tangis, wanita itu pun terjatuh dan pingsan hingga dibopong warga sekitar.

Awal Mula Ditemukan

Penemuan mayat ini bermula pada Minggu (26/5/2024) saat istri Sutrisno mengeluhkan soal airnya yang terasa bau dan tampak keruh.

Istri Sutrisno meminta suaminya untuk menguras toren. Tetapi, dia menolak karena baru beberapa waktu lalu menguras toren.

Di lain hari, yakni Senin (27/5/2024), aroma air di rumah Sutrino mulai sangat tidak sedap dan terasa licin.

Oleh karena itu, Sutrino dan mertuanya, Abu Suud (60), mengecek toren yang ada di belakang rumah dengan melewati kediaman tetangga.

Mengingat usia Abu yang telah senja, Sutrisno lebih dulu mengecek toren dengan memutar penutup penampungan air itu sebanyak dua sampai tiga kali putaran.

“Sebelum buka, ditutup toren itu ada lalat hijau, cuma ada tiga atau berapa (lalat). Saya buka, dua sampai tiga putaran.

Pas dibuka, 'wah, ini mah bukan bangkai yang saya curigai (cicak)',” ujar Sutrisno.

Sebab, sepenglihatan Sutrino, bangkai yang ia kira binatang cicak ini berukuran sebesar bantal tidur.

“Langsung ngomong ke bapak.

'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'. Terus, bapak saya ke atas. Dibuka tuh sama bapak saya, 'wah, ini bangkai orang',” tutur dia.

“Kaget saya langsung. 'Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut', 'yang benar, Pak?', 'iya ini bangkai orang'.

Terus saya teriak, saya suruh turun,” imbuh Sutrisno melanjutkan.

Baca juga: Cerita Sutrisno Warga Pondok Aren Gosok Gigi hingga Wudu Pakai Air Toren, Kaget Ternyata Ada Mayat

Penemuan mayat ini langsung Sutrino laporkan kepada pemangku wilayah setempat dan diteruskan kepada Polsek Pondok Aren.

Pakai Air untuk Mandi dan Gosok Gigi

Pemilik rumah bernama Sutrisno (46) mengungkapkan, dia dan keluarga sempat memakai air yang berasal dari toren rumahnya untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia tak mengetahui saat itu ada mayat pria di dalam toren air rumahnya.

“Sempat pakai mandi, gosok gigi, wudhu juga,” ujar Sutrisno saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP), Selasa (28/5/2024).

Setelah mengetahui di dalam toren terdapat jasad pria, Sutrino mengaku tidak bisa tidur semalaman. “Sampai enggak bisa tidur saya,” kata Sutrisno.

Penemuan mayat ini bermula pada Minggu (26/5/2024) saat istri Sutrisno mengeluhkan soal airnya yang bau dan keruh. Istri Sutrisno meminta suaminya untuk menguras toren.

Namun, Sutrisno menolak karena toren itu baru dikuras beberapa waktu lalu. Keesokan harinya, Senin (27/5/2024), aroma air di rumah Sutrino semakin berbau dan terasa licin.

Oleh karena itu, Sutrisno dan mertuanya, Abu Suud (60), mengecek toren yang ada di belakang rumah dengan melewati kediaman tetangga.

Mengingat usia Abu yang telah senja, Sutrisno lebih dulu mengecek toren dengan memutar penutup penampun air itu sebanyak dua sampai tiga kali putaran.

“Sebelum buka, ditutup toren itu ada lalat hijau, cuma ada tiga atau berapa (lalat). Saya buka, dua sampai tiga putaran.

Pas dibuka, 'wah, ini mah bukan bangkai yang saya curigai (cicak)',” ujar Sutrisno.

Sebab, sepenglihatan Sutrino, bangkai yang ia kira binatang cicak ini berukuran sebesar bantal tidur.

“Langsung ngomong ke bapak. 'Pak, itu bukan bangkai cicak seperti yang saya curigai, sebesar bantal'.

Terus, bapak saya ke atas. Dibuka tuh sama bapak saya, 'wah, ini bangkai orang',” tutur dia.

“Kaget saya langsung. 'Ini di sini (punggung) ada tato, terus ada kelihatan kuping sama rambut', 'yang benar pak?', 'iya ini bangkai orang'. Terus saya teriak, saya suruh turun,” imbuh Sutrisno.

Penemuan mayat ini langsung dilaporkan kepada pemangku wilayah setempat dan diteruskan kepada Polsek Pondok Aren.

Hasil Autopsi

Devi Karmawan (27) ternyata masih hidup saat terendam air di dalam toren rumah warga di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

“Saat terendam atau tenggelam di air, kondisi masih hidup,” ucap Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (28/5/2024).

Hariyanto memastikan, tidak ditemukan luka pada tubuh mayat pria tersebut berdasarkan autopsi.

Meski begitu, jasad Devi disebut mengalami pembusukan lanjut.

“Tidak ada luka di tubuh, baik karena luka benda tumpul maupun benda tajam,” kata Hariyanto.

Hasil autopsi ini sekaligus menjawab pertanyaan ibunda Devi, Darmiyati (55), yang merasa janggal dengan kematian anaknya.

Sebab, berdasarkan informasi yang diterima Darmiyati dari satu anaknya melalui telepon, terdapat luka bergaris pada leher Devi, seperti bekas cekikan.

Oleh karenanya, sejak Selasa pagi hingga sore, kakak Devi mendampingi proses autopsi jenazah adiknya di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

“Cuma ada kejanggalan gitu, di hati saya, ini anak kayak dikeroyok gitu. Makanya, si kakaknya, sampai saat ini belum pulang, minta diautopsi, kayak ada dicekik. Makanya dari pagi enggak pulang-pulang,” ungkap Darmiyati di rumah duka, Selasa.

“Iya (ada bekas cekikan). Kan tadi (kakaknya Devi) telepon, 'Sudah, pulang saja', 'Enggak, aku penasaran'. Kenapa ini meninggalnya kesetrum atau pengeroyokan. Terus, sama pada mengelupas gitu, kayak kesiram air apa sih,” lanjut dia.

(*)

Baca berita lainnya di google news

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved