Pengelola PPDB SMA di Sumsel Mundur

ASN Disdik Sumsel Mundur dari Pengelola PPDB Tak Kuat Tekanan, Pengamat Pendidikan :Persoalan Serius

Pengamat pendidikan Sumsel Prof Drs H M Sirozi MA PhD turut menanggapi soal viral Anang Purnomo ASN Disdik mengundurkan

|
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Moch Krisna
Tribunsumsel.com
Prof Drs HM Sirozi PhD, Akademisi dan Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati


TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pengamat pendidikan Sumsel Prof Drs H M Sirozi MA PhD turut menanggapi soal viral Anang Purnomo ASN Disdik mengundurkan diri sebagai pengelola PPDB SMA lantaran tak kuat dengan banyaknya tekanan.

Menurutnya hal tersebut memiliki dua sisi yakni sisi negatif dan positif.

Untuk negatinya tentunya membuka tabir persoalan yang selama ini terjadi.

"Ini pasti bukan pertama, bisa jadi pejabat sebelumnya menahan. Mungkin kini persoalannya semakin serius dan ini tidak tahan lagi," ujarnya

Sedangkan sisi positifnya bisa membuka mata para pemimpin dan anggota dewan.

"Para pemimpin dan anggota dewan jangan melakukan pembiaran terkait hal tersebut karena merugikan sistem pendidikan kita," kata Sirozi, Selasa (28/5/2024).

Lebih jauh, Ia mengatkan kalau dibiarkan ada permainan di penerimaan peserta didik baru, maka akan terjadi ketidakadilan.

Pada akhirnya nanti anak-anak yang orang tuanya punya uang, koneksi dan lain-lain memiliki akses lebih baik. Sedangkan anak-anak yang orang tuanya kurang mampu tidak bisa mengaksesnya padahal bisa saja akademi baik.

"Ini persoalan serius menyangkut dunia pendidikan kita. Harapannya pihak berwenang melakukan evaluasi terhadap PPDB dan mengambil tindakan," ungkapnya

Ia pun berharap, mudah-mudahan dengan pengunduran diri Anang membuka mata semua pihak bahwa mungkin penerimaan siswa baru yang tadinya anteng-anteng saja, ada ketidak adilan kecurangan sampai pejabatnya mengundurkan diri.

Sementara itu terkait image masyarakat bahwa masih ada tindakan-tindakan diluar prosedur seperti masuk bayar menurut Sirozi, masyarakat harusnya tahu, bahwa lembaga pendidikan punya sistem, harusnya sesuai prosedur yang ada dan tidak ada persyaratan tambahan.

"Masyarakat itu tergangtung sistemnya, kalau dibuka ruang untuk cela seperti nyogok maka psikologi orang tua akan melakukan apapun untuk pendidikan anaknya," katanya.

Maka, yang harus dilakukan perlu pengendalian dan itu dilakukan pemerintah, dinas pendidikan dan lain-lain. Kalau tidak ada pengendali dan pengawasan akan terjadi praktik kecurangan.

"Masyarakat sebenarnya juga tidak mau, tapi masyarakat dipaksa dengan keadaan seperti itu. Kalau ada seperti itu laporkan ke pihak-pihak yang berwenang dalam proses penerimaan PPDB. Kalau pengendaliannya lemah, masyarakat mendiamkan akan hancur sistem pendidikan kita," katanya.

Pengakuan Anung Pornomo

Kepada Tribunsumsel.com, Anang  Purnomo yang menjabat Kasi Peserta Didik SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel ini tak menampik dirinya mundur sebagai pengelola PPDB SMA. 

Namun Anang tak menjelaskan rinci soal tekanan untuk melanggar aturan yang membuatnya memutuskan mundur dari tugas tersebut. 

Anang hanya menyebut banyak sekali tugas pokok dan fungsi seksi peserta didik SMA yang selama ini terabaikan karena  terlalu fokus ke PPDB. 

"Secara umum proses PPDB sudah selesai dan saya kawal sampai jalur terakhir. Berita dari Tribun Sumsel beberapa waktu lalu tentang Disdik mengingatkan jalur prestasi jangan memalsukan dokumen itu sangat luar biasa dan penting bagi kami," kata Anang, Selasa (28/5/2024).

Menurutnya, mungkin sekarang saatnya menyeimbangkan. Bahwa upaya pencegahan sudah dilakukan.

Selanjutnya setelah pengumuman tentu ada tahap evaluasi dan audit.

Semua berproses prosedural saja.

"Kami juga berkolaborasi dengan universitas MDP untuk mengembangkan aplikasi terkait pencegahan tiga dosa besar pendidikan yaitu bullying/perundungan, intoleransi/radikalisme dan kekerasan/pelecehan seksual," ungkapnya.

Menurutnya, tupoksi seksi peserta didik SMA yang selama ini kurang menjadi perhatiannya yaitu kegiatan ajang talenta dari pusat prestasi nasional Kemdikbudristek RI melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia, seperti Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Lomba Debat Bahasa Indonesia, Nasional School Debating Championship, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia.

Selain itu juga program roots dalam rangka pencegahan bullying dan program-program lainnya dalam rangka implementasi Permendikbud Nomor 46 Tahun 2023 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan di satuan pendidikan.

Saat ini juga sedang proses penyusunan draf keputusan gubernur tentang pedoman pelaksanaan komite sekolah berdasarkan atensi dari inspektorat jenderal Kemdikbudristek dan inspektorat provinsi Sumatera Selatan. 

"Saya juga bertanggung jawab untuk mengekspos prestasi-prestasi peserta didik se Sumsel dan melaporkan nya ke pimpinan," katanya.

Menurutnya, beberapa waktu yang lalu  juga sudah berkolaborasi dengan BNN Provinsi dan BNN kabupaten/kota untuk bersama-sama melakukan pencegahan penyalahgunaan peredaran gelap narkoba dan psikotropika khususnya di sekolah.

"Saya juga diminta untuk mengawal GSMP Goes To School Award, yang melibatkan lintas opd, seperti biro ekonomi, Bank Indonesia, Dinas Pertanian, Balitbangda, sekolah-sekolah pilot projects, dan lain-lain," katanya.

Pihaknya juga mengawal forum OSIS Sumsel yang beberapa Minggu lalu mengadakan foya festival OSIS berbudaya dengan kegiatan lomba-lomba dan penampilan seni budaya dengan melibatkan kabupaten kota di taman budaya dekranasda Palembang.

"Intinya banyak sekali tupoksi dari seksi peserta didik SMA yang harus dilakukan secara paralel, sehingga saya harus berbagi fokus," katanya.

Ia pun bersyukur, pimpinan memaklumi dan mudah-mudahan semua program dinas pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas peserta didik dapat terlaksana dengan baik

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved